8 Cara Menarik Kaum Milenial Agar Mau Jadi Petani - Pertanian merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Bahkan nenek moyang manusia pun sudah melakukan praktik bertani. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanian memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan bangsa.
Pertanian juga menjadi ujung tombak Indonesia dalam hal ekspor. Dilansir dari situs kemendag,go,id, kopi, minyak kelapa sawit, karet, dan kakao termasuk komoditas yang menyumbang besar bagi aktifitas ekspor Indonesia. Hal itu menunjukan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi untuk memajukan bangsa.
Namun, keadaan pertanian di Indonesia sekarang sangat memprihatinkan. Masih banyak masalah yang sedang dihadapi pertanian Indonesia, salah satunya adalah masalah tenaga kerja. Menurut hasil survei pertanian tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, mayoritas petani berusia tua dan petani di usia muda yang sangat sedikit. Hal itu tentunya menjadi fokus bagi kita semua. Minat kaum muda pada sektor pertanian semakin berkurang. Para petani di desa saya pun kini banyak yang menjual lahan pertaniannya. Itu terjadi karena para petani tidak memiliki penerus yang mau melanjutkan usaha pertaniannya.
Banyak kaum muda yang tidak tertarik ke sektor pertanian karena persepsi mereka. Sektor pertanian di mata mereka hanyalah kegiatan on farm, seperti menanam, membajak sawah, dan lebih tertarik ke sektor-sektor lain. Padahal, sektor pertanian bukan hanya berkaitan dengan kegiatan on farm. Secara luas, pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah produksi pertanian, melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial, dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik (Sri Heri Susilowati, 2016).
Menurut Sri Heri Susilowati (2016), ketidaktertarikan kaum muda pada sektor pertanian disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Rata-rata luas lahan sempit atau bahkan tak memiliki lahan;
Sektor pertanian sering dipandang sebagai pekerjaan yang kotor, berisiko, dan kurang memberikan prestise sosial;
Mismatch antara kualitas pendidikan dan kesempatan kerja yang tersedia di desa, yang dicerminkan oleh semakin banyaknya pemuda di desa yang bersekolah ke jenjang pendidikan lebih tinggi sehingga makin selektif terhadap pekerjaan;
Anggapan pertanian berisiko tinggi, kurang memberikan jaminan tingkat, stabilitas, dan kontinyuitas pendapatan;
Tingkat upah dan pendapatan di pertanian rendah;
Kesempatan kerja di desa kurang;
Penerusan usaha tani kepada anak yang rendah, karena para petani tidak ingin anaknya menjadi petani; dan
Belum adanya kebijakan khusus terhadap petani muda/pemula.
KEBIJAKAN UNTUK MENARIK MINAT TENAGA KERJA MUDA KE SEKTOR PERTANIAN
Untuk menarik minat kaum muda ke sektor pertanian, tentunya dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang efektif. Kaum muda sekarang pada umumnya dicirikan dengan pola pikir yang dinamis dan erat sekali dengan teknologi. Oleh karena itu, sangat diperlukan bagi mereka media yang bisa mengasah dan tempat untuk menuangkan segala kreatifitas mereka di sektor pertanian.
Menurut Susilowati (2016), ada beberapa kebijakan yang diperlukan untuk menarik minat kaum muda.
1. Mengubah Persepsi Kaum Muda terhadap Sektor Pertanian
Persepsi masyarakat saat ini tentang sektor pertanian masih identik dengan lingkungan yang tidak menarik dan tidak bergengsi. Alhasil, banyak orang terutama kaum muda yang meremehkan sektor pertanian. Selama ini, masyarakat Indonesia lebih sering terfokuskan pada kegiatan on farm (budi daya), dan seolah-olah melupakan kegiatan off farm (pascapanen).
2. Pengembangan Agroindustri
Dengan berkembangnya agroindustri melalui teknologi industri, diharapkan mampu menambah nilai dan menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan hanya kegiatan on farm. Ada banyak kegiatan produksi setelah panen yang harus dikenal oleh masyarakat luas agar tidak terperangkap pada kegiatan on farm saja.
3. Inovasi Teknologi
Kaum muda sekarang sangat tertarik pada teknologi. Oleh karena itu, inovasi teknologi di bidang pertanian sangat diperlukan guna meningkatkan minat kaum muda. Penerapan pertanian di wilayah perkotaan melalui urban farming juga bisa menjadi solusi. Banyak teknologi yang memungkinkan penerapan pertanian di kota seperti, wall gardening, budi daya dalam pot, hidroponik, dan aquaponik.
4. Insentif
Pemberian insentif perlu diterapkan terutama kepada para petani muda atau petani pemula dengan harapan dapat menarik minat para kaum muda berusaha di sektor pertanian.
5. Pertanian Modern
Salah satu alasan mengapa kaum muda tidak mau terjun ke sektor pertanian adalah anggapan bahwa pertanian merupakan hal kuno dan tidak modern. Oleh karena itu, modernisasi pertanian perlu dilakukan.
6. Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja
Masalah umum ketenagakerjaan Indonesia adalah kurangnya kapasitas dan kurangnya mutu tenaga kerja muda. Oleh karenanya, penciptaan lapangan kerja bagi tenaga kerja muda harus dilakukan. Program pengembangan pun harus dilakukan agar dapat menciptakan tenaga kerja yang bermutu dan kompeten.
7. Pemberdayaan Petani Muda
Program pemberdayaan petani muda harus dilakukan agar para petani muda dapat terbantu dan bisa melanjutkan pertaniannya.
8. Memperkenalkan Pertanian pada Kaum Muda sejak Usia Dini
Upaya menarik dan membangun minat generasi muda ke sektor pertanian juga bisa dimulai sedari dini. Hal tersebut bisa menghapus stigma negatif pertanian yang tertanam pada pikiran masyarakat luas.
Sektor pertanian saat ini sedang mengalami masalah dan masalah tersebut tidak akan teratasi bila generasi muda sekarang tidak ikut campur. Seperti kata presiden pertama kita, Soekarno pada pidato peletakan batu pertama pembangunan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia,
“Pangan adalah soal mati-hidupnya suatu bangsa”.
Sekian, terima kasih.