Accismus, Berpura-pura Tidak Tertarik pada Seseorang padahal Sangat Tertarik

 


Accismus, Berpura-pura Tidak Tertarik pada Seseorang padahal Sangat Tertarik - Pernah nggak sih, kamu begitu menyukai seseorang tapi dalam keadaan tertentu kamu malah berpura-pura tidak tertarik sama sekali dan merasa bodoh amat, padahal aslinya suka banget?? Pasti pernah ya'kan!!

Katanya, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Nah, mungkin kata-kata tersebut memang benar adanya. Perasaan campur aduk nggak karuan, ketika jatuh cinta sedang melanda.

Cinta memang menjadi sebuah perasaan yang tidak mudah diungkapkan melalui kata-kata. Kamu tidak akan tahu, kapan dan dengan siapa kamu jatuh cinta, karena semua itu adalah rahasia Tuhan.

Ada beberapa jenis sikap yang diambil oleh seseorang ketika sedang jatuh cinta

Pertama, bersikap lebih to the point terhadap perasaan cinta yang dialaminya.

Orang yang memiliki sikap demikian, cenderung sangat mudah untuk mengungkapkan perasaannya.

Kedua, diam-diam suka hingga akhirnya jatuh cinta.

Orang yang memiliki sikap demikian, lebih memilih untuk memendam perasaannya ketimbang mengungkapkannya. Alasannya pun bisa bermacam-macam, salah satunya, takut apabila “orang” yang menjadi sasarannya menjauh karena telah memiliki perasaan kepadanya (biasanya mereka saling mengenal atau sahabatan).

Ketiga, seseorang yang sangat gengsi atau malu untuk menyatakan perasaannya

Orang yang memiliki sikap demikian, suka berakting di depan orang yang dicintainya. Seakan-akan dirinya tidak tertarik dengan objek sasarannya tersebut (berpura-pura), padahal faktanya, dirinya malah sangat mencintai objek sasarannya tersebut.


Perilaku berpura-pura tidak tertarik tersebut dikenal dengan istilah Accismus.

Bisa jadi, alasan takut ditolak oleh objek yang menjadi sasarannya inilah yang membuat para pelaku accimus berpura-pura tidak memiliki perasaan.

Secara umum, accismus merupakan suatu bentuk ironi di mana seseorang berpura-pura tidak peduli, atau berpura-pura menolak sesuatu yang diinginkannya, padahal sangat menginginkannya.

Bayangkan, kamu lagi menaksir seseorang. Kamu suka memperhatikan dia dari jauh, kamu merasa sangat bahagia hanya dengan melihatnya, sampai-sampai semua media sosialnya kamu stalk. Tapi masalahnya, ketika kamu berhadapan langsung dengan dia, kamu malah pura-pura cuek, merasa bodoh amat, dan pura-pura tidak tertarik sama sekali, padahal mah, jantung udah mau copot.

Kira-kira begitulah yang mungkin dirasakan oleh para accismus!

Maka dari itu, jika kamu memang mencintai seseorang, katakanlah dengan sejujurnya atau mungkin bisa menyatakannya lebih awal, sehingga bisa mengetahui jawabannya lebih awal pula, biar tidak menyesal nantinya.

Referensi:

Sibulaz. 2016. “Istilah-istilah dari Psikologi”. Diakses dari: http;//hazelfc,blogspot,com/2016/05/istilah-istilah-dari-psikologi,html, pada tanggal 23 Oktober 2021.

N.N. 2019. “Apa itu Accismus Rhetoric?”. Diakses dari: https;//www,greelane,com/id/sastra/inggris/what-is-accismus-rhetoric-1689055/, pada tanggal 23 Oktober 2021.

Rahman. 2021. “Accismus, Lethologica, Jouska, Munchausen, Erotomania itu Apa?”. Diakses dari: https;//quesearch,rahmancyber,net/2021/05/accismus-lethologica-jouska-munchausen,html, pada tanggal 23 Oktober 2021.

Hani, Desy. 2021. "Mengenal "Accismus", ketika Seseorang Berakting dalam Urusan Cintanya". Diakses dari: https;//www,kompasiana,com/desindahani/611bd71601019028b13ed962/mengenal-accismus-nyatanya-cinta-tapi-malu?page=all#section2, pada tanggal 23 Oktober 2021.