Fenomena Ospek Dengan Cara Senioritas, Perlukah Hal Itu Dilakukan?

 


Fenomena Ospek Dengan Cara Senioritas, Perlukah Hal Itu Dilakukan? - Senioritas dan Perploncoan di Kalangan Mahasiswa

Banyak beritamedia nasional yang mengabarkan tentang kasus perploncoan dan senioritas di kalangan mahasiswa. Seperti yang terjadi baru-baru ini. Ini terdengar sedikit miris untuk sebagian orang. Namun, dengan adanya pembahasan ini diharapkan semua kalangan paham dan mengerti bahwa perploncoan adalah ajang untuk melampiaskan dendam.

Teman-teman saya yang berada di Universitas lain juga ikut membahas tentang perploncoan dan senioritas, bagi mereka senioritas dan perploncoan adalah hal yang berbeda. Baginya, senioritas itu penting untuk mengajarkan kesopanan, tapi, dengan batas dan porsi yang wajar. Sehingga, mereka paham siapa yang diajak bicara dan apa kepentingannya.

Sedangkan, perploncoan bagi mereka ditentang keras. Alasannya, karena menimbulkan luka trauma bagi korban atau bahkan luka secara fisik yang mungkin akan merugikan bagi banyak pihak, selain itu, mereka secara tidak langsung diajarkan berbohong demi menjaga dirinya aman di hadapan yang memlonco.

Biasanya, mahasiswa yang melakukan prakter tersebut, merasa dendam dan benci terhadap senior yang dilampiaskan lagi kepada junior barunya. Itu seperti adat/tradisi yang terus-menerus diturunkan sampai waktu tak terhingga. Sehingga, bisa saja terjadi kasus-kasus yang tak terduga.

Maka dari itu, untuk mencegah tindakan tidak terpuji ini setidaknya perlunya kesadaran diri sendiri agar lingkaran setan ini bisa berhenti. Ubah pemikiran bahwa tidak selamanya dendam yang dilampiaskan itu berakhir dengan baik, mungkin akan terlihat seperti itu, tapi jika terus menerus dilakukan dengan jangka panjang, maka bisa dipastikan akan merugikan banyak pihak.