Hipersalivasi, Kebiasaan ingin meludah terus menerus


Hipersalivasi, Kebiasaan ingin meludah terus menerus - Sering sekali disaat puasa atau hari-hari biasa timbul rasa ingin meludah yang terus menerus. Kebiasaan itu sangat tidak enak dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Lalu apa penyebabnya? Meskipun bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, nyatanya tidak sedikit juga masalah kesehatan yang bisa terjadi saat seseorang berpuasa. Salah satu masalah kesehatan unik yang sering menjadi keluhan beberapa orang saat puasa adalah keinginan untuk terus meludah. Dalam dunia medis, kondisi ini dinamakan hipersalivasi.

Selalu merasa ingin meludah terus-menerus tentu saja membuat pengidapnya menjadi tidak nyaman. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Apa Itu Hipersalivasi?


Air liur atau saliva adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar saliva yang berada di dalam rongga mulut. Cairan ini berperan dalam sistem pencernaan, karena bermanfaat untuk membantu proses menelan makanan dengan cara melunakkan makanan, dan juga mengandung enzim pencernaan.

Air liur juga berfungsi untuk menjaga kesehatan mulut, karena cairan tersebut bisa mencegah mulut kering, menghilangkan bakteri, menyembuhkan luka di dalam mulut, dan melindungi mulut dari racun. Namun, bila produksi air liur terlalu banyak, ini mungkin saja disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu.

Hipersalivasi adalah kondisi yang terjadi akibat produksi air liur yang berlebihan, sehingga menyebabkan seseorang merasa ingin meludah terus-menerus, karena tidak nyaman dengan jumlah air liur yang berlebihan di dalam mulut. Kelenjar ludah rata-rata memproduksi sekitar 0.5 liter–1,5 liter liur per harinya. Biasanya saat berpuasa, produksi tersebut berlangsung seperti biasa atau malah cenderung berkurang.

Namun, hipersalivasi juga mungkin saja terjadi akibat tidak makan dan minum sepanjang hari, sehingga membuat kamu merasa sangat ingin memakan sesuatu. Akhirnya, secara tidak sadar, kelenjar saliva akan memproduksi air liur secara berlebihan saat kamu membayangkan makanan atau minuman tertentu yang kamu inginkan.

Penyebab Hipersalivasi


Untuk menentukan penanganan apa yang tepat mengatasi hipersalivasi yang kamu alami, pertama-tama kamu harus tahu dulu apa yang menjadi penyebab kondisi tersebut terjadi. Kelenjar air liur memang cenderung memproduksi cairan saliva dalam jumlah yang lebih banyak pada waktu-waktu tertentu, seperti saat kamu makan, saat sedang stres, atau saat merasa nyeri atau sakit.

Ini karena kelenjar saliva dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf yang bekerja tanpa disadari oleh tubuh. Namun, pada kasus hipersalivasi, penyebabnya bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu penyebab fisiologis (normal) atau penyebab yang patologis (penyakit tertentu). Pada kondisi normal, produksi kelenjar saliva yang berlebihan disebabkan oleh:

Makanan tertentu, misalnya ketika kamu mengonsumsi makanan yang asin.Sedang merasa takut atau stres.Saat kamu merasa ingin memakan sesuatu yang kamu inginkan. Nah, alasan inilah yang sering menyebabkan seseorang mengalami hipersalivasi saat puasa.

Namun, hipersalivasi dianggap tidak normal, bila disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Penyakit kelenjar gondok. Untuk mengetahui apakah hipersalivasi yang kamu alami disebabkan oleh penyakit gondok, maka perlu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam tubuhmu. Dalam hal ini, kamu perlu menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan.

2. Penyakit tonsilofaringitis atau yang sering dikenal dengan penyakit radang tenggorokan.

3. Faktor psikologis, misalnya kebiasaan tertentu yang dimiliki sejak kecil atau akibat meniru orang yang ada di sekitar kita. Ini tentu saja harus dibicarakan dengan dokter spesialis yang berhubungan dengan perilaku seseorang.

Cara Mengatasi Hipersalivasi


Produksi air liur yang berlebihan biasanya akan berhenti dan kembali normal begitu penyebabnya diobati. Karena itu, kamu bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab hipersalivasi yang lebih pasti.

Menyikat gigi secara rutin juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengendalikan hipersalivasi karena menimbulkan efek mengeringkan mulut. Efek serupa juga bisa didapatkan ketika kamu berkumur dengan menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol.

Selain itu, hipersalivasi juga bisa ditangani dengan mengonsumsi obat yang mengandung glycopyrrolate dan scopolamine. Kedua kandungan tersebut bekerja dengan cara menghambat impuls saraf ke kelenjar saliva, sehingga mulut lebih sedikit memproduksi air liur. Namun, kedua obat tersebut bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan berkemih, mulut kering, hiperaktivitas, dan gangguan penglihatan.