Tahukah Kamu? Bahwa Observatorium Baru Indonesia Akan Miliki Teleskop Optik Terbesar di Asia Tenggara - Saat ini, sedang dibangun Observatorium Nasional Timau. Observatorium ini berlokasi di pegunungan Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lokasi ini dipilih karena bebas polusi cahaya
Pembangunan observatorium ini dimulai pada November tahun lalu dan menelan biaya 400 miliar rupiah dari APBN.
Di Observatorium ini nanti, akan terdapat teleskop terbesar di Asia Tenggara yang saat ini masih dalam pengerjaan di Jepang. Apa saja keunggulan teleskop ini?
Teleskop ini akan menjadi teleskop dengan diameter optik terbesar di Asia Tenggara dengan bukaan 3,8 meter sehingga mampu menangkap cahaya benda langit pada magnitudo 20,4. Jika kita bandingkan dengan Mangitudo semu Bulan (Mangitudo bulan = -12), maka teleskop ini mampu melihat cahaya bintang/galaksi yang 9,1 triliun kali lebih redup ketimbang Bulan. Sehingga dapat menunjang pengamatan yang lebih baik pada objek-objek redup seperti nebula, galaksi, dan bintang.
Teleskop ini juga memiliki daya pisah luar biasa. Daya pisah Teoritis teleskop 3,8 meter adalah sekitar 0,00000878°. Artinya, teleskop ini mampu memisahkan Bumi dan Bulan pada jarak sekitar 2,5 Triliun kilometer.
Selain teleskop tersebut, di observatorium ini juga nantinya akan dilengkapi dengan teleskop-teleskop lain yang lebih kecil serta teleskop radio. Semua teleskop di observatorium ini dirancang dengan sistem robotik termutakhir.
Pembangunan Observatorium Nasional Timau penting bagi Indonesia karena mengemban amanat ganda.
Pertama, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang keantariksaan, memuat tentang kegiatan keantariksaan, salah satunya sains antariksa.
Kedua, menjadi salah satu agenda prioritas Presiden (Nawa Cita), yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, antara lain melalui pemerataan pembangunan antar-wilayah, terutama Kawasan Timur Indonesia.
Selain itu, Observatorium ini juga akan menjadi tempat observasi langit baru selain Observatorium Bosscha yang saat ini telah terkena masalah polusi cahaya.