Hidup di Penjara Vertikal Dengan Kesenjangan Sosial Buatan, Review The Platform (Non Spoiler) - HIDUP DI PENJARA VERTIKAL DENGAN KESENJANGAN SOSIAL BUATAN.
Gimana kalau kita hidup di penjara yang memberi makanan enak tapi melalui platform vertikal?
Apakah Film The Platform adalah salah satu bentuk sindiran sosial dan political message?
The Platform merupakan film berbahasa Spanyol dengan genre horor-thriller. Kisahnya bercerita tentang kehidupan di dalam sistem penjara vertikal.
Kisah ini dimulai saat Goreng (Karakter utama) terbangun di penjara vertikal lantai 48, dia ditempatkan bersama Trimagasi, teman satu selnya.
Trimagasi bercerita, bahwa mereka berada di penjara bergaya menara, 2 orang per lantai, di tengahnya ada lubang gede buat dilewatin platform makanan satu hari sekali, penuh dengan makanan dan minuman enak.
Mereka yang di lantai atas, punya kesempatan buat dapetin makanan yang banyak dan dalam kondisi baik.
Sementara, makin ke bawah, makin sedikit makanan yang ditinggalkan oleh orang-orang atas, dan hanya menghabiskan sisa-sisa saja.
Tentu saja, hal ini membuat orang lantai bawah beresiko mati karena kelaparan.
Tapi, tiap bulan, para penghuni akan dipindahkan lagi ke lantai lain secara acak, kalau beruntung, penghuni lantai bawah bisa menempati lantai teratas.
Kalau sial, malah bisa menempati lantai terbawah, dan membuat para Napi memutuskan untuk bunuh diri, atau membunuh teman satu selnya dan menjadi kanibal.
The Platform memotret tentang kesenjangan sosial, Mereka yang berada di bawah, berjuang untuk bertahan hidup agar tidak kelaparan dan menghalalkan cara apapun.
Sedangkan, Mereka yang berada di atas penuh dengan ketamakan dan keserakahan tanpa memikirkan keadaan orang bawah.
Ironisnya, Orang bawah dan Orang Atas bisa jadi adalah orang yang sama karena perpindahan lantai, Manusia bisa berubah tergantung situasi dan kondisi.
Seandainya aja, semua orang makan dengan porsi secukupnya, makanan akan sampai ke lantai paling bawah.
The Platform memenangkan People's Choice Award untuk Midnight Madness atau film paling populer di Festival Film Internasional Toronto 2019.
Film debut garapan sutradara Spanyol Galder Gaztelu-Urrutia ini wajib ditonton buat Pencinta film Drama Thriller, juga dibumbui beberapa action yang menarik, sedikit sadis, jadi kalau yang benci sama darah-darahan mending jangan ditonton ya.
Anyway, Gw jadi inget percakapan goreng dengan teman selnya.
Goreng:
"Kita harus hubungi yang di atas."
Teman satu selnya:
"Untuk apa?"
Goreng:
"Mereka harus menjatahkan makanan.
Mereka akan beri tahu Tingkat 46.
Lanjut ke Tingkat 45 dan seterusnya."
Teman satu selnya:
"Kau ini komunis?"
Goreng:
"Aku berpikir rasional.
Penjatahan itu baru adil."
Teman satu selnya:
"Yang di atas tak mau
mendengarkan komunis."
Film ini bisa ditonton di Netflix.