People Pleaser: Penyebab, Ciri-ciri & Cara Mengatasinya




People Pleaser: Penyebab, Ciri-ciri & Cara Mengatasinya - Apakah kamu tahu apa itu People Pleaser?

People Pleaser adalah orang yang memiliki kebutuhan emosional untuk menyenangkan orang lain. 

Memang terdengar bagus, tapi hal negatif dari People Pleaser adalah mereka sering kali mengorbankan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri demi orang lain.

People Pleaser adalah orang baik, sangat baik. Tapi, hal seperti ini dapat menimbulkan perilaku tidak sehat. 

Seorang Terapis Darlene Lancer mengatakan bahwa kebiasaan ini dimulai sejak masa kecil, jika kamu merasa selalu harus menuruti semua permintaan orang lain, hal itu mungkin ditanamkan oleh orang tua kamu sendiri. 

Beberapa anak beranggapan bahwa menuruti semua kemauan orang tua mereka adalah cara teraman untuk bertahan hidup di dunia orang dewasa yang berkuasa dan cara terbaik untuk mendapat rasa diterima dan dicintai oleh orang tua mereka. Anak - anak itu hanya berusaha menjadi "baik." Baik disini adalah apa yang orang tua mereka inginkan. 

Orang tua mereka mungkin memiliki harapan yang tinggi, bersikap kritis, memiliki aturan yang kaku, menahan cinta atau susah menyetujui pendapat anak, atau menghukum mereka karena "kesalahan", perbedaan pendapat, atau menunjukkan kemarahan.


Apakah kamu seperti itu?

Jadi anak yang penurut emang baik, tapi dilihat dari keterangan Darlene Lancer di atas, yang salah bukan anaknya, tapi orang tuanya, "cara" orang tuanya. 

Kalau aku sih, karena aku kan anaknya dulu waktu kecil merasa kalau aku ngga sekuat anak - anak lain, apalagi sering diejek karena ga bisa main bola, jadinya ketika dimintai bantuan, karena merasa mereka lebih superior dan ada sedikit rasa takut, aku selalu nurut kemauan mereka, bahkan sampai sekarang kelas 12, ga enak rasanya kalau nolak permintaan orang lain.

Beberapa penjelasan di bawah ini adalah tanda kalau kamu seorang People Pleaser.

1. Kamu setuju dengan orang lain karena takut akan konflik


Apa kamu punya opini berbeda dengan teman - temanmu? Dan kamu tetap menyimpan opini itu, hanya agar membuat orang lain merasa nyaman, tapi risikonya, kamu sendiri yang tidak nyaman. Dan jika kamu menyuarakan opinimu, teman - temanmu itu mungkim akan menjauhimu. Tapi lama - kelamaan, hal ini memiliki manfaat, kamu bisa melihat siapa teman dan orang - orang cocok denganmu dengan mengekspresikan pendapatmu ketimbang menjadi pasif.


2. Kamu tidak bisa bilang "TIDAK"

Apakah kamu sering mengerjakan proyek atau tugas orang lain walaupun sebenarnya kamu juga banyak tugas? Aku juga gitu, meskipun banyak tugas, ada ulangan, tapi ketika temen minta bantuin atau bahkan kerjain tugasnya, aku ga bisa bilang "Tidak", aku tetap kerjain tugas mereka meskipun harus kerja ekstra. 

Tapi syukurnya akhir - akhir ini aku mulai bisa bilang "Tidak" ke orang lain, karena bilang tidak bukan berarti kita gak peduli dengan orang lain, tapi itu adalah tanda sayang kita ke diri kita sendiri. Tidak usah terlalu keras ke diri sendiri.



3. Kamu berpura - pura baik - baik saja

Pura - pura baik aja padahal dalemnya ngga. Ini terjadi ketika ngerjain tugas temen, udah tugas banyak, yang minta bantuin juga banyak, rasanya pengen menghilang aja. Tapi yang dilakuin cuma senyum dan bilang "OK, aku bantuin." Apakah kamu juga gitu?

Kasus ini sama seperti nomor 1 dimana kita tidak menyerukan ketidaksetujuan kita karena tidak mau ada konflik.

4. Pujian atau kredit tidak penting untukmu

5. Membiarkan atau mengizinkan orang lain mengambil keuntungan dari kebaikanmu

6. Khawatir mengenai pendapat orang lain

7. Merasa bertanggung jawab atas apa yang orang lain rasakan

8. Menjuri diri sendiri dengan terlalu keras





Lalu, bagaimana caranya mengurangi perilaku People Pleaser?

Ada beberapa cara.


1. Validasi Internal

People Pleaser biasanya membuat diri mereka merasa baik dengan opini orang lain, setelah membantu orang lain tentu dia akan diberikan terima kasih dan dipuji, People Pleaser merasa mereka adalah orang baik dari hal itu dan merasa akan jadi orang jahat jika menolak permintaan orang lain. Itu adalah validasi eksternal, dari luar, bukan dari diri sendiri.

Sekarang mulailah menjadi pribadi yang baik dari diri sendiri, dari pandangan sendiri. Lakukan kegiatan yang kamu sukai, berkumpul dengan orang - orang yang membuat dirimu merasa keren tanpa harus melakukan sesuatu untuk mereka.



2. Mulailah bilang "TIDAK"

Tidak usah menolak permintaan mereka, tapi beri dirimu sedikit waktu. Kalau ada yang minta bantuin tugas, bilang "Tunggu tugasku selesai dulu", atau beri dulu waktu berpikir untuk dirimu, untuk memutuskan apakah kamu harus melakukan itu atau tidak, sekali lagi aku katakan kalau bilang tidak bukanlah tanda ketidakpedulian tapi tanda rasa sayang kamu ke diri kamu sendiri.


3. Menyadari pentingnya menjadi diri sendiri

Lebih baik melakukan sesuatu yang disukai, hobi, apa yang diri kita suka daripada harus melakukan permintaan orang lain.

Tentu saja, kalau lagi waktu luang atau gabut kita semestinya membantu orang lain. Tapi ketika kita lagi ada di kegiatan kita sendiri, menolak permintaan orang lain bukanlah suatu kejahatan.

Bagaimana menurutmu? Apa opinimu mengenai hal ini, coba tulis pendapatmu bagaimana mengurangi menjadi People Pleaser.

Tambahan, Samantha Boardman pernah berkata menjadi People Pleaser tidak sepenuhnya buruk, itu menunjukan kalau kamu adalah orang yang peduli, menghargai hubungan sosial dan senang membuat orang lain bahagia.

Tapi jangan berlebihan, ya.

Terima kasih sudah membaca.