Mengapa Siswa Berbakat Cenderung Menjadi Target Bullying? - Setiap hari, banyak anak dan remaja berbakat menjadi sasaran ejekan dan intimidasi. Seperti anak-anak cacat atau berkebutuhan khusus, anak-anak berbakat memiliki risiko lebih tinggi untuk diganggu. Faktanya, dalam satu studi tentang bullying dan siswa berbakat, peneliti di Universitas Purdue menemukan bahwa pada kelas delapan, lebih dari dua pertiga siswa berbakat telah menjadi korban bullying.
Biasanya, siswa berbakat diintimidasi karena kinerja sekolah mereka yang luar biasa. Siswa lain iri dengan keberhasilan dan nilai mereka atau mereka melihat mereka sebagai ancaman bagi keberhasilan akademis mereka sendiri. Terlebih lagi, mereka juga dapat dianggap sebagai "Hewan peliharaan guru" atau "Tahu segalanya".
Faktor lain yang mempengaruhi siswa berbakat adalah bahwa mereka sering dikelompokkan bersama selama sekolah atau ditarik keluar dari kelas untuk program pengayaan khusus. Ketika ini terjadi, hal tersebut dapat menarik perhatian mereka dan membedakan mereka dari populasi sekolah umum.
Sementara pendekatan ini membuat sekolah tetap segar bagi mereka, mengeluarkan mereka dari kelas atau memiliki kelas terpisah mengurangi kontak dengan teman sebaya mereka.
Jarak tersebut dapat menyebabkan keterasingan dan kebencian oleh siswa lain, yang pada akhirnya mengakibatkan bullying.
Selain itu, beberapa anak berbakat mungkin berperilaku tidak biasa atau memiliki rangsangan berlebihan, yang juga menarik perhatian mereka dan dapat menyebabkan mereka menjadi korban.
Anak-anak berbakat juga cenderung tidak menjadi bagian dari kelompok besar teman-teman yang akan melindungi mereka dari intimidasi.
Seperti bentuk-bentuk intimidasi lainnya, intimidasi terhadap siswa berbakat cenderung meningkat menjelang akhir sekolah dasar dan menjadi paling parah di sekolah menengah. Di sekolah menengah, intimidasi terhadap siswa berbakat cenderung berkurang frekuensinya tetapi masih tetap menjadi masalah.
Bagaimana Bullying Berdampak pada Anak Berbakat?
Bullying berdampak negatif pada semua anak, tetapi anak berbakat berbeda dari siswa lain dalam beberapa hal yang signifikan. Akibatnya, reaksi mereka terhadap intimidasi juga dapat bervariasi.
Berikut adalah beberapa cara unik di mana anak-anak berbakat dipengaruhi oleh intimidasi:
- Mereka melihat bakat akademis mereka sebagai kekurangan;
- Mereka berusaha menyembunyikan bakat mereka;
- Mereka mencoba untuk memperbaiki situasi;
- Mereka menjadi perfeksionis;
- Mereka mengalami reaksi yang kuat;
- Mereka berjuang untuk memahami bullying;
- Mereka menjadi lebih kritis terhadap diri sendiri; dan
- Mereka kehilangan minat di sekolah;
Tetapi, ingatlah bahwa meskipun menjadi berbakat dapat menarik perhatian pelaku intimidasi di sekolah, ini tidak berarti bahwa siswa tersebut harus disalahkan atas intimidasi yang terjadi. Demikian juga, mereka tidak boleh dipaksa berubah untuk menghindari pengganggu.
Sebaliknya, orang tua dan pendidik perlu memberdayakan mereka untuk tidak hanya melawan intimidasi diri dari pelaku intimidasi, tetapi juga membekali mereka dengan kemampuan untuk membela diri dan melaporkan masalah intimidasi ketika terjadi.