Vape atau Rokok? Manakah yang Terbaik? - Vape memanaskan nikotin (diekstrak dari tembakau), perasa dan beberapa bahan kimia untuk membuat uap yang kita hirup.
Ada juga penyakit cedera paru-paru dan kematian yang terkait dengan vape. Pada 21 Januari 2020, the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengkonfirmasi 60 kematian pada patient with e-cigarette, or vaping, product use associated lung injury (EVALI).
“Kasus-kasus ini tampaknya mempengaruhi orang-orang yang mengubah perangkat vaping mereka dan/atau menggunakan e-liquid yang dimodifikasi di pasar gelap. Ini berlaku untuk produk vaping yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC),” jelas Blaha.
Sebelum lanjut, mari kita ketahui apa itu Vape dan Rokok.
Rokok merupakan tembakau yang dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Sedangkan Vape merupakan sebuah device (Mod/pod, Battery, Coil, Cartridge dan kapas) yang menggunakan sebuah cairan berisi nikotin. Rokok dan vape memiliki cara yang sama dalam penggunaannya yaitu dihirup.
Rokok dan Vape tidak memiliki manfaat untuk kesehatan manusia. Dari bukti yang ada, merokok tampaknya lebih berbahaya daripada vaping. Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa Vape lebih aman.
Menurut Johns Hopkins Medicine, Vape mungkin sedikit kurang berbahaya daripada merokok. Mereka menulis bahwa orang yang merokok menghirup sekitar 7.000 bahan kimia, sedangkan vape kemungkinan melibatkan lebih sedikit bahan kimia.
AHA (American Heart Association) mencatat bahwa cairan vape mengandung lebih sedikit bahan kimia daripada rokok. Mereka juga menyatakan bahwa vape tidak aman karena alasan berikut:
-Rokok elektrik mengandung kandungan nikotin dalam dosis yang banyak, zat yang diketahui memperlambat perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja.
-Cairan yang dapat menghasilkan uap berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak jika mereka menelan atau menghirupnya atau terkena kulit mereka.
Vape juga memberikan beberapa bahan kimia berbahaya, termasuk diacetyl, bahan kimia yang menyebabkan kanker, logam berat, dan senyawa organik volatil.
Efek jangka panjang dari merokok:
Merokok memiliki banyak efek buruk untuk tubuh dalam jangka panjang. CDC melaporkan bahwa merokok:
-Dapat mengurangi jumlah sperma
-Dapat meningkatkan risiko keguguran atau cacat bawaan
-Dapat meningkatkan risiko katarak
-Dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh
-Dapat meningkatkan peradangan umum
-Dapat menyebabkan kanker pada hampir semua bagian tubuh, termasuk paru-paru, ginjal, dan perut
-Dapat memicu serangan asma
-Dapat menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah dan arteri
-Dapat meningkatkan risiko stroke
-Dapat mengurangi kesehatan seseorang secara keseluruhan, dan
-Dapat menyebabkan masalah seperti kehilangan pekerjaan dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan
Efek jangka panjang dari vaping:
Data untuk efek jangka panjang dari vape untuk saat ini terbatas. Menurut University of Iowa, vape adalah cara yang lebih baik bagi para perokok untuk mendapatkan nikotin. Namun ini tidak terjadi. Vape dapat menyebabkan:
-Kerusakan pada paru-paru
-Melepas radikal bebas ke dalam tubuh, yang mendorong perkembangan kanker
-Melemahkan sistem imun tubuh
-Menunda perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja
Selain itu, beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang menggunakan vape untuk berhenti merokok memiliki sedikit resiko untuk kembali merokok.
Dengan menggunakan vape terbukti dapat mengurangi gejala putus nikotin yaitu pusing, nafsu makan meningkat, dan kesulitan untuk tidur, yang dapat terjadi ketika seorang perokok berat yang berhenti merokok.
Rokok juga dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi paru-paru (pneumonia). Pindah dari rokok ke vape dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi ini.
Meskipun begitu, propilen glikol dapat membuat iritasi pada mulut dan tenggorokan. Selain itu, efek jangka panjang dari penggunaan vape dan zat penambah rasa pada vape yang dihirup ke dalam saluran pernapasan juga belum diketahui.
Kandungan nikotin pada vape bukan tidak berbahaya. Konsumsi nikotin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit jantung, hingga stroke.
Selain itu, rasa vape yang menarik dapat memancing anak-anak remaja untuk mulai mencoba merokok. Padahal, vape hanya disarankan untuk perokok yang sudah kecanduan dan tidak dapat berhenti, untuk mengurangi bahaya dari rokok.
Penggunaan vape dinilai efektif untuk membantu para perokok untuk berhenti. Kandungan vape juga lebih aman dibandingkan rokok. Namun, bukan berarti produk ini benar-benar aman untuk kesehatan. Karena itulah, jika kamu memutuskan untuk mengganti rokok tembakau dengan vape, sebaiknya tetap diskusikan dulu dengan dokter.
Jadi menurut kalian manakah yang lebih baik? Tentu saja tidak merokok adalah hal yang paling baik. Disini saya hanya ingin memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari alat untuk merokok bagi orang yang perokok.