8 Negara-Negara Arab Secara Terbuka Memiliki Hubungan Dengan Israel

8 Negara-Negara Arab Secara Terbuka Memiliki Hubungan Dengan Israel - Dalam mata internasional, banyak Negara-negara Arab sangat menyangkal akan hubungan dengan Israel. Namun, realitanya.... It's Different.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri telah mencatat bahwa negaranya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan sejumlah besar negara-negara Arab.

Berikut adalah Negara-negara Arab yang memiliki hubungan tak resmi dengan Israel.

8. Sudan

Israel dan Sudan telah berhubungan baik untuk pertama kalinya setelah Netanyahu dan pemimpin dewan transisi Sudan Abdel Fattah al Burhan mengadakan pertemuan rahasia selama dua jam di Uganda pada 3 Februari 2020.

Netanyahu dengan cepat mengumumkan hasil pertemuan di Twitter dan menyatakan "This is an History!,"

Dalam perjanjian penting ini, Netanyahu dan Burhan "sepakat untuk memulai kerja sama yang mengarah ke normalisasi hubungan antara kedua negara", menurut pernyataan pemerintah Israel. Seorang pejabat senior militer Sudan yang berbicara kepada Associated Press mengatakan pertemuan itu diatur oleh UEA, sementara menekankan hanya "lingkaran kecil" pejabat tinggi di Sudan, Arab Saudi dan Mesir tahu tentang pertemuan Burhan dengan Netanyahu.

7. Kerajaan Bahrain

Bukan rahasia lagi bahwa Kerajaan Bahrain dan Israel terkait erat dengan banyak masalah regional, meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi. Hubungan antara kedua negara Timur Tengah ini sudah ada sejak tahun 1990an. Sehingga sampai saat ini hubungan mereka tumbuh dengan baik dengan mencerminkan sejauh mana Manama dan Tel Aviv menemukan diri mereka dalam masalah yang sama mengenai banyak masalah regional, terutama yang berasal dari persepsi tentang Republik Islam Iran sebagai ancaman besar bagi mereka.

Langkah Kerajaan Bahrain dan Israel menuju hubungan yang lebih normal dilakukan pada Agustus 2019 menyusul serangan militer Israel terhadap Irak, Lebanon, dan Suriah. Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa melompat ke pertahanan Israel dengan menyatakan: "Iran adalah orang yang telah menyatakan perang terhadap kita, dengan Korps Pengawal Revolusionernya, partainya Lebanon [Hizbullah], Pasukan Mobilisasi Populernya di Irak, Houthi-nya mempersenjatai di Yaman dan yang lainnya. Jadi orang yang menyerang dan menghancurkan tumpukan amunisi mereka tidak bisa disalahkan. Ini adalah pertahanan diri. ". Tidak mau kalah, ia mengutip Pasal 51, Bab Tujuh Piagam PBB, membela hak Israel untuk melindungi diri dari "segala ancaman atau agresi".

6. Kerajaan Maroko

Netanyahu diduga berusaha untuk mengatur perjanjian tiga arah (three-way agreement) di mana Amerika Serikat akan mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat yang disengketakan. Dalam peringatan ini, Maroko harus mengambil langkah-langkah untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Ketika ditanya tentang pertemuan rahasia itu, Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita menolak untuk memberikan komentar tentang dugaan dukungan Israel sebagai imbalan atas hubungan normal. Tetapi kesepakatan tit-for-tat (https://en.wikipedia.org/wiki/Tit_for_tat) tidak muncul secara tiba tiba. Pada akhir Januari 2020, militer Kerajaan Maroko menandatangani kesepakatan untuk tiga pesawat tanpa awak Israel dengan total $ 48 juta, menurut Intelligence Online.

Sejak tahun 1986, Raja Hassan II mengundang Perdana Menteri Israel Shimon Peres untuk mengadakan pembicaraan, menjadi pemimpin Arab kedua yang menjadi tuan rumah bagi pemimpin Israel setelah Anwar Sadat. Setelah kesepakatan tercapai pada September 1993, Maroko mempercepat hubungan ekonomi dan kontak politik dengan Israel dengan membuka kantor penghubung bilateral sebelum menutupnya pada tahun 2000.

5. Kerajaan Oman

Pada 25 Oktober 2018, Netanyahu mengunjungi Oman untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Sultan Qaboos bin Said, hanya beberapa hari setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas. Kerajaan Oman telah menjalin hubungan baik dengan Israel sejak 1994, dan mencoba memanfaatkan posisinya sebagai mediator di Kawasan Timur Tengah.

4. Kerajaan Hasyimiyah Yordania

Israel dan Yordania memiliki hubungan langsung. Israel membutuhkan Yordania sebagai penyangga keamanan, dan Yordania membutuhkan air Israel dan stabilitas ekonomi. Mantan menteri pertahanan Israel Moshe Yaalon juga mengungkapkan bahwa ia pernah berpartisipasi dalam pertemuan rahasia di Aqaba, antara Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi, Raja Yordania Abdullah II, dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel juga menyebut Yordania sebagai "mitra strategis, dan memiliki banyak niat untuk membantu dan bekerja sama". Israel sendiri mengakui hubungan informal dengan Yordania. Ayoob Kara, Menteri Komunikasi Israel menekankan: "Ada sejumlah besar negara-negara Arab yang memiliki hubungan dengan Israel dalam satu atau lain cara, dimulai dengan Mesir dan Yordania.

3. Mesir

Sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser menyatakan, "tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan Israel, tidak ada negosiasi dengan Israel" - sebuah seruan bahwa sebagian besar negara Arab akan berpegang teguh selama beberapa dekade. Tapi tidak untuk Mesir. Saat ini, Mesir dan Israel memiliki hubungan yang dekat. Dalam koordinasi dengan pihak berwenang Mesir, Israel secara teratur melakukan latihan serangan udara di Sinai utara (sekitar Gaza). Sekalipun ada kerja sama keamanan, Israel mengekspor gas alam ke Mesir setelah kesepakatan $ 15 miliar yang ditandatangani pada 2018. Para top jenderal Mesir telah bekerja erat dengan rekan-rekan Israel sejak Camp David menyetujui pada tahun 1978. Pasukan keamanan Mesir bekerjasama dengan Israel untuk menegakkan pembatasan pergerakan masuk dan keluar dari Jalur Gaza, sementara intelijen Mesir dan Israel bekerja sama secara aktif.

2. Uni Emirat Arab

Menyusul pertemuan rahasia di AS antara Emirati, pejabat keamanan Israel, dan Amerika tentang Iran, Abdullah bin Zayed Al Nahyanl Nahyan, diplomat top UEA, men-tweet tautan ke sebuah artikel berjudul "Reformasi Islam: aliansi Arab-Israel mulai terbentuk di Timur Tengah". Pada Agustus 2018, UEA mengontrak Kelompok NSO Israel secara rahasia untuk memata-matai para pembangkang, mengubah ponsel mereka menjadi perangkat pengawasan melalui penggunaan spyware. Kelompok peretasan yang sama nantinya akan digunakan oleh Arab Saudi untuk mengawasi dan membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Dan untuk saat ini Uni Emirat Arab menjalin hubungan baik dengan berkooperasi dengan Israel untuk melawan pandemi COVID-19.

1. Kerajaan Arab Saudi

Pada 7 September 2017, radio resmi berbahasa Arab Israel melaporkan: "Seorang Emir dari pengadilan kerajaan Saudi mengunjungi Israel secara diam-diam dan berdiskusi dengan para pejabat senior Israel tentang gagasan untuk mendorong perdamaian regional." Pengunjung misterius itu kemudian dipastikan tidak lain adalah Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sendiri, menurut seorang pejabat Israel yang berbicara kepada AFP secara anonim.

Tetapi hubungan Arab Saudi dengan Israel berjalan lebih dalam dari itu. Pada Oktober 2018, Arab Saudi dilaporkan membeli peralatan mata-mata senilai lebih dari $ 250 juta dari Israel, menurut laporan eksklusif dari Al-Khaleej Online. Kesepakatan itu, yang dimediasi oleh AS dan mencakup pelatihan tim Saudi dalam mengoperasikan peralatan spionase yang canggih, serta pertukaran militer strategis. Putra Mahkota Saudi juga sebelumnya menyatakan bahwa orang Israel berhak hidup damai di tanah mereka sendiri, dalam sebuah wawancara.