Apakah Aku Pantas Untuk Hidup? Aku Benci Kehidupan Ini!






Apakah Aku Pantas Untuk Hidup? Aku Benci Kehidupan Ini! - Kadang, aku memang ingin mati. Tapi sepertinya pikiran ini terlalu ekstrim, dan akupun tak pernah benar-benar ingin bunuh diri. Aku tak siap menerima konsekuensinya.

Nope, bukannya aku tak bersyukur bahwa aku diberikan kehidupan. Aku hanya gagal untuk memanfaatkan hidup ini untuk sesuatu yang kata orang lain bermanfaat. Aku jauh dari itu.

Aku sudah lupa rasanya menikmati hidup, tertawa lepas, dan melakukan apa yang kusuka tanpa ada tekanan dari siapapun (untuk hal-hal yang positif tentunya). Alih-alih tertawa, justru hari-hariku penuh dengan kecewa, marah serta tangis yang tertahan.

Tetapi asal kamu tau, kamu pantas untuk hidup, bahkan tidak hanya itu, kamu layak untuk bahagia. Tersenyum, tertawa dan kamu berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan berarti, hidup tanpa rasa sesal, dan tumbuh penuh cinta.

Kamu harus bisa mencintai dirimu sendiri, mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik.

Aku tahu kamu sedang berjuang. Mungkin, kamu merasa tidak berharga. Rasanya, kamu tak layak untuk menjalani hidup dengan bahagia. Hidup yang penuh makna. Hidup seperti yang kamu inginkan. Aku tahu, kamu merasa tidak seharusnya menjalani semua ini.

Tapi tolong, percayalah, bahwa kesedihan ini bersifat sementara. Rasa sakit ini bersifat sementara. Penderitaan dan kesedihan yang kamu rasakan ini tidak selamanya. Ini tidak selamanya.

Kamu luar biasa. Kamu adalah satu alasan bagi orang lain untuk bahagia dan kamu tak menyadarinya. Tapi suatu hari nanti, kamu akan terbangun, lalu rasa sedih ini akan mereda. 

Dan jangan pernah berhenti percaya akan dirimu sendiri. Jangan pernah menyerah. Kamu berhak menjalani kehidupan ini. Kamu berhak akan semesta ini. Dan kamu layak menjalani kehidupan yang indah dan menakjubkan. Dan berbahagia. Suatu hari, aku harap kamu percaya itu. Karena aku percaya akan kamu. Selalu ^-^

Terimakasih,