8 Update Google Algoritma Dari Tahun ke Tahun

 



 8 Update Google Algoritma Dari Tahun ke Tahun -  Part 1. Google Algorithma Update 



Ada beberapa kawan yang inbox: Kenapa artikel belum juga terindeks. Padahal yakin betul konten nya udah oke bangeuut. Apakah karena si mbah lagi update algoritma nya? 


Saya jawab. Bisa ya, bisa juga tidak. Bisa banyak penyebabnya.. 

Seperti kita tau, Per tanggal 3 Desember kemaren, google secara resmi mengumumkan bahwa mereka sedang melakukan update (lagi) Algoritma nya. Ya. Mereka menamakannya ‘December 2020 Core Update’.  


Apa saja yang di update pada proses pembaruan algortima google kali ini? 


Google sendiri belum merinci apa saja. Apalagi proses ini bisa berlangsung lama hingga hitungan minggu bahkan bulan. Jadi kita tunggu saja. 


Sebetulnya, bagi kita orang awam, kalo pengen memahami secara teknis update algoritma ini sih bisa aja. Bisa gila maksudnya :D (wes, mumet pasti, angel..angeeell..).  


Yang penting nya sih, pertanyaan nya: Apa efek nya update ini buat kelangsungan blog adsense kita? 


Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya pengen ngajak semuanya mengingat perubahan apa saja yang dilakukan google pada algoritma sistem pencarian mereka. 


1. Panda ( Release: 24 Pebruari 2011)


Target nya, untuk menyaring konten duplikat, plagiat, User/ Auto Generate Content dan keyword stuffing.  


Apa itu keyword stuffing? Yakni Usaha untuk memaksakan sebuah keyword ada dalam konten hingga jumlah tertentu. Biasanya 5%-8% dari total kata dalam konten. 


Beberapa tahun lalu, trik ini memang berhasil membuat konten kita mudah terindeks dan mendapatkan peringkat di google. 


Saya ingat betul, mudah nya dapetin $100 sehari per blog pada awal-awal saya maen adsense 2010. Hanya dengan bikin konten 500 kata serta nempatin sejumlah keyword di konten dan nyantolin 2 gambar perkonten. Gambar nya pun nyomot dari google2 juga. 


Tapi Sejak kungfu panda ini hadir, semua blog saya luluh lantah.. hehe. 


Algoritma panda hadir dengan sistem scoring nya pada halaman blog. Scoring ini dipakai untuk menentukan faktor perangkingan web pada SERP. Blog dengan kualitas konten yang unik dan relevan akan mendapatkan skor yang lebih besar tentunya. 


Blog dengan kualitas ‘astagfirulloh’ kaya punya saya tempo hari itu, sudah bisa ditebak, pasti ‘innalillahi’ alias pada tewas seketika. 


Sebenernya efek panda ini, sering diakalin oleh para pemain spin artikel. Tapi sejak sistem scoring ini masuk ke ‘Core Algorithm' (algoritma inti) per januari 2016, efeknya makin ganas dan betul-betul menyapu web-web sampah yang dibuat seadanya. 


2. Penguin (Release: 24 April 2012)


Sebagaimana kita tau, backlink sangat berpengaruh terhadap posisi blog kita di halaman pencarian (SERP).  


Nah tugas si om penguin ini buat bersih2 link spam serta link yang gak relevan. Termasuk link yang di optimasi secara lebay dan sengaja, buat ngakalin mbah google. 


Proses link building pada blog yang dilakukan dengan asal-asalan, akan mendapati penurunan peringkat yang signifikan. 


Proses bersih-bersih ini, berlaku juga pada backlink yang kelihatan tidak natural serta link yang sengaja dibeli dari web ‘ternak link’ dan PBN (Private Blog Network). 

 

3. Hummingbird (Release: 23 Agustus 2013)


Saya melihatnya, algoritma ini perbaikan dari panda. Misi nya menyapu blog2 yang masih maen ‘Keyword Stuffing’ dengan kualitas konten yang rendah. 


Hummingbird juga diciptakan untuk membantu google dalam menafsirkan pencarian user dengan lebih baik. Lalu menyediakan hasil pencarian yang paling relevan dengan yang dimaksud si user. 


Meskipun pencarian dengan keyword yang sama selalu diutamakan, namun hummingbird mampu mengerti maksud si pencari dengan menyajikan konten yang masih relevan dengan kata kunci tersebut. 


Hal ini menjadi mungkin, karena algotima ini memproses dengan bahasa yang natural. Meliputi Long Semantic Indexing (LSI), bentuk frase sejenis dan pola sinonim pencarian. 


4. Mobile (Release: 21 April 2015)


Penggunaan perangkat mobile android mengalami masa puncaknya sejak berakhirnya era blackberry di sekitaran tahun 2015 tersebut.  


Algoritma ini khusus dibuat untuk ‘nyentil’ web2 bandel yang gak support mobile device. Atau setidaknya jadi lelet loading nya, saat dibuka di perangkat mobile serupa HP atau tablet. 


Algortima ini dan anak turunnya (yang Release 2018 dan 2020 ini), fokus pada analisa web untuk bisa support di perangkat mobile.  


Bahkan hingga kini, Google mengurutkan peringkat /rangking semua website berdasarkan seberapa cepat loading dan user friendly web tersebut pada perangkat mobile. 


Dengan kata lain, kalo web kamu pengen punya peringkat bagus di SERP, pastikan struktur web dan themes nya sudah mobile friendly.  


5. RankBrain (Release: 26 Oktober 2016)


Dibuat untuk menyaring konten yang memiliki nilai relevansi yang rendah dengan keyword pencariannya.  


Masih mengusung misi yang sama dengan ‘po’ si panda. Yaitu ‘menurunkan rangking’ halaman web yang isi konten nya seadanya.  


Dan di algoritma ini, google mulai intense memperhatikan 1 lagi faktor penting, yaitu ‘User Experience’ dalam proses perangkingan SERP nya. 


Sebetulnya RankBrain merupakan bagian dari hummingbird. Canggihnya, algoritma ini mampu mempelajari maksud dari keyword pencarian user di search engine, kemudian menyajikan konten yang paling relevan dan mendekati dengan keinginan si user. 


Saking penting nya algoritma ini, google memasukan RankBrain kedalam Faktor paling penting ke 3 dalam sistem perangkingan mereka. 


6. Medic (Release: 4 Mei 2018)


Algoritma ini diciptakan mendalam untuk menganalisa kualitas konten dari halaman web YMYL (Your Money Your Life).  


Digunakan untuk mengukur, apakah isi konten berpotensi bersentuhan dengan masalah hukum, keuangan atau pendidikan (YMYL). 


Dimana ketiga nya merupakan hal yang sangat diperhatikan google. Karena merupakan faktor penentu kehidupan subjek tertentu. 


Selain itu, Medic juga mengukur faktor E-A-T (Expertise – Authority – Trust) sebagai metrik untuk mengukur kualiatas dan kredibilitas konten dan pemiliknya pada sebuah web. 


Itu sebabnya, sejak algoritma ini release, publisher adsense disarankan memuat halaman Disclaimer, Privacy Plocy dan kontak. 


7. Bert (Release: 22 Oktober 2019)


Lagi-lagi, algoritma ini diciptakan untuk menyempurnakan panda, hummingbird dan RankBrain untuk menyapu web dengan konten ‘semelekete’ alias asal-asalan, tidak kontekstual dan tidak fokus membahas sesuatu. 


Bert juga menerapkan teknologi pemrosesan bahasa yang natural, untuk memahami pencarian user, menafsirkan keyword dan mengidentifikasi hubungan semua entitas hasil pencarian tersebut. 


Singkatnya, si Mr. Bert ini hanya akan menampilkan dan merangking web/ blog dengan kualitas konten yang baik dan fokus membahas mendalam tentang satu hal. 


Dengan kata lain, di masa si Bert ini lah, era google memberikan hadiah limpahan trafik, bagi konten web dengan kualitas tulisan yang epik dan memberikan user experience yang aduhai. 


8. Core Update (Release: 2017 – sekarang)


Sejak 2017, google memulai project besar untuk mengupdate algoritma inti mesin pencari mereka. Namun sejak saat itu, google mulai sedikit malu-malu untuk mempublish, perubahan apa saja yang mereka lakukan. 


Tapi sepertinya, google melakukan update untuk memperbaiki celah-celah yang masih muncul pada algoritma sebelumnya. Dan mengemas ulang menjadi core update yang lebih besar. 


Penutupan:

 

Nah, inti dari paparan diatas, bisa ditarik benang merah nya. Kalo serius maen adsense blog, saat ini tidak ada pilihan kecuali membuat blog dengan kualitas konten yang baik.  


Jangan membuat konten seadanya. Ujungnya sedih bro.. (Buang-buang waktu. Kayak deket sm orang, tapi jadi nya sama yg lain. Eh :D).. Maksudnya udah capek bikin, tapi sama sekali gak dilirik sm si mbah. Wasting time kan. Asemm.. 


Sebetulnya ada kriteria yang bisa diusahakan untuk membuat blog kita tetap terindeks serta lebih tahan banting terhadap update algoritma google. 



Part 2 Google Algorithm Update



Faktanya, saat ini tools pencarian paling beken dan bisa diandalkan di internet adalah Google. Hingga istilah 'Googling' terdengar begitu familiar. 


Mungkin orang tidak akan menggunakan istilah yang sama, saat melakukan nya dengan tools lain. Seperti Bing (milik Microsoft), Baidu (yang digunakan di China, karena Google dilarang disana) dan Yandex (yang populer digunakan di Rusia).


Sehingga akan terdengar sedikit aneh, jika orang menyebut ‘binging’, ‘baiduing’ atau ‘Yandexing’. Dan saya sendiri belum pernah mendengarnya sih.. :)

 

Google berhasil menciptakan Brand Activity untuk kegiatan mencari informasi di internet. Yup, kegiatan itu dikenal dengan ‘Googling’.


Mendominasi dengan 92.16% pengguna search engine di dunia, 2 pesaing dibawahnya yaitu bing dan yahoo, seolah hanya dianggap gangguan kecil oleh perusahaan yang dirintis sejak 1998 oleh Babang ‘Sergey Brin’ dan sohib nya 'Larry Page' ini.


Bahkan, sejak tahun 2000 tepatnya 23 Oktober, Google memanfaatkan sistem pencarinya tersebut untuk meraup keuntungan dengan meluncurkan Google Ads (Dulu Adwords). 


Dan hingga kini, Google Ads menjadi Core Bisnis Google dengan membukan omset $135 Milyar per akhir 2019 (Hampir Rp 2Rb Triliun dengan kurs Rupiah 14Rb) :D. 


Wow, uang segitu kalo dibeliin cendol semua, Danau Toba pun luber ngab..😁. Dan ini baru dari Google ads saja. Belum dari unit bisnis Google yang lain.


Meski sudah terbilang matang dan nyaris superior tanpa pesaing, bukan berarti Google berleha-leha. Perbaikan terus dilakukan untuk semakin menyempurnakan sistem pencarian mereka. 


Itulah sebabnya, Google rutin melakukan penyempurnaan sistem nya dengan membuat beberapa update sistem Algoritma, yang sudah saya paparkan di Part 1. 


Ok. Kenapa saya ceritakan semua ini di awal?


Biar jelas ya, Kenapa Google Jor-joran bikin update an Algoritma. Alasannya, jelas untuk menjaga sistem pencetak uang mereka dalam kondisi terbaik.

Selain untuk tujuan komersil, Google tentu melakukan ini, untuk memfasilitasi kebutuhan user dan publisher secara bersamaan. Di satu sisi, Google seolah 'memaksa' publisher untuk berusaha lebih baik lagi dalam membuat konten untuk para user nya.


Dan disisi user, pernahkah kita sadari, bedanya saat kita Googling beberapa tahun lalu dengan saat ini? 


Hasil pencarian yang disajikan Google saat ini lebih rapi, lebih berisi dan di deretan atas halaman pertama, kita disajikan dengan hasil pencarian yang berkualitas.


Saat kita mencari sesuatu dengan keyword A, Kita tidak lagi diarahkan ke kumpulan web Auto Generate Content yang isinya hanya permainan kata membingungkan di keyword tersebut. 


Dan hasilnya, Nihil!. Kita tidak dapet apa-apa disana. 


Atau kita tidak lagi diarahkan ke web pendek yang isinya hanya beberapa paragraf dan menyampaikan konten alakadarnya.


Di halaman pertama, Google hanya menampilkan situs authority, kredible dan terpercaya untuk dikonsumsi dan dijadikan rujukan bagi para user yang berburu informasi. Inilah yang diinginkan google. 


Mereka tidak pernah main-main untuk urusan Penyempurnaan sistem pencarian guna memuaskan usernya.



Kalo kita cermati update demi update, ada beberapa hal yang ‘diperangi’ Google untuk membuat tampilan hasil pencarian nya semakin membaik. 


Berikut ini beberapa istilah yang saya bahas. Dan sesuai janji di part 1, kriteria web/ blog yang harus dihindari agar kebal terhadap update Google:


1. Plagiat atau Duplicate konten.


Google memang tidak bisa menentukan keaslian sebuah konten. Siapa yang pertama kali membuatnya. Tapi Google bisa mendeteksi siapa yang pertama kali menguploadnya (terindeks). Jika kita pengunggah kedua dan seterusnya, maka kontennya dianggap duplikat alias plagiat. 


Dan untuk ini tidak ada ampun. Web kita akan kena hukuman dengan turun nya skor rangking di SERP. Serta yang pasti artikel tersebut juga tidak akan terindeks.


2. Keyword Stuffing


Hindari memaksakan penulisan keyword yang berlebihan dalam sebuah artikel. 


Pengulangan keyword yang tidak wajar dapat terindikasi sebagai ‘keyword stuffing’ dan Google tidak suka hal ini. 


Penalti nya adalah turun nya skor blog kita, hingga yang paling berat bisa deindex atau malah semua artikel masuk sandbox. 


Sandbox adalah ‘penjara’ bagi blog. Sekali blog kita masuk kesitu, maka selama nya tidak lagi muncul di halaman pencarian.


3. Lack Content and Relevance


Istilah untuk menamakan konten yang seadanya. Biasanya pendek, isi nya hanya basa-basi, tidak menarik dan kurang relevan dengan kata kunci yang dibidiknya. 


Indikasi nya adalah tinggi nya Bounce Rate untuk konten semacam ini. Karena biasanya user langsung keluar setelah tidak mendapati apa yang mereka cari.


4. Spammy Link


Hindari cara lama dalam membangun backlink. Google sudah mampu mendeteksi backlink yang sengaja disimpan di link directory, atau web khusus menyimpan backlink (Link Farming). 


5. Shallow Blog


Blog dengan navigasi yang tidak tertata. Banyak ornamen yang tidak penting, plugin dan pernak-pernik yang membuat load speed sangat lambat. 


Ingat, saat ini kecepatan load sebuah halaman, jadi rank factor penilaian Google.


Mungkin sebenarnya masih banyak hal yang jadi perhatian Google, dan terlewatkan saya bahas disini. Silahkan tambahkan di kolom komentar ya.


Dan berikut ini hal-hal yang saya usahakan, agar blog tahan banting dari update algoritma Google dari waktu ke waktu:


1. Utamakan Kebutuhan User


Kesalahan umum para webmaster adalah melakukan segala upaya untuk membuat web nya terindeks dan punya posisi bagus di halaman pencarian Google.


Tapi menomor duakan penyajian solusi yang dicari user. Padahal Google sendiri menyarankan, "Put Your User First". 


Google bisa mendeteksi web yang kontennya disukai user, dengan membaca metrik time on site yang tinggi dan bounce rate yang rendah.


Jika user experience web bagus, maka otomatis Google akan menaikan peringkat web kita, karena dinilai berguna bagi banyak user.


2. Fokus Produksi konten yang SEO Minded


User senang jika apa yang mereka cari terjawab dengan tulisan kita. Serta disajikan dengan menarik. 


Maka mereka akan betah berlama-lama membaca artikel hingga akhir. Dan ini bagus untuk menekan tingkat bounce rate. 


Ini sinyal buat Google bahwa web kita disukai user. Sekali lagi, ingat user experience yang baik, merupakan faktor penentu web kita terangking dengan baik.


Buat pula bahasan artikel dengan lengkap dan mendalam. Artikel dibawah 1000 kata saat ini lebih sulit terindeks. 


Dan 70% lebih artikel dengan bahasan yang relatif panjang dan mendalam, memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan kontekstual link dari blogger lain. Ini jenis natural back link yang sangat disukai Google. 


Artinya artikel blog kita bermanfaat dan dijadikan banyak rujukan oleh blogger lain.


3. Define Your Keyword


Coba ubah mindset Keyword Stuffing dengan Keyword Placing. 


Alih-alih memaksakan sejumlah keyword dalam konten, tempatkanlah keyword tersebut di tempat-tempat strategis. Seperti di permalink artikel, Judul dan subheading. 


Definisikan keyword yang ditarget dan gunakan sewajarnya di 100 kata pertama dan terakhir artikel kita.


Ini akan membantu robot peramban Google mengenali konten kita membahas tentang apa. 

Ingat, Algoritma RankBrain Google adalah learning machine, sebuah artificial intelegent yang bisa mempelajari konteks artikel kita secara keseluruhan. 


4. Tingkatkan CTR


Jikapun web kita bisa tampil di halaman depan pencarian, ternyata kemungkinan untuk di klik user masih sekitar 70% saja. 


Tingkatkan kemungkinan tersebut dengan membuat judul arikel menarik yang relevan dengan kata kunci pencarian user.


Pelajari dengan baik, bagaimana cara membuat Meta Deskripsi yang mengundang klik. 


Biasanya kita hanya punya waktu kurang dari 10 detik untuk menarik perhatian klik dari user. 


Pastikan 10 detik berharga ini terwakilkan dengan isi Meta Deskripsi yang menarik, jelas, dan mewakili isi konten secara menyeluruh.


5. Pastikan design web dan konten nya Reponsive (Mobile Friendly)


Pembantaian blog yg non-responsive pada 2015, dikenal dengan istilah MobileGeddon. 


Web yang tidak suppport mobile device mengalami penurunan peringkat pencarian yang signifikan.


Google sangat konsen dengan isu mobile responsive ini, karena sekitar 55% user mengakses informasi nya melalui perangkat mobile. 


Artinya kalo web kita tidak responsive, sudah dipastikan kita kehilangan lebih dari setengah potensi trafik. Selain mengalami penurunan peringkat tentunya 


6. Cek Inbond dan Outbond Link


Back link memang penting sebagai faktor penentu rangking blog. 


Tapi semua link ini harus terjamin kualitas nya. Banyak nya link tidak menjamin bagus. Kalo salah, malah jadi Toxic buat kelangsungan blog.


Lakukan link audit, untuk memastikan semua link yang masuk dan keluar blog kita adalah link yang sehat. Bukan spammy link dan over-optimized link. 


Ingat Google juga gencar memerangi jenis-jenis link seperti ini pada algoritma Penguin.


Sedikit kesimpulan:


Sebaiknya tinggalkan cara lama dalam membuat konten blog. 


Dan mulai terapkanlah langkah dan metode pembuatan website Authority (Saya tidak bahas dulu disini, ntar panjang lagi urusan nya 😁)


Selama kita merancang website yang berorientasi user, membuat konten yang baik dan menerapkan kaidah SEO Minded seharusnya tidak ada yang kita khawatirkan dengan ada nya update update yang dilakukan Google.


Google update memang bencana bagi web yang dari awal dibuat asal-asalan, tanpa perencanaan konten dan dibuat hanya untuk monetasi semata.


Tapi bagi web yang sudah memiliki semua kriteria diatas, Google Update ini sangatlah konstruktif. 


Blog akan lebih profitable karena mendapatkan limpahan trafik tanpa henti meski jarang sekali diupdate. Trust me!


Salam sukses semua. Tetap Semangat !!


Happy weekend :)


Babay.. :D