Mandela Effect: Fenomena saat ingatan yang salah dianggap sebuah kebenaran

 


Mandela Effect: Fenomena saat ingatan yang salah dianggap sebuah kebenaran - Mandela Effect merupakan suatu fenomena di mana banyak orang yang mengingat sesuatu yang dianggap sebuah kebenaran namun sebenarnya keliru atau bahkan tak pernah terjadi. 

Istilah Mandela Effect pertama kali dipopulerkan oleh Fiona Broome yang mengambil dari nama seorang tokoh presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Pada saat itu, banyak dari warga Afrika Selatan yang mengingat bahwa Nelson Mandela wafat pada tahun 1980 saat ia dipenjara. Mereka mengingat betul tentang berita kematiannya di televisi sampai pidato istrinya waktu itu. Namun masalahnya, Mandela baru saja wafat pada tahun 2013 kemarin.

Fenomena ini berbeda dengan berita hoax, teori konspirasi atau semacamnya yang memang dicerna secara sadar. Fenomena ini lebih mengarah pada mengingat hal yang sebenarnya tidak ada secara tidak sadar. 

Mereka yang mengingat kematian Mandela pada tahun 1980 menyadari bahwa mereka sebetulnya mengingat sebuah peristiwa yang memang tak pernah terjadi. Bahkan, mereka juga ingat bahwa Mandela pernah menjabat sebagai presiden pada tahun 1994-1999, yakni beberapa tahun setelah berita kematian palsu Mandela yang mereka ingat.

Banyak yang mengait-ngaitkan fenomena ini dengan teori dunia pararel dan dunia matrix , namun faktanya hal ini bisa dijelaskan secara sains lho. Berikut beberapa penyebabnya.


1. Ingatan Yang Keliru 

Mandela effect bisa saja terjadi akibat ingatan yang keliru. Hal ini terjadi karena ingatan manusia tidak bekerja seperti kamera yang menangkap suatu peristiwa dengan sangat objektif. Seseorang bisa saja mengingat suatu hal namun bukan dalam penggambaran yang akurat.

Misalnya, ketika kita telah selesai membaca sebuah buku cerita, Kemudian kita tahu betul nama dari tokoh utama di cerita tersebut, namun kamu tak dapat mengingat bagaimana cara menulis nama itu, apakah menggunakan huruf "a" atau "e". 

Ingatan yang salah ini bisa semakin kuat ketika ingatan yang sama sama-sama diingat oleh banyak orang, sehingga Ingatan tersebut terkesan lebih jelas dan benar walaupun sebenarnya keliru.


2. Konfabulasi

Konfabulasi adalah proses di mana otak kita mengisi kekosongan memori dengan ingatan yang tidak benar (namun tak sepenuhnya salah) untuk membuatnya terlihat lebih masuk akal. Seperti Mandela Effect pada tulisan logo "KitKat", sebagian orang menganggap tulisannya adalah " Kit-Kat" Tapi  yang benar adalah "KitKat".


3. Priming

Priming merupakan cara untuk memengaruhi respon seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa. Hal ini seperti menyambungkan beberapa istilah yang berhubungan dengan merespon benda pertama dengan benda kedua. Misalnya seperti seseorang mengatakan kata "Kuning", secara tidak sadar kita akan membangkitkan respon yang lebih cepat terhadap kata "Pisang", tidak pada kata lain yang tidak berkaitan seperti "Televisi ". Priming dapat memengaruhi ingatan seseorang dengan menciptakan pola yang membentuk sebuah ingatan baru yang bisa saja keliru. 

.

Banyak contoh-contoh Mandela Effect yang banyak dipercayai oleh orang-orang. Bagi yang penasaran dapat dilihat pada kolom komentar di bawah.


Source:

[1] Ade Irawan. Mengenal Mandela Effect, Saat Ingatan yang Salah Dianggap Sebagai Sebuah Kebenaran | sehatq,com (28 Apr 2021) https;//www,sehatq,com/artikel/mengenal-mandela-effect-saat-ingatan-yang-salah-dianggap-sebagai-sebuah-kebenaran/amp#aoh=16286025990676&referrer=https%3A%2F%2Fwww,google,com&amp_tf=Dari%20%251%24s

[Diakses pada 10 Agustus 2021]

[2] Arlin Cunic. What is the Mandela Effect | verywellmind,com (8 Aug 2021) https;//www,verywellmind,com/what-is-the-mandela-effect-4589394

[Diakses pada 10 Agustus 2021]

[3] Kendra Chery. Priming and the Psychology of Memory | verywellmind,com (18 June 2021) https;//www,verywellmind,com/priming-and-the-psychology-of-memory-4173092

[Diakses pada 10 Agustus 2021]