No Spoiler! Alur Cerita Film The Tomorrow War Dari Awal Sampai Tamat! (Review Film)

 

Alur Cerita Film The Tomorrow War Dari Awal Sampai Tamat!

Judul : The Tomorrow War

Genre : Action, Adventure, Sci-fi

Director : Chris Mckay

Durasi : 138 menit

Tahun : 2021

TOTALLY NO SPOILER! 

Hai guys kembali lagi bersama saya. Gimana kabar dari kalian? Semoga dalam keadaan sehat dan baik-baik saja ya! Kali ini saya akan membahas sekaligus mengulas film yang rilis bulan kemarin dan lagi hype di luar maupun di dalam negeri, yakni The Tomorrow War. Menjadi film pertama yang diarahkan oleh Chris McKay setelah kesuksesannya dalam mengarahkan film animasi The LEGO Batman Movie (2017), The Tomorrow War menghadirkan Chris Pratt untuk berperan sebagai sosok dengan latar belakang karakter yang menyerupai sosok karakter yang diperankannya dalam seri film yang termasuk dalam semesta pengisahan Marvel Cinematic Universe tersebut. Tidak hanya desain karakter utamanya, film fiksi ilmiah ini juga memiliki barisan konflik yang cukup familiar bagi para penikmat film-film bertemakan peperangan dengan makhluk asing dari angkasa luar. 

Alkisah,  seorang mantan anggota pasukan khusus tentara Amerika Serikat yang kini bekerja sebagai seorang guru, Dan Forester (Pratt) terpilih untuk kembali maju ke medan perang dan membantu pasukan tentara dari masa depan untuk menghadapi sekelompok makhluk asing dari angkasa luar yang tengah menyerang Bumi pada tahun 2051.  Ia ditempatkan pada sebuah tim bersama anggota pasukan lain untuk memulai serangan terhadap makhluk alien. Dua di antaranya adalah Charlie yang tidak memiliki pengalaman perang dan pengidap kanker yang sudah tiga kali ke masa depan bernama Dorian. Meski sulit, Dan dan kawan-kawan tetap berusaha untuk melawan alien sebanyak mungkin demi meraih kemenangan. Ia hanya ingin menyelamatkan bumi dan keluarganya agar bisa terus hidup di masa mendatang. Di sini saya tidak akan menceritakan lebih jauh lagi, karena menonton film secara utuh adalah pengalaman yang harus dirasakan sendiri. 

Pada momen-momen awal, film ini sudah tancap gas dengan memainkan tempo yang cepat. Hal ini saya rasa dimaksudkan untuk menyingkat film yang durasi normalnya saja sudah mencapai 2 jam 18 menit. Adegan demi adegan pun silih berganti hingga sampai ke pertengahan tempo film mulai menunjukkan penurunan karena sungguh, perang baru akan dimulai. Desing peluru, auman monster yang menginvasi kota, tentara yang terbunuh, suara dari pesawat pengebom yang benar-benar menghabisi pendengaran akan terangkum jelas. Saya rasa momen demi momen yang berganti dalam film ini baru mencapai klimaks pada saat Dan bersama kolonel Muri Forester bahu membahu memikirkan solusi untuk mengakhiri peperangan dengan alien yang menginvasi bumi. 

Untuk premis sendiri saya rasa sudah oke, karena The Tomorrow War memiliki beberapa kesamaan dengan film-film pendahulunya yang memiliki pergulatan hebat dengan alien yang menginvasi bumi seperti War of The Worlds dan Starship Troopers, namun lebih khususnya Edge of Tommorow karena sama-sama memiliki elemen waktu dan menampilkan keganasan monster dari planet antah berantah yang ingin membumihanguskan bumi. Alih-alih menggunakan konsep time traveler tidak lantas membuat film ini akan berfokus tentang paradoks waktu atau menggali lebih dalam tentang time traveler itu sendiri. Karena film ini juga akan berfokus pada hubungan ayah dan anak yakni Dan dan Muri. Pengarahan dari Mckay saya rasa mampu untuk menjadikan momen Dan dan Muri menjadi lebih dari sekedar mengalahkan musuh; ada keterikatan kekeluargaan yang kuat pada mereka dalam mencapai apa yang diinginkan. 

Visual efek dan scoring mejadi teknis yang tak dilupakan dalam film ini karena saya merasa cukup puas walaupun kadang ada beberapa vfx yang kurang konsisten di berbagai adegan. Namun itu bisa sedikit terobati berkat scoring yang menggelegar serta berani untuk membagi porsinya selama film diputar. Pratt sebagai aktor utama dalam film ini juga saya rasa menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Ia berhasil mengulang kembali apa yang Ia lakukan di Guardian of The Galaxy dengan akting yang piawai dan lebih berani. Karakter lain seperti  Yvonne Strahovski juga berperan cukup baik, walaupun fokus film ini lebih dititikberatkan pada mereka tetap tak mengurangi porsi karakter lain sepanjang film.

Dari segi plot, film ini tak ubahnya seperti para film pendahulunya yang sudah saya sebutkan di atas namun kurang ter-development dengan baik. Memasuki sepertiga akhir, nampak jelas bahwa film ini seakan bingung mau di bawa kemana. Semuanya berubah menjadi terlalu singkat dan tidak diperhitungkan secara matang sehingga merusak apa yang film ini pertama telah lakukan. The Tomorrow War bahkan terkesan mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan seluruh konfliknya dengan membangun kisah akan pertarungan akhir antara karakter Dan Forester dengan rekan-rekannya dalam melawan para makhluk asing dari angkasa luar di paruh ketiga film. Dengan durasi dua jam lebih sedikit akan banyak hal yang “terlalu disingkat” untuk plot yang saya rasa padat. Alhasil, perlunya pemotongan di sana-sini untuk mendapatkan durasi film yang pas dan tidak bertele-tele. Jika saja Amazon berani untuk merilis film ini dalam bentuk series, saya percaya The Tomorrow War akan lebih tertata karena menjadi tontonan yang lebih panjang dan mengasyikkan. 

Well, tak dipungkiri lagi bahwa keluarga menjadi tempat kita kembali dalam segala hal. Tanpanya, tentu kita tak akan mencapai pada level ini. Dan terlebih lagi, hal inilah yang menjadikan tokoh utama Dan tetap berusaha bertahan hidup demi menyelamatkan dunianya, juga dunia dalam rumahnya; keluarganya, dari serbuan monster alien yang akan menyerang bumi pada masa depan. Seburuk-buruknya masa lalu mereka, sekelam-kelamnya apa yang telah mereka lakukan padamu, mereka tetaplah keluargamu, yang tetap ingin kau hidup dan menjalani hari-hari yang lebih berharga bersamanya.

Overall, The Tomorrow War menjadi tontonan yang sangat menghibur dan entertaint dalam development-nya. Lebih lagi film ini berusaha menggabungkan aksi dan konsep time traveler. Namun berbagai catatan perlu ditambahkan seperti plot yang dipaksakan hingga proses karakterisasi yang kurang tergali. Meski karakternya seringkali terasa tidak tergali dengan cukup baik, penampilan Strahovski serta chemistry-nya yang apik dengan Pratt, mampu menjadikan karakter Colonel Muri Forester begitu mudah untuk disukai. Untuk kalian para penggemar film bertemakan monster maupun peperangan yang penuh aksi di sana-sini, adalah pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan menonton The Tomorrow War. Bagi kalian yang sudah nonton filmnya, bisa share pengalaman atau kesan kalian juga ya!

My personal rate : 6,8/10


Referensi :

https,//www,cnnindonesia,com/hiburan/20210730191855-220-674520/review-film-the-tomorrow-war 

https,//amiratthemovies,com/2021/07/08/review-the-tomorrow-war-2021/