4 Culture Shock Ketika Tinggal di Jepang yang Bakal Bikin Kamu Kaget!

 


4 Culture Shock Ketika Tinggal di Jepang  yang Bakal Bikin Kamu Kaget! - Beberapa dari kalian pasti ada yang berkeinginan pergi ke Jepang, entah itu untuk bersekolah, bekerja ataupun hanya liburan semata, bukan?. Nah, di postingan kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita mengenai "culture shock" yang saya alami ketika tinggal di Jepang. Mau tahu apa saja? Yuk, mari kita simak!

1. Makanan dan Minuman 

Tentu kita semua tahu kalau Jepang identik dengan kulinernya, Akan tetapi, kalau saya boleh jujur, ada hal yang membuat saya merasakan "culture shock" di sini, yaitu budaya mereka ketika makan. Orang Jepang terbiasa makan dengan mengeluarkan suara yang keras, apalagi ketika makan ramen. Mungkin, bagi orang Indonesia seperti saya mengeluarkan suara saat sedang makan adalah suatu hal yang tidak sopan. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang notabene mengeluarkan suara saat makan adalah sebagai bentuk menikmati makanan yang telah dihidangkan. 

Orang Jepang juga biasanya suka mencium aroma makanan sebelum mereka memakannya. Katanya sebagai bentuk menghargai makanan yang telah dihidangkan. Untuk masalah minum, orang Jepang lebih suka minum teh hijau yang rasanya hambar dibandingkan dengan minum air putih. Entah apa alasannya. Waktu itu saya pernah bertanya pada salah satu orang Jepang, mengapa mereka jarang sekali minum air putih, jawabannya pun membuat saya lumayan kaget, yaitu karena air putih tidak enak rasanya. Padahal di balik itu semua, air putih jelas memiliki banyak manfaat bagi tubuh.



2. Bersuara Keras 

Entah saat bekerja atau berbicara, orang Jepang cinderung suka bersuara keras. Pada awal saya tinggal di sini, saya sangat kaget ketika bekerja mereka sangat suka berteriak dengan nada yang menurut saya membentak, sampai pada suatu saat saya mulai terbiasa dan mengamatinya. 

Orang Jepang sangat suka bersuara keras, tetapi bukan karena sedang marah. Mereka terbiasa bersuara keras apa lagi saat bekerja dengan tujuan menunjukkan semangat dan kesenangan mereka saat melakukan hal tersebut. Maka dari itu, orang Jepang sering kali menganggap orang yang bersuara kecil adalah orang yang tidak semangat dalam melakukan pekerjaan tersebut. Meskipun sudah beberapa tahun tinggal dan menetap di Jepang, saya tetap kurang terbiasa dengan hal ini, wkwk. 


3. Gila Kerja 

Jepang dikenal sebagai negara maju karena SDM-nya yang tinggi. Menurut survei yang dilakukan OECD ( Organization for Economic Coorporation and Development) pada tahun 2018, Negara Jepang memiliki rata-rata jam kerja 1.713 jam kerja pertahun.

 Angka tersebut sebenarnya tidak termasuk angka yang tinggi menurut OECD, tetapi di balik itu semua terdapat kenyataan suram yang dialami para pekerja di Jepang. Banyak perusahaan yang mengharuskan pegawainya melakukan jam lembur dengan waktu yang sangat panjang. Saya sendiri pernah mengalami bekerja selama 100 jam lebih per minggunya. Ya, dampak positif memang dirasakan langsung terutama untuk perkembangan dan kemajuan Negara Jepang itu sendiri. 


4. Mini Market di Jepang 

Mini market di Jepang sebenarnya tak jauh beda kalau dibandingkan dengan mini market yang ada di Indonesia. Orang Jepang sering menyebutnya sebagai (コンビニ) "kombini". Tentunya, ada banyak makanan, minuman, dan kebutuhan pokok lainnya yang teraedia di sini, sama halnya dengan mini market yang lain. Namun, yang membuat unik di mini market Jepang ini ialah selain mereka menjual bebas produk miras dalam bentuk apa pun, mereka juga menjual seperti majalah dewasa, yang di dalamnya juga ada informasi mengenai nomor telepon untuk ... (IYKWIM). Selain majalah dewasa mini market di Jepang juga selalu update dalam menjual komik, terbaru sepert: One Piece, Crows, dll.


Nah, itu tadi beberapa culture shock yang saya alami dan mungkin juga dialami orang-orang yang tinggal di Jepang atau daerah lain ketika beradaptasi di tempat baru.