Hal ini mengakibatkan pada sebagian besar wanita yang mengidap kanker ini baru mengetahui kalau dirinya sebernarnya sedang mengidap kanker ini pada saat sudah memasuki stadium lanjut dan akhirnya sulit untuk disembuhkan.
Padahal sebenarnya jika sebelumnya ia rutin melakukan upaya pencegahan tersebut, bisa berujung pada terdeteksinya kanker ini saat baru mulai berkembang dan akhirnya dapat ditangani dengan baik.
Sebelum melanjutkan, *Long Post alert
Apa itu kanker Serviks?
Kanker Serviks (kanker leher rahim) adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Awalnya, ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan Tumor pada serviks. Tumor yang ganas inilah yang nantinya berkembang menjadi penyebab kanker serviks.
Leher rahim (Serviks) sendiri adalah organ yang berbentuk seperti tabung silinder yang berada di bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung.
Jenis kanker serviks terbagi dua, yaitu:
Karsinoma sel skuamosa (KSS). KSS adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada saluran leher rahim.
Pada kasus yang jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan.
Kanker serviks sangat umum ditemui di seluruh dunia. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, kanker serviks merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita. Lebih jauh, WHO juga mengamati bahwa angka kejadian kanker serviks lebih besar di negara-negara berflower daripada di negara-negara yamaha semakin didepan (dibaca: maju).
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan bahkan mencatat bahwa kanker serviks menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Namun, semakin bertambah usia, risiko seseorang mengalami kanker serviks semakin besar.
Stadium Kanker Serviks
Tahap atau stadium digunakan untuk menjelaskan tingkat penyebaran kanker. Semakin tinggi stadium kanker, maka semakin luas penyebarannya. Berikut ini adalah stadium kanker serviks berdasarkan penyebarannya:
- Stadium 1
Sel kanker tumbuh di permukaan leher rahim, tetapi belum menyebar ke luar rahim. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
- Stadium 2
Kanker sudah menyebar ke rahim, namun belum menyebar hingga ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya. Ukuran kanker bervariasi, bahkan bisa lebih dari 4 cm.
- Stadium 3
Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, serta menekan saluran kemih dan menyebabkan hidronefrosis. Terdapat kemungkinan kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, namun belum menyerang organ di sekitarnya.
- Stadium 4
Kanker telah menyebar ke organ lain, seperti kandung kemih, hati, paru-paru, usus, atau tulang.
Penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung stadium yang dialami. Meskipun demikian, angka harapan hidup hanya hitungan persentase penderita yang masih hidup, lima tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks.
Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosis kanker serviks. Perlu diketahui, banyak penderita yang hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis kanker serviks. Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami:
Stadium 1 – 80-93%
Stadium 2 – 58-63%
Stadium 3 – 32-35%
Stadium 4 – 15-16%
Apa penyebab kanker serviks?
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual.
Di dalam tubuh wanita, virus ini menghasilkan dua jenis protein, yaitu E6 dan E7. Kedua protein ini berbahaya karena bisa menonaktifkan gen-gen tertentu dalam tubuh wanita yang berperan dalam menghentikan perkembangan tumor.
Kedua protein ini juga memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif. Pertumbuhan sel yang tidak wajar ini akhirnya menyebabkan perubahan gen (disebut juga sebagai mutasi gen). Mutasi gen inilah yang lantas menjadi penyebab kanker serviks berkembang dalam tubuh.
Beberapa jenis HPV tidak menyebabkan gejala sama sekali. Namun, sebagian jenis bisa menyebabkan kutil pada kelamin, dan beberapa bisa jadi penyebab kanker serviks. Hanya dokter yang bisa mendiagnosis dan memastikan seberapa bahaya jenis HPV yang Anda alami.
Dua turunan dari virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui berperan dalam 70% dari kasus kanker serviks. Jenis infeksi HPV ini tidak menyebabkan gejala apa pun, sehingga banyak wanita tidak menyadari mereka memiliki infeksi. Faktanya, kebanyakan wanita dewasa sebenarnya pernah menjadi “tuan rumah” HPV pada saat tertentu dalam hidup mereka.
HPV dapat dengan mudah ditemukan melalui tes pap smear. Inilah mengapa tes pap smear sangat penting untuk mencegah kanker serviks. Tes pap smear mampu mendeteksi perbedaan pada sel serviks sebelum berubah menjadi kanker. Jika Anda menangani perubahan sel tersebut, Anda dapat melindungi diri dari kanker serviks.
Sejauh ini HPV memang diketahui jadi penyebab kanker serviks yang utama. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang Anda terkena kanker ini.
Berikut berbagai faktor yang bisa meningkatkan potensi terkena kanker serviks:
- Wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV
- Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan dan melakukan seks tanpa kondom
Ini dapat meningkatkan risiko terkena HPV 16 dan 18
- Merokok.
Tembakau mengandung banyak zat kimia yang tidak baik untuk tubuh. Wanita yang merokok memiliki risiko hingga dua kali lebih besar dibanding wanita non-perokok dalam potensi terkena kanker serviks.
- Berat badan berlebih (obesitas).
Wanita dengan kelebihan berat badan lebih mudah memiliki kanker serviks jenis Adenokarsinoma.
- Faktor keturunan.
Wanita yang memiliki saudara perempuan atau ibu yang pernah terkena kanker serviks menjadi dua atau tiga kali lebih beresiko terkena kanker serviks. dibandingkan orang yang tidak punya faktor keturunan kanker, ini karena mutasi gen yang menjadi penyebab kanker serviks bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.
- Kehamilan
Wanita yang telah menjalani tiga kehamilan penuh atau lebih, atau yang mengalami kehamilan penuh pertamanya sebelum usia 17 tahun, dua kali lebih berisiko untuk kanker serviks.
- Penggunaan pil KB
Wanita yang menggunakan obat kontrasepsi minum seperti pil KB selama lebih dari lima tahun mengalami peningkatan risiko untuk kanker serviks, tetapi risiko ini kembali normal dalam beberapa tahun setelah berhenti menggunakan pil. Penelitian terbaru menemukan bahwa wanita yang menggunakan intrauterine device (IUD, perangkat yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan) memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker. Karena itu, alat kontrasepsi jenis IUD bisa jadi Alternatif buat Anda yang belum ingin hamil.
Gejala Awal
Sebenarnya, agak sulit untuk mengetahui dan mengenali gejala awal kanker serviks. Pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks awal dan pre-kanker tidak akan mengalami gejala. Pasalnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Tumor kemudian bisa mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. Gejala kanker serviks bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut ini.
- Perdarahan yang tidak wajar dari vagina.
Gejala kanker serviks ini sangat umum. Bila Anda tiba-tiba mengeluarkan darah atau bercak darah dari vagina, padahal saat itu Anda sedang tidak dalam masa haid, maka bisa jadi hal tersebut merupakan gejala kanker serviks. Biasanya, perdarahan ini terjadi setelah Anda berhubungan seksual. Atau bisa juga darah yang keluar saat haid, jumlahnya jauh lebih banyak dari biasanya.
Kedua hal tersebut bisa menjadi gejala kanker serviks stadium awal. Ya, walaupun memang keluarnya darah dari vagina bisa disebabkan oleh berbagai hal, maka ada baiknya jika Anda segera periksakan kondisi Anda ke dokter.
- Sakit pada bagian panggul
Apakah Anda merasakan sakit atau nyeri di area panggul? Jika iya, jangan anggap remeh rasa sakit tersebut. Nyeri di area panggul ketika memasuki masa haid mungkin hal biasa. Akan tetapi, kalau Anda merasakannya ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan, maka nyeri panggul yang Anda rasakan tidak normal dan Bisa Jadi gejala kanker serviks stadium awal.
Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera periksakan diri Anda.
- Keputihan yang tidak normal
Faktanya, keputihan adalah hal yang normal dan setiap wanita yang sehat pasti mengalaminya. Namun, ada kalanya keputihan yang dikeluarkan vagina itu tidak normal dan menunjukkan suatu gangguan kesehatan.
Misalnya saja, jika cairan keputihan yang dikeluarkan miss V berbau menyengat dan beda dari biasanya, maka hal ini menandakan bahwa Anda Mungkin mengalami suatu gangguan kesehatan. Tapi, jangan takut dulu, sebab keputihan yang tidak normal bisa disebabkan oleh berbagai hal, belum tentu sebagai tanda kanker serviks gejala awal.
Ada beberapa kondisi lainnya, seperti infeksi, yang dapat menyebabkan berbagai ciri-ciri kanker serviks tersebut. Namun, apa pun penyebabnya, Anda tetap harus mengunjungi dokter untuk memeriksakannya. Mengabaikan kemungkinan gejala kanker serviks hanya akan membuat kondisi memburuk dan kehilangan kesempatan perawatan yang efektif.
Lebih baik lagi, jangan menunggu hingga gejala kanker serviks muncul. Cara terbaik untuk merawat kelamin Anda dengan melakukan tes pap smear dan pemeriksaan panggul secara rutin ke dokter kandungan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala kanker serviks yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda menunjukkan beberapa tanda atau gejala kanker serviks di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda dan memeriksakan diri setiap muncul ciri-ciri kanker serviks.
Akan tetapi, sebenarnya semua wanita (terutama yang sudah menikah atau aktif secara seksual) harus ke dokter untuk memeriksakan diri dan mendapatkan vaksin HPV. Tidak perlu menunggu sampai muncul ciri-ciri kanker serviks baru mencari bantuan medis.
Wanita yang berusia di atas 40 tahun juga sangat disarankan untuk periksa ke dokter dan melakukan tes pap smear secara rutin. Pasalnya, semakin bertambah usia Anda makin rentan terhadap kanker ini. Sedangkan Anda mungkin saja tidak merasakan berbagai gejala kanker serviks yang sudah mulai menyerang.
Pencegahan
Jika didiagnosis dini, kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling dapat diobati dengan sukses. Di Amerika Serikat, tingkat kematian kanker serviks menurun sebanyak lebih dari 50% selama 30 tahun terakhir. Ini diyakini alasannya karena efektivitas tes skrining atau Pap smear.
Berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah kanker serviks terjadi pada Anda:
- Rutin melakukan pemeriksaan pap smear
Pap Smear merupakan salah satu cara terbaik sebagai lini pertahanan pertama untuk mencegah kanker serviks. Metode screening satu ini berfungsi untuk mendeteksi sel-sel dalam leher rahim yang berpotensi menjadi kanker nantinya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear pertama kali pada usia 21 tahun, terlepas apakah Anda sudah pernah berhubungan seksual atau belum. Tapi, jika usia Anda sudah lebih dari 21 tahun, juga belum terlambat untuk segera melakukan pemeriksaan ini.
Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin setiap tiga tahun sekali (tanpa disertai tes HPV), bagi Anda yang berusia 21-30 tahun. Sedangkan bagi Anda yang berusia lebih dari 30 tahun, Anda disarankan untuk melakukan pap smear (disertai dengan tes HPV) setiap lima tahun sekali. Lakukan pemeriksaan pap smear segera rutin untuk mengurangi risiko kanker serviks. Jangan lupa, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum Anda memutuskan melakukan pemeriksaan ini.
- Mendapatkan vaksinasi HPV
Cara lain yang tidak kalah penting untuk mencegah kanker serviks adalah melakukan vaksinasi HPV. Jika Anda wanita dan laki-laki berusia antara 9 sampai 26 tahun, Anda disarankan untuk mendapatkan vaksin ini.
Pada dasarnya vaksin HPV paling ideal diberikan pada mereka yang memang belum aktif secara seksual. Tapi, semua orang dewasa yang aktif secara seksual dan belum pernah mendapatkan vaksin ini sebelumnya, sebaiknya segera melakukan vaksinasi.
Wanita yang sudah aktif secara seksual harus melakukan pemeriksaan pap smear terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin HPV. Jika hasil pap smear normal, Anda boleh langsung mendapatkan vaksin HPV. Namun, jika pemeriksaan pap smear tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melakukan diagnosis lebih lanjut.
Meski vaksin HPV bisa mengurangi risiko kanker serviks, tapi vaksin ini tidak menjamin Anda terlindung sepenuhnya dari penyakit kanker serviks. Anda tetap disarankan menjalani pola hidup sehat dan pap smear secara rutin meski sudah mendapatkan vaksinasi HPV.
- Hindari merokok
Anda bisa mengurangi kemungkinan terkena kanker serviks dengan tidak merokok. Tidak merokok adalah cara penting lainnya untuk mengurangi risiko kanker serviks. Pasalnya, racun rokok bersifat oksidatif sehingga bisa memicu sel kanker muncul dan bertambah ganas.
- Lakukan seks yang aman
Lebih dari 90 persen kanker serviks disebabkan karena terinfeksi virus HPV. Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, maka gunakan kondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi risiko tertular HPV.
Selain itu, risiko tertular HPV juga meningkat apabila sering bergonta-ganti pasangan seksual. Wanita yang hanya memiliki satu pasangan pun bisa terinfeksi virus ini jika pasangannya memiliki banyak pasangan seksual lain.
- Menjaga kebersihan vagina
Selain melakukan pap smear untuk mencegah kanker serviks, Anda juga harus menjaga kebersihan vagina terutama saat menstruasi dan keputihan. Menggunakan cairan antiseptik kewanitaan yang mengandung povidone iodine mungkin bisa Anda lakukan untuk menjaga kebersihan vagina Anda, terutama ketika masa menstruasi.