Review Avengers: Endgame (2019) Versi Gudang Share




Review Avengers: Endgame (2019) Versi Gudang Share - Setelah penonton dibuat gila pada film pendahulunya, Avengers: Infinity War (2018), akhirnya Avengers: Endgame menjadi film yang paling ditunggu-tunggu baik Marvelfans maupun penonton pada umumnya. Tiket-tiket terjual dengan sangat cepat, bahkan digadang-gadang akan mengalahkan pendapatan Avatar (2009). Lalu apakah filmnya sesuai harapan? Untuk sebagian besar, tentu saja film ini sesuai bahkan melebihi harapan. Bagi beberapa orang, bisa menjadi sangat memuaskan. Tapi bagi saya, saya merasa film ini bisa menjadi besar justru karena yang sudah dibangun di Infinity War.

Endgame, memberikan porsi drama yang cukup dan porsi action yang luar biasa lebih dari cukup. Film dengan superheroesyang sangat banyak, dari berbagai universe dan bentuk, mulai dari alien, manusia, robot, bahkan mutant. Menarik bagaimana sang sutradara, Anthony Russo dan Joe Russo (atau dikenal dengan Russo Brothers) mengemas dan mengatur heroes agar punya porsi yang pas dan timing yang tepat (shout-out to writers, Christopher Markus dan Stephen McFeely).

Dengan durasi 3 jam lebih 1 menit, film ini benar-benar tidak membosankan. Semua penonton sangat menaruh perhatian pada tiap adegan dan dialog sambil menunggu hal besar yang akan terjadi. Meskipun Marvel rasanya tak lepas dari komedi, namun kali ini komedinya tidak berlebihan (seperti biasa hasil karya Russo Brothers terkesan lebih serius dibanding film MCU lainnya).

Kembali soal action, tidak ada yang mengejutkan dari kelompok villain, karena tentu saja kengerian sudah disebar dan ditampakkan bertubi-tubi pada Infinity War. Lalu pada sisi heroes, apa yang mengejutkan? Ternyata yang saya tunggu-tunggu dan digadang-gadang sebagai hero terkuat, Captain Marvel, tidak banyak memberi efek langsung pada film ini. Bukan mengecilkan, tapi pada film ini Captain Marvel kurang berkesan bagi saya, kecuali membuat silau tentunya (becanda gaes ;D). Tapi saya hargai bagaimana film ini tidak hanya fokus mengandalkan kekuatan dalam mengalahkan villain, namun juga strategi dan kerjasama.

Mana yang lebih baik, Infinity War atau Endgame? Tentunya penonton punya pendapat yang berbeda-beda. Namun, saya pribadi lebih menyukai Infinity War. Karena pada Endgame, beberapa adegan memang dramatis dan menyentuh, tapi entah bagaimana tidak bisa mengalahkan aura kelam dan suram pada Infinity War. Tentunya Endgame sangat berdampak langsung dan bisa membuat banyak orang khawatir dengan heroes favorit masing-masing, namun secara keseluruhan, film ini hanya menyelesaikan cerita pada Infinity War tanpa menambahkan sesuatu yang baru dan mengesankan. Mungkin saja karena terlihat sudah habis-habisan bertarung di Infinity War, sehingga meskipun Endgame sangat bagus, tapi saya sudah tidak terlalu impressed atau kaget karena rasanya hanya deja vu dengan trik berbeda.

Sebelum ada yang protes, ya saya tahu Infinity War dan Endgame adalah satu film yang berkelanjutan dan harus dihargai sebagai kesatuan utuh. Namun jika dibandingkan dengan film dengan 2 part lainnya yang bagian terbaik justru disimpan di akhir namun tidak pada Endgame. But well, agree to disagree and don’t get me wrong, I do love this movie. Semua eksekusi massive fight battle yang sangat luar biasa. Ceritanya engaging dan tidak membosankan, dimana tidak semua film bisa membuat penonton untuk tetap perhatian meskipun dengan durasi yang sangat panjang. Saya tidak akan komentar soal visual, karena sudah pasti semua orang tahu standar Russo Brothers. Finally, ini adalah film penutup dari semua film-film MCU yang dimulai dari Iron Man (2008). Angkat topi untuk kerja keras seluruh aktor, aktris, sutradara, penulis, crew, dsb, yang sudah berhasil menghibur penonton sehingga keluar bioskop dengan perasaan penuh. Brilliant.

“I love you 3000.”

My personal rate: 8/10