π ππ‘πππ‘ππ πππππ πππππ πππ₯πππ§ππ₯ ππ‘π§π-πππ₯π’
Dulu, istilah anti-hero udah muncul pada abad 17, tepatnya pada cerita Romawi kuno, ada karakter yang bernama Thersites. Doi adalah prajurit Roma pada perang Troya. Sebagai seorang prajurit, Thersites punya fisik yang "cacat", punggungnya bungkuk, pundaknya masuk ke dalam tubuh, rambutnya gak terawat, belum lagi sifatnya yang demen mabuk-mabukan, sering sirik & iri ke orang lain, serta sering ngomong kasar & berbuat onar yang gak jarang ngebuat partner sesama prajuritnya geram. Namun walau begitu, Thersites tetaplah seorang prajurit Romawi yang pada saat itu dikenal sebagai pekerjaan terpandang. Doi punya martabat sebagai prajurit, dengan kata lain, Thersites adalah seorang prajurit yang gak punya sifat & penampilan layaknya prajurit, gak peduli dengan moral compass orang lain & akan bertindak sesuai dengan jalan & nilai yang doi yakini. Nah, sifat dari karakter Thersites ini kemudian mengalami evolusi akibat perkembangan zaman & mulai masuk ke dunia literatur modern. Anti-hero sekarang dianggap sebagai satu individu yang terasingkan oleh masyarakat sekitar.
πΌπππ-ππππ πππππΌππΌ πΏπΌππΌπ πΏππππΌ ππππππΌ
Istilah ini kemudian mengalami perubahan lagi saat memasuki dunia film. Asal muasal karakter anti-hero diubah drastis, ada yang karena muak dengan keadaan yang ada atau akibat suatu peristiwa yang tragis & memaksa karakter tersebut "menggeser" moral compassnya. Sebut aja Michael Corleone di film The Godfather. Pada awalnya, doi adalah seorang periang, yang balik setelah bertugas sebagai tentara US. Doi punya sifat loyal terhadap keluarganya, temen-temennya & cenderung pendiam. Tapi setelah balik kerumahnya & siap menjalankan bisnis keluarganya, ada yang mencoba membunuh ayahnya, mengganggu bisnis keluarganya & mengancam seluruh keluarganya. Kakaknya pun akhirnya terbunuh saat mencoba membalas dendam, yang artinya semua keluarganya sekarang udah "musnah". Disinilah titik balik seorang Michael Corleone dimulai, dari seorang sarjana & pahlawan perang menjadi mobster mafia yang membunuh banyak orang demi melindungi bisnis & loyalitas kolega serta keluarganya.
Nah, setelah Michael Corleone, karakter anti-hero ini terus mengalami evolusi. Travis Bickle, The Punisher, Jack Sparrow, Deadpool, Dexter, Venom, Rorscharch, Wolverine (Logan) dsb. Tapi walau ada banyak karakter anti-hero yg bervariasi, mereka semua punya satu kesamaan yang terlihat jelas. Mereka mempunyai satu sisi yang gak cocok dengan sifat maupun pribadi seorang "hero", tapi memiliki satu nilai tujuan yang kurang lebih sama dengan peran antagonis utama dalam sebuah cerita. Seorang pahlawan sering kali digambarkan perfect. Mereka punya nilai kebaikan yang lebih dibandingkan orang lain, punya karisma kuat, jiwa kepemimpinan yang tinggi & moral compass yang gak pernah goyah walau diterjang cobaan yang paling berat sekalipun. Dengan kata lain, pahlawan adalah wujud dari kebaikan manusia yang
sempurna. Tapi coba kita pikir, apa emang ada seorang manusia yang sangat perfect tanpa cacat sedikitpun? Bagaimanapun bentuk idealnya seorang manusia, dia pasti punya satu kekurangan atau "dark side" yang gak mungkin bisa disembunyiin. Ibarat sebuah timbangan, manusia pasti memiliki sifat baik & buruk biar bisa seimbang. Nah disinilah seorang anti-hero berada, di daerah abu-abu antara sisi kebaikan & kejahatan. Mereka gak munafik, mereka bisa sedikit lebih ke kiri menuju kejahatan, atau condong kesebelah kanan menuju arah para pahlawan.
Karakter anti-hero emang sedikit banyak didesain untuk mendapatkan simpati viewers, memaksa kita untuk setuju dengan nilai & tujuan mereka. Mereka juga memiliki satu cacat atau kekurangan yang bisa dilihat dengan jelas. Motivasi & alasan mereka terkait tujuannya jelas, yang salah satunya pasti berasal dari cacat atau kekurangan yang mereka miliki. Sebagai contoh, kita tilik moral compass Rorscharch di film Watchmen. Doi punya moto "Never compromise, not even in the face of Armageddon". Doi termasuk anti-hero yang gak menjunjung tinggi nilai keadilan layaknya superhero pada umumnya. Ada salah satu adegan dimana Rorschach menolak untuk membawa pembunuh tersebut ke meja pengadilan karena doi merasa hal itu gak setimpal. Doi kemudian menghujamkan golok ke kepala si pembunuh, demi nilai keadilan-keadilan yang dia anut sekaligus meluapkan emosi & dark side dalam dirinya. Karena hal inilah kenapa karakter anti-hero sering kali dianggap sebagai penjahat. Mereka gak punya nilai keadilan damai layaknya seorang hero, tapi lebih menuruti naluriah dasar seorang manusia yang penuh emosi.
Karakter anti-hero emang dibuat untuk mengaburkan definisi baik bak pahlawan, atau kejam bak penjahat. Mereka bisa dibilang berada di wilayah abu-abu, gak baik namun juga gak jahat. Semua tergantung dari perspektif viewers. Satu orang bisa bilang mereka baik, tapi orang lain bisa menganggap karakter tersebut termasuk orang yang jahat. Disinilah uniknya seorang anti-hero, dimana pada akhirnya setiap orang akan punya pendapat yang berbeda. Nilai, sikap, & moral code yang dimiliki oleh viewers akan turut menjadi faktor yang menilai apakah aksi yang dilakukan oleh anti-hero tersebut termasuk aksi yang baik atau jahat. Perbedaan pendapat inilah yang nantinya akan menciptakan perspektif yang berbeda dari akhir sebuah cerita : apakah pahlawan atau penjahat yang menang?
ππππ½ππππ πΌπππ-ππππ πΏπΌππΌπ ππππ ππΌππΎππππ
Coba kita tilik film Watchmen, film mature superhero ini emang kental banget dengan nuansa abu-abu, dimana ada 2 karakter anti-hero (Rorscharch & Ozymandias). Sinopsis dikit : Watchmen berisikan para "pahlawan berkostum" dimana mereka hidup saat pihak US & Russia bersitegang & berpotensi terjadi perang nuklir antar keduanya. Jika hal ini terjadi, milyaran manusia bakal musnah & memicu World War baru. Nah, Rorscharch, salah satu member Watchmen punya teori konspirasi bahwa ada seseorang yang ingin dunia ini hancur. Orang tersebut membunuh The Comedian (member Watchmen lainnya) yang dirasa dapat mengagalkan rencana tersebut. Doi tewas setelah dilempar dari lantai apartemennya oleh seseorang yang tidak dikenal. Rosrcharch kemudian menyelidiki kasus ini & semua bukti mengarah ke satu orang, yaitu. Ozymandias, member Watchmen lainnya yang merupakan orang tercerdas didunia. Tapi oh tapi, ternyata Ozymandias gak ingin menghancurkan dunia, melainkan menyelamatkan dunia dari perang nuklir dengan cara : "Kill millions to save billions".
Doi melakukannya dengan cara menciptakan sebuah rekayasa "common enemy" yang mengarah ke Dr. Manhattan (satu-satunya member Watchmen yang punya kekuatan super & dianggap sebagai "God") yang datang ke kota New York & menghancurkan bangungan, serta menghilangkan jutaan nyawa. Dengan begitu, dunia akan mendesak negara superpower seperti US & Rusia untuk segera berdamai & perang nuklir pun gak akan terjadi. Dengan munculnya "common enemy" tersebut, dunia yang pada awalnya berlomba-lomba membuat senjata nuklir
untuk berperang mengalahkan satu sama lain, justru membelokkan setir mereka: bersatu saling menolong & membuat senjata bersama untuk melawan "common enemy" mereka. Akhirnya dunia pun bersatu & damai. Jenius, sekaligus kejam kan? Ozymandias berusaha menyelamatkan milyaran orang di seluruh dunia dengan cara mengorbankan jutaan orang dalam satu kota. Ini seperti trolley dilemma, sebuah pertanyaan yang memperdebatkan etik & moral code yang dimiliki oleh manusia. Di sisi lain, Rorscharch gak setuju dengan pembohongan publik tersebut & berusaha membocorkannya ke public. "Never compromise, not even in the face of Armageddon. That's the difference between us".
Beberapa orang mungkin akan melihat aksi Ozymandias sebagai aksi yang diperlukan untuk mencegah manusia menuju kepunahan. Jutaan orang "dimaklumkan" menjadi korban agar milyaran orang lainnya tetap hidup. Tapi gak sedikit juga yang merasa setuju dengan Rorschach, bahwa dunia harus tahu apa yang terjadi sebenarnya. Satu kejahatan gak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan kejahatan lainnya, semua kejahatan harus diungkap & diadili, tanpa kecuali. "Never compromise, not even in the face of Armageddon". Pada akhirnya kita melihat bahwa Rorschach menjadi seorang anti-hero yang condong ke arah baik karena memiliki kode & motivasi yang kuat terhadap kejahatan. Doi pengen semua orang tahu apa yang terjadi sebenarnya, walau hal tersebut menyebabkan dirinya mati. Ozymandias pun gak sepenuhnya menjadi pahlawan, karena doi telah menyebabkan jutaan orang kehilangan nyawa demi menyelamatkan milyaran nyawa lainnya. Disinilah perspektif kita sebagai viewers dimainkan, membuat kita berpihak pada salah satu sisi dari mereka.
Secara pribadi, saya suka banget sama konsep anti-hero. Kenapa? Karena anti-hero bukan cuma sekedar character-filler yang digunain buat mengisi kekosongan cerita, tapi konsep ini bener-bener mengajarkan saya bahwa hidup ini lebih dari sekedar hitam-putih. Gak ada yang bener-bener baik, & gak ada pula yang bener-bener jahat. Gak ada solusi yang sempurna terhadap permasalahan hidup. Setiap pilihan punya downside-nya masing-masing, gak ada yang namanya win-win solution, yang ada hanyalah pilihan situasional terhadap kondisi yang dihadapi. "Everything happened for a reason, that's why we need to understand to each other". Dan jangan ngejudge secara sepihak & selalu berpikir di area abu-abu. "Nobody perfect, & that's why God give us each other".
Jadi siapa nih sosok anti-hero yang jadi favorit kalian?
Sumber referensi: Moviephobic