Melawan Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa



Melawan Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa - Masih Banyak Yang Menganggap Orang Dengan Gangguan Jiwa disebut Gila, Padahal Sebutan itu sudah tidak pantas dikatakan, dan malah memperburuk untuk pemulihan kondisi kejiwaan penderita

Mari kita semua menyebarkan pengetahuan kesehatan jiwa pada siapapun di sekitar kita. Terutama keluarga kita. 

1. Jangan ragu atau malu berkonsultasi kesehatan jiwa ke dokter umum, psikolog, perawat jiwa atau psikiater di layanan kesehatan terdekat mulai dari puskesmas, RSUD, RS Jiwa. Laporkan bila ada kasus pasung dan ODGJ yang belum berobat atau terlantar ke petugas puskesmas.

2. Mari kita hapus stigma pada rumah sakit jiwa. Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dengan dilaksanakannya standarisasi pelayanan akan semakin baik. Tidak ada bedanya fasilitas di RS Jiwa, RSUD di ibukota dengan di daerah. Meskipun perbaikannya bertahap. Fasilitasnya bersih rapih dan petugas kesehatannya juga makin profesional. Jauh dari kesan kumuh dan menyeramkan.

3. Berkonsultasi ke layanan kesehatan jiwa bukan aib atau hal memalukan. Konsultasi ke profesional kesehatan jiwa bukan berarti kita gila. Tapi sikap positif untuk menjaga kesehatan kita yg paripurna jiwa dan raga. Yg gengsi konsul ke psikolog, perawat jiwa dan psikiater berarti kagak trendy.

4. Pastikan seluruh anggota keluarga kita terdaftar BPJS Kesehatan. Dengan demikian kita dapat mengakses layanan kesehatan kapan saja dibutuhkan.

5. Bayar iuran BPJS kesehatan dengan teratur. Meskipun kita tidak sakit tapi tetap rutin bayar. Jangan percaya bahwa BPJS Haram atau Riba. BPJS kesehatan adalah proyek amal jariyah saling bantu. Negara tidak untung dari menyelenggarakan BPJS Kesehatan. Tapi akan selalu defisit. Karena itu kita bantu negara. Kita yang sakit meskipun ditombokin biayanya oleh negara dari uang pajak dan iuran orang lain juga tidak untung. Mana ada orang sakit malah untung.

6. Mari bersama2 hapus stigma terhadap gangguan jiwa. Mengalami gangguan jiwa sama seperti mengalami penyakit apapun. Tidak merendahkan martabat seseorang.

7. Terima kembali ODGJ yang telah pulih dalam lingkungan masyarakat. Beri penguatan agar dia mau disiplin minum obat demi menjaga kestabilan.

8. Kalau ada di lingkungan kita yg merasa dirinya nabi, rasul, imam mahdi, tuhan dan mendirikan aliran agama aneh, merasa toba2 sakti atau fenomena yg mirip lainnya jangan dipercaya. Sarankan keluarganya untuk membawa ke puskesmas terdekat agar mendapat layanan kesehatan jiwa. Tetap perlakukan dia dengan baik. Hindari kekerasan dan persekusi.

9. Bila ada krisis kedaruratan gangguan  jiwa kontak perangkat desa setempat, dokter atau perawat di puskesmas, satpol pp, pekerja sosial, dinas sosial setempat dan kepolisian.

10. Jaga kesehatan jiwa raga kita dengan baik, selfcare. 

11. Dukung dan berikan apresiasi pada profesional kesehatan jiwa, apoteker dkk. Kalau konsul ucapkan terima kasih dan senyum. Karena senyum adalah amal yg paling mudah.

12. Setiap nunggu di ruang tunggu untuk konsul ke psikiater manfaatkan untuk saling memgedukasi dan menguatkan. 

Semua manusia tidak pandang suku agama ras atau golongan atau bahkan yg tdk beragama sekalipun semuanya memiliki kapasitas untuk berbuat baik. Termasuk kita semua.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Salam sehat jiwa.