Kemiskinan Adalah Bagian Dari 'Privilege' yang Paling Tak Disadari Oleh Semua Orang




Kemiskinan Adalah Bagian Dari 'Privilege' yang Paling Tak Disadari Oleh Semua Orang - Oke, pertama, apa sih privilege itu?

Privilege adalah hak khusus atau keistimewaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang tertentu atas kelas-kelas yang dimilikinya sejak lahir.

Secara umum, kita sering melihatnya dalam wujud kecantikan, kekayaan, area tempat tinggal, ras, warna kulit, agama, dan sebagainya.

Dengan adanya doktrin tersebut, sulit untuk melihat bahwa kualitas rendah; a-non-privilege-socio-economy-class seperti kemiskinan termasuk menjadi bagian privilege. Tetapi, sebenarnya, ia termasuk, terutama menyangkut perkara moral dan aturan yang ditetapkan dalam masyarakat.



BAGAIMANA BISA IA MENJADI DEMIKIAN?

Dalam masyarakat, ada standar-standar moral yang ditetapkan. Semacam, katakanlah, kita setuju bahwa itu buruk saat kita membuang sampah secara sembarangan di sungai atau parit, itu menyakiti alam semesta.

Tetapi, karena kita miskin, hal itu dimaklumkan. Ia tidak lagi menjadi buruk, tetapi menjadi suatu hal yang lumrah. Kemiskinan adalah privilege yang mengubah standar moral buruk menjadi tidak lagi buruk jika dilakukan oleh mereka.

Coba saja ada tokoh terkenal yang kaya raya dan punya nama ketahuan buang sampah sembarangan di sungai, beuh, pasti dicaci maki habis-habisan, dianggap tak bermoral. Padahal yang mencaci maki juga masih melakukannya.

Atau tentang pencurian. Oke, pencurian. Ini buruk, standar moral manapun akan mengecap ini buruk. Tetapi, jika hal ini dilakukan oleh orang miskin, orang-orang akan mulai mencari-cari alasan pembenaran. Pencurian yang seharusnya menjadi bahan kutukan, diubah menjadi simpati oleh privilege bernama kemiskinan.

Atau bagaimana dengan kebodohan. Saya akan ditimpuk sehabis ini, saya tahu. Okay.

Sejak istilah privilege ini meluas, terutama soal privilege kekayaan yang mengiringi orang-orang berpendidikan bagus. Orang-orang yang tidak diberkahi olehnya mulai mengutuk soal privilege, mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan hal-hal (sekolah tinggi, menjadi pintar) sebab tak punya privilege kekayaan yang akan mendukung mereka mendapatkannya.

Alhasil, mereka mulai berpasrah, tidak mau mencari dengan cara lain (belajar itu gratis, perpustakaan nggak bayar tuh, internet juga luas), menjadikan kemiskinan sebagai privilege yang menjadi alasan untuk tetap malas-malasan.

Dan, masih banyak lagi contoh kasus dimana sesuatu yang seharusnya bukan privilege, justru berubah menjadi privilege yang akan mengubah standar moral secara total.

Tetapi, kita juga tidak bisa melupakan privilege beneran (tadi saya lupa sih._.) semacam mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah, BPJS, beasiswa sekolah dan kuliah untuk ekonomi kelas bawah, dan semacamnya. Itu patut disyukuri, yang kaya malah pengen dikasih gratisan, xixixi.