Apa Itu Cinta Virtual? Lalu Bagaimana Cara Mengatasinya? Ini Jawabannya! - Kesederhanaan Cinta Virtual
Semakin dewasa, rasa kesepian pun kian melanda. Ya, semakin dewasa, semua akan pergi perlahan menyisakan kita seorang diri. Mau tak mau, kita pun harus bisa menciptakan bahagia untuk diri kita sendiri. Seperti saat ini, ketika dunia nyata kita tak begitu menyenangkan, kita akan beralih menyibukkan diri di dunia maya.
Zaman sudah berubah. Dunia sudah meng-global. Tak ada lagi jarak pertemanan, semua akan lancar dan terasa dekat bila kita punya ponsel dan kuota. Ada banyak penyedia media hiburan yang bisa menghibur kita. Namun, kita tetaplah manusia yang membutuhkan interaksi dan komunikasi. Tontonan di balik layar kaca saja tak cukup.
Ketika tak ada notifikasi di hp itu cukup menyedihkan bagi kita yang sudah terpaku dengan media sosial. Oleh karenanya, mencari teman di media sosial adalah solusinya. Dengan niat ingin berteman, bermulalah saling mengenal dan mengirim pesan. Hari demi hari, dilalui dengan keceriaan. Tanpa disadari keduanya terjebak dalam zona nyaman. Seperti itulah awal kisah cinta virtual yang lagi ngetrend sekarang.
Tak ada yang bisa mengendalikan rasa, di mana ada kenyamanan maka di situ cinta akan bersemi. Kini, cinta hadir semakin sederhana, tak perlu bertatap muka. Dunia maya mampu menghadirkan cinta tanpa temu, hanya saling mengisi waktu melalui obrolan pesan saja sudah bisa membuat hati berbunga-bunga dan senyum-senyum sendiri layaknya orang g*l*. Ini bukan berarti nyaman dengan ketikan, tapi nyaman sama sosok yang ngetik.
Sederhana, itulah predikat virtual. Sangat sederhana menumbuhkan cinta dan sederhana pula menciptakan luka. Tak perlu kata putus, kata kasar, dan mendua di depan mata. Cukup dengan tidak membalas pesan dan menanyai kabar, itu sudah memperjelas bahwa sosok tersebut telah beranjak pergi. Dan, sudah pasti menorehkan luka.
Apalagi bagi tipe yang hanya bisa mencintai dalam diam dan memendam. Pasti rasanya sakit banget, ditinggal pas sayang-sayangnya dan tak bisa berbuat apa-apa pula.
Lalu, adakah cara agar kita tak mudah menaruh rasa kepada sosok virtual?
Sudah pasti ada, caranya pun juga sederhana.
1. Membatasi dan mengurangi komunikasi dengan lawan jenis di dunia maya.
2. Cari kesibukan di dunia nyata agar tak terpaku dengan dunia maya.
3. Ketika sedang ada chattingan dengan lawan jenis, segeralah hapus, jangan disimpan. Karena, jika disimpan kemungkinan besar pasti sering dikunjungi dan dibaca berulang kali. Nah, dari sinilah akan tumbuh benih-benih dan harap.
4. Lakukan hal-hal yang lebih bermanfaat di dunia maya, seperti membuat caption, kata-kata penyemangat, artikel bermanfaat, dan lain-lain yang semacamnya. Intinya yang membawa dampak positif.
Tak sepenuhnya jalinan virtual berhubungan dengan penipuan, kebohongan, dan ke-ghostingan saja. Sebab, banyak pula yang menjalaninya berujung sampai pelaminan. Semua kembali ke diri kita masing-masing bagaimana kita mengkondisikannya dan percaya atau tidaknya. Jalinan virtual adalah salah cara Tuhan mempersatukan seseorang dengan jodohnya.
Tapi, kalau merasa sakit hati jadi korban ghosting dan berjuang untuk move on dengan sosok virtual, maka alangkah baiknya dipertimbangkan saran saya di atas. Sebab, sesuatu yang berhubungan dengan hati pasti nyata dan sulit untuk dilupa.