Kontradiksi Hati Dalam Menerima Permintaan Maaf yang Berkelanjutan

 


Kontradiksi Hati Dalam Menerima Permintaan Maaf yang Berkelanjutan - Sebelum ke pembahasan inti, sejatinya akan dihadapkan sesuatu yang sifatnya umum dahulu. Itulah yang "Mereka" lakukan untuk memperbaiki minat baca dan memberikan sedikit pemahaman terhadap suatu konteks yang diberikan.

Bahasan mengenai People Pleaser sepertinya sudah sering terdengar, terekspos serta tersebar di kaula muda seperti kita; Gen Z. Maka dari itu, asumsikan sudah sedikit mengerti mengenai istilah psikologis ini dengan mempersingkat dan melanjutkan ke bagian intinya saja.

"Over Apologizing" simpelnya adalah terlalu sering meminta maaf atau terbiasa meminta maaf, namun secara berlebihan.

Meminta maaf merupakan hal yang patut dilakukan ketika membuat suatu kesalahan; baik itu kesalahan kecil atau boleh jadi kesalahan besar yang berisiko sangat fatal. Dan suatu kebajikan pula bila menerima permintaan maaf tersebut dengan penuh keikhlasan setulus hati. Human Error juga merupakan hal wajar bagi setiap kinerja individu dalam menjalankan produktivitasnya. Namun, bagaimana jika kasusnya tidak ada perubahan yang signifikan pada individu tersebut. Melainkan, secara terus-menerus dipaksa melihat, mendengar, bahkan harus menerima maafnya atas dasar sympathic dengan kondisi dan ocehan kompleks yang dilantangkannya?

"Minta maaf gak bikin derajat kamu semakin rendah, kok." Betul. Tapi, lain halnya jika kamu melakukannya lebih dari 1, 2, atau bahkan berkali-kali dengan orang yang sama. Lawan bicaramu akan risih dan tidak nyaman dengan ketidakdisiplinan perilaku kamu—seolah-olah tidak menginterpretasi kata maaf itu sendiri.

Lalu, apa dampaknya?

Selain menjadikanmu People Pleaser, kamu juga akan:

Mudah overthink

Mudah dimanfaatkan secara kamu merupakan orang yang sangat aware terhadap orang lain

Membuat risih seseorang karena merasa terbebani

Insecure terhadap diri sendiri

Berikut adalah solusi untuk kamu yang Over Apologizing:

Sadari batasan dan perilaku kamu sendiri

Minta pendapat orang lain, apakah kamu melakukan kesalahan atau tidak sebelum kamu meminta maaf

Ganti permintaan maafmu dengan suatu kebahagian kecil yang kamu berikan

Self-healing dengan berkumpul bersama teman atau pergi liburan

PERINGATAN: Tulisan ini diharapkan tidak menyinggung pihak manapun. Apabila ada kesan buruk yang tersirat, mohon sekiranya diwajarkan karena tulisan ini ditulis sebagaimana kenyataan yang konkret dengan kehidupan masa kini.

Sekian.