Benarkah Kemerdekaan Indonesia Adalah "HADIAH" Dari Jepang?

 


Benarkah Kemerdekaan Indonesia Adalah "HADIAH" Dari Jepang? Ketika Indonesia mau merdeka, tak banyak di antara kita yang sadar kalau Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dalam kondisi yang sangat genting, serba terbatas, dan serba terdesak.

5 hari sebelum proklamasi kemerdekaan RI, tepatnya tanggal 12 Agustus 1945, 3 bapak negara Indonesia (Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat) bertemu dengan petinggi Jepang (Marsekal Terauchi) di Dalat, Vietnam.

Di sini Jepang "berjanji" akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia secepat mungkin. Walaupun sempat Marsekal Terauchi nyempil "Proklamasi kemerdekaan RI kalau bisa tanggal 24 Agustus saja, yah?"

Kenapa Jepang yang semula menjajah Indonesia tiba-tiba berjanji bakal menghadiahi Indonesia kemerdekaan? Salah satu alasannya adalah karena Jepang butuh dukungan Indonesia dalam rangka memainkan politik peperangan selama Perang Dunia II. Jepang pengen banget memperkuat posisi negara mereka di kawasan Asia Timur.

Karena itu dukungan dari Indonesia yang merdeka untuk mereka sangat berarti. Terlebih, Indonesia menyimpan semua bahan baku dan sumber daya alam penting yang sangat berguna, baik dalam kondisi perang maupun damai.

Janji kemerdekaan dari Jepang ini tentunya membuat 3 bapak negara Indonesia ini bahagia dan senang nggak karuan dong. Akhirnya perjuangan menjadi negara yang bebas dan merdeka dari penjajahan selama berabad-abad segera terwujud!!! Dua hari kemudian, mereka terbang kembali ke Indonesia.

Tapi tanpa mereka ketahui, ternyata setelah pertemuan di Dalat tersebut, Jepang justru menyatakan kekalahan perang terhadap Sekutu. Dan tentara Jepang tetap berada di Indonesia karena Jepang ternyata sudah berjanji pada Sekutu akan menyerahkan pemerintahan Indonesia ke blok Sekutu.

Lah ... padahal blok Sekutu selama Perang Dunia II terdiri dari AS, Tiongkok, Prancis, Inggris, ..... dan Belanda ....!!!!

Celaka nih, bisa-bisa Indonesia bakal jatuh lagi ke tangan Belanda! Dan berita kekalahan Jepang kepada Sekutu ini ternyata sudah terdengar oleh para pejuang muda di tanah air melalui siaran berita di radio BBC. 

Tentu saja para pejuang muda khawatir banget. Dan mereka berpikir bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan secepat mungkin! Mumpung tentara Sekutu belum menyerbu! Tapi maksud dari para pejuang muda ini justru ditentang sama para pejuang tua. 

Mereka mikir, memproklamasikan kemerdekaan itu nggak perlu buru-buru, karena tentara Jepang masih ada di sini. Kalau buru-buru, bisa-bisa terjadi pertumpahan darah. Alhasil terjadilah perdebatan dan perselisihan paham antara para pejuang.

Yang muda ngotot Indonesia harus segera merdeka secepatnya. Yang tua bilang "Sabar dulu." Yang muda, nggak pengen kemerdekaan Indonesia adalah "hadiah" dari Jepang. Indonesia harus merdeka sendiri, tidak perlu nunggu dikasih Jepang.

Perbedaan pendapat ini akhirnya berujung pada penculikan Soekarno, Hatta, Fatmawati (istri Soekarno), dan bayi Soekarno yang masih 9 bulan. Mereka dilarikan ke Rengasdengklok tanggal 16 Agustus malam.

Di sana para pemuda meyakinkan Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, mumpung Jepang sedang KO dari Sekutu. Soekarno jangan dengerin Jepang terus-terusan lah...

Selama penculikan, perundingan alot pun terjadi di antara para pejuang di Rengasdengklok vs Soekarno - Hatta, dan antara pejuang muda vs pejuang tua di Jakarta.

Akhirnya malam itu semua sepakat kalau proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan di Jakarta. Soekarno pun dikembalikan ke kediamanannya di Jakarta malam-malam itu juga.

Tapi Soekarno dan Hatta nggak lantas istirahat. Mereka langsung menemui Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang di Jakarta.

Tapi ternyata, Soekarno malah dapat berita mengecewakan dari Otoshi Nishimura. Sejak siang tanggal 16 Agustus tadi, pemerintah Jepang telah memerintahkan untuk mempertahankan "status quo" akibat kekalahan perang di PD 2.

Itu artinya, Jepang tidak bisa memberikan izin lebih lanjut pada Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan mereka. Tentu saja Soekarno kaget dan kecewa berat mendengar berita ini. 

Lah terus pertemuan di Dalat - Vietnam kemarin ngapain?? Ngapain pake janji-janji bakal kasih kemerdekaan segala kalau pada akhirnya "nggak jadi"???

Saking kecewa dan kesalnya, Soekarno sampai menyindir Otoshi Nishimura begini : "Apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido? Ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu?"

Akhirnya Soekarno meminta Otoshi Nishimura untuk tidak menghalangi niat Soekarno dkk untuk memproklamasikan kemerdekaan RI secepatnya, walaupun dengan cara "pura-pura nggak tahu sajalah!" 

Malam itu pula, dini hari jam 02.00 Soekarno kembali berkumpul dengan para pejuang di rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi.

Jepang sudah ingkar janji, proklamasi kemerdekaan secepatnya sajalah diadakan. Dua jam mereka berunding dan berdebat soal teks proklamasi, akhirnya subuh-subuh, teks proklamasi berhasil keluar dan diketik. 

Subuh-subuh tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno langsung pulang ke rumahnya, nggak istirahat sama sekali. Upacara proklamasi kemerdekaan RI segera disiapkan. 

Pagi itu, tanggal 17 Agustus 1945, tepat jam 10.00 pagi, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di depan ratusan warga yang sudah berkumpul.

Bendera merah putih yang dijahit handmade oleh istri Soekarno, dikibarkan. Proklamasi berhasil dibacakan, dan Indonesia berhasil dimerdekakan mulai detik itu. 

Proklamasi Indonesia terjadi di antara kegentingan dan serba keterbatasan. Dan proklamasi Indonesia tidak jadi "hadiah" dari Jepang. Melainkan perjuangan sendiri yang secepat kilat + tanpa istirahat.

Sumber : Lia Lestari's Journey

Pics : Book Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945)