JOKOWI - Jago Marketing & Business process




Bukan tentang Pilpres -

Tahun 2002-2006 saya bekerja sebagai Head of business development di sebuah perusahaan export craft di Jogja. Perusahaan ini salah satu pioneer craft exporter milik pengusaha aussie yang kemudian menjadi WNI, dan kemudian dibeli oleh group retail gede. Karena pioneer maka client2 cukup mentereng di eropa dan US menjadi account setia kami.

Salah satu account penting di Eropa adalah perusahaan asal Vigo, kota di perbatasan spanyol dan portugal. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang meroket saat itu, bersaing dengan ketat dengan ZARA (yg juga client kami).

Di Indonesia mereka punya beberapa vendor kunci. salah duanya adalah RAKABU, dan tempat saya kerja, Out of Asia.

Pemilik perusahaan ini, meskipun perusahaannya berkembang pesat, masih ikut trip kalau sourcing ke Asia. Dan kalau dia dan staff2nya datang, maka tim kami harus sangat siap. Showroom harus kita siapkan khusus product line yang sesuai dengan taste nya. Kita pasti kerja 3 bulan sebelum tripnya, memastikan semua product, data kapasitas supplier, packaging system/costing, Production lead time, etc. Deal akan dilakukan pada saat itu juga, jadi negosiasi akan sangat alot... saya dia sebut sebagai tough negotiator, karena pelit.

Nah.. yang bikin saya sebel saat itu adalah, owner perusahaan ini selalu cerita tentang hebatnya RAKABU, perusahaan furniture milik Jokowi.RAKABU kalau meeting bisa di restaurant, restaurant disulap jadi showroom jadi meetingnya santai sambil makan. RAKABU juga menyediakan satu bangunan gratis di solo, lengkap dengan mobil, dan driver, yang disediakan untuk perwakilan perusahaan ini di Indonesia. Service RAKABU, dia anggap sebagai service terbaik yang pernah dia terima dari vendor2nya. Asem.

Padahal kita sekali meeting bisa nyiapin 300 item baru khusus buat dia.. showroom kita pasti cakep dan sangat fokus buat dia. makan siang juga di siapkan dengan detail oleh pemilik perusahaan kami yang juga ahli di kuliner dan hospitality. Tapi masih dianggap kalah dibanding service RAKABU :D

Waktu saya dapat kesempatan visit ke kantor dan warehouse + shopnya di Spanyol dan Portugal, bapak pemiliki ini lagi2 sambil senyum2 nunjukin produk2 RAKABU yang di display di sana. Produk kayu yang disainnya tidak rumit, kualitas craftmanshipnya di atas rata-rata, kualitas kayu bagus dengan Moisture contain yang cukup rendah sehingga tidak bending dan tidak berjamur. RAKABU juga dia sebut sebagai perusahaan yang disiplin dalam delivery term. jarang terlambat. Pada saat itu, perusahaan itu udah tau kalau e-commerce akan segera wipe out retail shop, sehingga kira2 tahun 2004 mereka sudah siap2 mindah toko offline jadi online, udah beli server segede rumah, bahakan sales mereka sudah mulai geser dengan prosentase e-commerce naik. mereka ngembangin online system dimana direct marketernya bisa nunjukin ke client realtime stock, dan product status di laptop mereka.

Dan diantara item2 yang menunjukkan warna hijau (stock available), item RAKABU merupakan item dengan stock yang pada berwarna hijau. sementara item2 kami warnanya masih menunjukkan barang on production atau sedang dalam pengiriman.

Dalam hati saya waktu itu.. asem bener ini RAKABU, selalu dipuji, karena servicenya yang excellent. Saya tidak ingat dia komplain dengan bahasa inggris ownernya. yang selalu disampaikan adalah substance dari relasi mereka. Bagaimana perusahaan itu, dikelola dengan baik, memiliki business process dan governance yang rapi, memberikan service yang di atas rata2, menghasilkan produk sesuai pesanan dan kesepakatan, kompetitif, dan tepat waktu dalam pengiriman.

Jadi tidak heran dia bisa re-engineer business process kota solo ketika dia jadi walikota.

Sellow sellow saja yak..sambil makan siang bacanya :)



Sumber: Agni Pratama