Cara Menganalisis Harga Saham Hingga Mengeksekusi Pasar Secara Real Time ( Step By Step)

 

Cara Menganalisis Harga Saham Hingga Mengeksekusi Pasar Secara Real Time ( Step By Step) - Menganalisis harga mungkin menjadi bagian yang paling rumit ketika kita terjun ke dalam dunia keuangan. Analisis yang kita lakukan akan sangat berperan dalam menentukan apakah kita akan mendapatkan profit atau justru malah mendapatkan kerugian. 

Maka tak heran jika butuh waktu hingga bertahun-tahun bagi seseorang untuk bisa menguasai atau minimal memahami cara menganalisis harga dengan baik dan benar.

Dalam artikel kali ini, saya akan memberikan tutorial bagaimana cara menganalisis harga sekaligus mengeksekusi pasar berdasarkan teknik yang saya gunakan. 

Tutorial ini merupakan analisis real time yang tidak menggunakan data historis harga yang telah terjadi, melainkan menggunakan data harga terbaru. Tutorial ini juga saya tulis secara "frame to frame" guna memberikan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendetail mengenai hal apa saja yang terjadi dalam pasar. 



Pada timeframe H4, kita bisa melihat bahwa harga sedang mengalami tren penurunan atau bearish.

Kamu mungkin akan bertanya mengapa tren ini bearish sedangkan major trend atau tren jangka panjangnya justru menunjukan tren kenaikan atau bullish.

Jika kamu sudah membaca postingan saya sebelumnya kamu mungkin akan mengerti bahwa tren bearish pada H4 ini merupakan fase koreksi dari major tren atau tren jangka panjang yang sebelumnya telah kita analisis pada timeframe D1 atau Daily.

Setelah mengetahui bahwa tren yang sedang berlangsung pada timeframe H4 ini adalah bearish (penurunan), maka selanjutnya kita akan menandai key level atau level kuncinya. 



Area abu-abu yang sudah saya tandai ini merupakan key level atau level kunci yang juga merupakan area support. Area support ini merupakan area di mana harga berkemungkinan untuk berbalik atau mengalami reversal.

Bisa kita lihat juga bahwa terdapat rejection yang cukup kuat pada candlestick yang saya tandai dengan panah berwarna putih. Candlestick tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi rejection yang kuat sehingga harga tidak mampu untuk menembus area tersebut hingga akhirnya harga berbalik atau naik kembali.

Setelah menentukan key level dan melihat bahwa terdapat rejection di area support yang cukup solid, selanjutnya kita akan mencari peluang untuk melakukan open posisi dengan call option buy.

Sekarang kita harus menurunkan timeframe ke H1 untuk mencari key level atau level-level kunci selanjutnya yang lebih mendetail guna menentukan target profit atau menandai level yang akan sangat berpengaruh pada harga.



Ini merupakan grafik harga atau chart pada timeframe H1. Di sini kita akan menandai level-level kunci.



Ketiga area ini adalah contoh level-level kunci atau key level yang telah saya tandai. Cara menandai key level ini cukup mudah, kita hanya perlu menarik garis atau kotak seperti ini dengan patokan dari penutupan harga ke shadow candlestick tertinggi pada swing high atau terendah pada swing low.

Jika level yang telah ditandai dirasa terlalu lebar maka kita tinggal menurunkan timeframe ke M15 untuk mengatur tanda-tanda tersebut secara lebih mendetail.




Ini adalah key level yang telah saya ubah menjadi lebih ramping atau tidak terlalu lebar seperti sebelumnya. Kamu mungkin akan bertanya mengapa areanya bisa menjadi lebih kecil di M15.

Jadi sederhananya candlestick pada setiap timeframe itu berbeda. Pada M15, candlestick selalu berganti setiap 15 menit dengan range atau jarak pergerakan harga pada setiap candlestick-nya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan timeframe di atasnya.

Maka otomatis jarak antara harga penutupan/pembukaan dengan shadow-nya pun juga tidak akan terlalu jauh, sehingga key level yang kita tandai pun akan menjadi lebih kecil.






Kira-kira seperti inilah gambaran mengenai arah atau direct harga yang kemungkinan akan terjadi berdasarkan key level yang telah kita tandai.

Namun di sini perlu saya tegaskan bahwa: jika harga mengalami kenaikan namun tidak sesuai dengan garis panah yang telah saya buat, maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah karena yang terpenting direct atau arah kita tetap sama.

Selanjutnya kita tinggal kembali lagi ke timeframe M15 untuk mencari peluang open posisi dengan call option yang telah kita bahas sebelumnya yaitu buy atau beli. 




Pada timeframe M15 ini saya akan meletakan pending order dengan call option buy limit pada area support untuk mengantisipasi jika harga mengalami retrace.

Bagi yang belum tau, pending order itu adalah posisi yang tertunda atau bisa juga dibilang seperti jaring/perangkap. Jadi, ketika harga kembali ke area tersebut dan menyentuh pending order, maka order tersebut akan secara otomatis berubah menjadi posisi yang terbuka.




Di sini saya meletakan stop loss beberapa poin di bawah key level (support) untuk meminimalisir resiko kerugian.

Saya ingatkan bahwa menempatkan stop loss ini adalah hal yang sangat wajib ketika kita bertransaksi atau melakukan open posisi.




Beberapa menit kemudian saya melakukan open posisi buy dengan konfirmasi terdapat candlestick pin bar pada timeframe M15. Pinbar ini merupakan konfirmasi bahwa harga telah mengalami rejection.

Di sini kita tidak boleh menghapus pending order yang telah kita tempatkan sebelumnya karena tidak menutup kemungkinan bahwa harga akan tetap me-retest area tersebut, dan juga harga saat ini belum menembus garis exponential moving average 21 (EMA-21) yang merupakan dynamic resistance.




Ini merupakan contoh candlestick pin bar yang saya jadikan konfirmasi dalam melakukan entri atau open posisi.





Selanjutnya kita akan menempatkan exit point atau area TP (taking profit).

Di sini saya menempatkan TP beberapa poin di bawah key level ke dua yang telah kita tandai sebelumnya. Lalu, kenapa saya memutuskan untuk menempatkan TP tersebut di sana dan bukan di key level teratas?

Seperti yang kita lihat, di sini terdapat exponential moving average 200 (EMA-200) (garis putih tebal) yang merupakan dynamic resistance. Dynamic resistance ini bisa kita jadikan sebagai resistance, jadi kemungkinan harga akan tertahan di sini atau beberapa poin di atasnya kemudian mengalami koreksi hingga akhirnya melanjutkan kenaikan ke key level paling atas.

• Kenapa tidak menempatkan TP di bahwa garis tersebut? Bukannya area tersebut merupakan resistance yang kemungkinan akan mengakibatkan reversal?

Jadi saya tidak meletakan TP di bawah garis tersebut karena:

Pertama, indikator moving average bersifat lagging atau mengikuti pergerakan harga.

Kedua, moving average tidak efektif digunakan dalam kondisi pasar yang sedang sideways atau konsolidasi. Bisa kita lihat pada chart ini bahwa tren tidak sepenuhnya bearish, meskipun sebelumnya telah terjadi breakout pada tren bullish.

Ketiga, harga tidak selalu mengalami rejection tepat di garis EMA-200 tersebut. Bisa kita lihat pada momentum-momentum sebelumnya bahwa harga break terhadap garis EMA-200 sebelum melanjutkan kenaikan ataupun penurunannya.

Dalam transaksi ini kita memiliki manajemen resiko yang cukup baik, yaitu 1:2,5 untuk posisi pertama dan kurang lebih hampir 1:10 untuk posisi kedua. Dengan demikian, kita memiliki potensi keuntungan 10 kali lipat dibandingkan dengan resiko kerugiannya




Beberapa jam kemudian tepatnya pukul 5:33 pagi WIB. Harga mengalami retrace ke area support dan pending order yang telah kita tempatkan sebelumnya telah aktif. Di sini kita tinggal menunggu apakah analisis yang telah kita buat sebelum benar atau tidak bahwa harga akan naik.




Beberapa jam sebelum pembukaan sesi Eropa harga telah running profit sekitar 600 poin atau 60 pips dan berada dalam area key level pertama.

Bisa kita lihat bahwa harga telah membentuk swing high dan kemungkinan besar akan mengalami retrace atau koreksi. Di sini saya menggunakan Fibonacci Retracement untuk mengukur momentum koreksi yang mungkin akan terjadi.

Fibonacci level 38.2-61.8 adalah area Golden Ratio di mana harga pada umumnya akan mengalami rejection ketika menyentuh area tersebut yang sekaligus merupakan fase akhir dari koreksi harga.

Namun perlu diingat bahwa harga seringkali tidak mengalami koreksi secara signifikan atau bahkan hanya mengalami konsolidasi sebelum melanjutkan trennya.

• Jika sudah tau bahwa harga akan turun kenapa tidak menutup posisi dan mengambil profit yang telah di dapat?

Dalam teknik ini saya menerapkan sebuah prinsip yaitu: "Jangan mengintervensi transaksi yang telah dibuat". Jadi di sini saya tidak akan mengganggu transaksi tersebut, entah itu cut profit ataupun menggeser take profit & stop loss (terkecuali stop loss plus) pada posisi tersebut.

Hanya ada dua opsi transaksi tersebut dapat tertutup, yaitu melalui take profit (TP) atau stop loss (SL), namun tentunya terdapat beberapa pengecualian dalam kondisi tertentu. Misalnya, ketika kita sudah benar-benar yakin bahwa kita salah dalam menganalisis harga, maka kita boleh melakukan cut loss.

Bagaimanapun kondisinya kita hanya boleh melakukan cut loss ketika sudah yakin salah dan bagaimanapun tidak boleh melakukan cut profit. Hal ini dilakukan untuk melatih kedisiplinan kita dalam trading, terutama dalam hal psikologi.

Sebagian dari kamu mungkin masih sering mengalami kondisi di mana kamu menahan posisi loss namun mengambil profit terlalu dini. Nah, prinsip ini dapat membantu kamu mengatasi hal tersebut dan tentunya sudah saya buktikan sendiri, meskipun terkadang membuat trading plan saya berantakan.

Selain itu, kita juga tidak mengetahui secara pasti akan sampai mana koreksi tersebut terjadi, jadi lebih baik menahan posisi yang telah ada daripada kehilangan peluang.




Satu jam kemudian harga kembali melanjutkan tren kenaikannya setelah mengalami koreksi.

Ini merupakan contoh yang sebelumnya saya tegaskan mengenai kenapa saya tidak menutup posisi meskipin harga berkemungkinan untuk turun.

Bisa kita lihat bahwa harga hanya menyentuh area support kecil sebelum akhirnya melanjutkan tren kenaikan. Di sini saya memindahkan stop loss pada posisi pertama menjadi beberapa poin di atas posisi kedua.

• Kok stop loss-nya diubah? Berlawanan dong dengan statement pada prinsip sebelumnya?

Terdapat pengecualian dalam prinsip sebelumnya, yaitu kita hanya boleh memindahkan stop loss jika stop loss tersebut diubah menjadi stop loss plus atau dalam kata lain tidak menggeser stop loss menjadi lebih besar. Dengan demikian, resiko kerugian kita pun akan semakin kecil.

Di sini saya hanya mengubah stop loss pada posisi pertama karena secara teknis stop loss tersebut berada di atas posisi kedua.




Pada sesi Eropa, harga mengalami rejection pada area EMA-200.

Di sini kemungkinan harga akan mengalami koreksi ke area sebelumnya.




Ketika membuka kembali chart sekitar pukul 16:00 WIB, ternyata harga sama sekali tidak mengalami rejection atau dengan kata lain harga telah mengalami breakout.

Di sini posisi pertama kita telah menyentuh stop loss dengan kerugian sekitar 100 poin atau 10 pips. Posisi kedua masih terbuka karena sebelumnya kita hanya menggeser stop loss pada posisi pertama saja.

Posisi ini tidak akan saya intervensi sampai menyentuh stop loss ataupun take profit, dengan kemungkinan bahwa harga akan kembali naik Minggu depan jika seandainya tidak menyentuh stop loss.

Dalam gambar selanjutnya kita akan membahas dan mengevaluasi apa yang terjadi dan mengapa harga mengalami penurunan yang cukup masif.




Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Hal ini terjadi karena harga terdorong oleh sentimen fundamental, di mana tingkat inflasi zona Eropa mengalami kenaikan tertinggi selama 13 tahun terakhir. Kondisi ini kemungkinan terpengaruhi oleh krisis energi yang melanda Eropa akhir-akhir ini.

Karena transaksi kita hanya menggunakan analisis teknikal dan hasil fundamental menunjukan impact yang negatif, maka posisi kita mengalami loss karena harga kembali turun.

Namun, meskipun analisis ini gagal menyentuh taking profit (TP) dan berujung loss, setidaknya kita telah mendapatkan gambaran bagaimana cara melakukan analisis, entri, hingga menentukan exit point.

Yang paling penting kita telah menggunakan menejemen resiko yang baik sehingga kerugian yang harus ditanggung masih terukur dan tidak seberapa dengan potensi keuntungan yang mungkin didapat.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika tulisan ataupun tutorial ini kurang memuaskan. Terimakasih telah membaca!