7 Faktor Utama Mengapa Pesawat Sering Mengalami Kecelakaan - Waktu Lalu, Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang. Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan pesawat yang membawa 189 orang ini jatuh di perairan Tanjung Karawang setelah 13 menit mengudara. Saat kita membaca informasi mengenai kecelakaan pesawat yang mengerikan seperti ini, pasti timbul pertanyaan di benak kita mengenai keamanan hingga apa saja faktor yang menyebabkan kecelakaan pesawat. Nah, untuk menambah wawasan temen-temen, mari kita lihat tujuh faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan pesawat berikut.
1. Cuaca Buruk
Cuaca yang ekstrim seperti hujan deras, angin kencang atau salju merupakan ancaman dalam penerbangan. Dalam kondisi ini, pilot harus melakukan manufer untuk menghindari titik-titik yang menjadi pusat cuaca buruk. Walaupun pesawat telah didukung oleh banyak alat canggih seperti kompas gyroscopic, navigasi satelit, dan uplink data cuaca, pesawat tetap tidak dapat menghalau cuaca buruk. Seperti yang dialami pesawat AirAsia QZ8501 pada Desember 2014 lalu yang jatuh diduga akibat terkena badai petir di ketinggian 50 ribu kaki dan menyebabkan 162 orang meninggal.
Maka, hal terpenting sebelum melakukan penerbangan adalah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) atau pihak keamanan lain untuk memprediksi keamanan penerbangan. Jadi, kamu jangan kesal ya jika ada maskapai yang menunda jam keberangkatan atau delay karena cuaca buruk.
2. Kesalahan Pilot
Pesawat memang sudah semakin canggih, namun sebagian besar kecelakaan pesawat umumnya terjadi karena kesalahan pilot. Human error dapat terjadi karena tekanan psikologis yang dialami seseorang atau juga kelalaian yang dilakukan pilot. Pilot adalah orang yang aktif dalam setiap tahap penerbangan, maka ada banyak kemungkinan untuk melakukan kesalahan. Itulah alasannya pilot tidak boleh orang yang mudah panik dan tidak boleh mengonsumsi narkoba atau dalam tekanan masalah pribadi. Pilot dan kopilot juga perlu melakukan pemeriksaan psikologis dan kesehatan rutin.
3. Kondisi Stall
Stall merupakan kondisi ketika pesawat kehilangan daya untuk terbang akibat aliran udara pada sayap yang terlalu lambat. Saat pesawat kehilangan daya angkat atau stall dalam ketinggian yang cukup tinggi, pesawat dapat jatuh atau spiral dive. Jika jatuh dengan kecepatan tinggi, penumpang di dalamnya bisa meninggal sebelum pesawat menyentuh permukaan laut, akibat semua darah yang naik ke kepala. Stall pernah menimpa pesawat Air France yang terbang dari Rio de Jenairo, Brasil, ke Paris. Pesawat ini jatuh ke laut dari ketinggian 38 ribu kaki hanya dalam waktu 4 menit.
4. Bunuh Diri Pilot atau Sabotase
Pilot dan kopilot adalah orang yang seharusnya bertanggung jawab mengendalikan pesawat hingga selamat sampai ke tujuannya. Namun, pada beberapa kasus menunjukkan pilot atau kopilot yang melakukan bunuh diri saat pesawat sedang mengudara. Contohnya, pada tahun 1999 kasus EgyptAir Flight 990, kopilot secara sadar menabrakkan pesawat ke Samudra Atlantik saat kapten tidak ada. Pada tahun 1982, pilot Japan Airlines Flight 350 yang mengalami gangguan mental mencoba bunuh diri dengan membalikkan pesawat saat pesawat sudah dekat dengan landasan pacu yang menewaskan 24 penumpang.
Kasus terbaru terjadi pada tahun 2015 pada Germanwings Flight 9525, sang kopilot mengunci pilot dari kokpit dan menabrakkan pesawat dengan sengaja. Kopilot ini diduga merupakan anggota jaringan teroris yang ingin menunjukkan eksistensi jaringannya. 150 orang tewas akibat aksi bunuh diri ini.
5. Kesalahan Petugas Darat
Petugas darat yang dimaksud bisa saja pengendali lalu lintas udara, petugas kontrol di bandara, pengisi bahan bakar, atau juga insinyur pemelihara. Kesalahan koordinasi antara pilot dan petugas darat dapat menyebabkan terjadi tabrakan pada saat akan terbang (takeoff) atau saat mendarat (landing). Kecelakaan pesawat akibat kesalahan petugas darat terparah terjadi pada Maret 1977 di Landasan Bandara Tenerife, Spanyol dengan korban tewas 583 jiwa saat pesawat Pan Am dan KLM saling bertabrakan di landasan takeoff.
6. Kerusakan Mesin
Meski mesin pesawat saat ini sudah lebih canggih namun ternyata tetap saja masih terjadi kegagalan. Banyaknya komponen yang digunakan juga membutuhkan banyak ketelitian dan uji coba. Maka dari itu, pemeriksaan sebelum pesawat tinggal landas menjadi bagian yang sangat penting untuk menentukan apakah pesawat tersebut berada dalam kondisi laik udara atau airworthy.
7. Microburst
Angin yang berhembus dari atas, belakang atau samping pesawat dapat menyebabkan pesawat terbalik karena angin mempunyai kemampuan untuk menghilangkan udara dari sekitar sayap pesawat. Jika terjadi hal seperti ini, pesawat dapat kehilangan kecepatan saat berada di ketinggian tertentu. Hal yang paling berbahaya adalah microburst. Microburst adalah aliran udara yang mendadak, kuat dan terlokalisasi. Setiap awak pesawat di seluruh dunia menjalani pelatihan ekstensif untuk menghadapi microburst karena bisa berakibat sangat fatal bagi pesawat yang mendarat atau lepas landas.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat. Walaupun begitu, pesawat terbang adalah moda transportasi paling aman, lho Teman-teman. Insiden kecelakaan pesawat membuat kita begitu terkejut karena memang masih relatif jarang terjadi.