Apakah Media Sosial adalah Biang Perusakan Akhlak di Zaman Sekarang?

 



Apakah Media Sosial adalah Biang Perusakan Akhlak di Zaman Sekarang? - Media sosial adalah sebuah tempat di mana manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya lewat jejaring sosial dalam aplikasi atau laman di internet. Menurut data dari DataReportal, per Januari 2021 pengguna internet di Indonesia adalah sebesar 202,6 juta jiwa yang dilaporkan naik 16% dari tahun sebelumnya.


Sementara itu, aplikasi media sosial yang paling populer di Indonesia adalah Youtube dengan persentase 94% dari total pengguna internet dalam rentang umur 16-64 tahun.


I. Opini pertama


Dalam penelitian yang dilakukan di Inggris pada tahun 2016 silam, sebanyak 55% dari total 1.700 partisipan yang dihadiri oleh para orang tua, menyatakan mereka sangat sepakat bila media sosial adalah salah satu penghambat perkembangan moral anak.


Mengapa mereka dapat mengatakan itu? Ada beberapa alasan yang diutarakan oleh mereka, salah satunya adalah isi dari media sosial itu sendiri. Kebanyakan dari mereka, telah melihat sendiri bagaimana manusia bermain peran di media sosial. Pengguna medsos seringkali menggunakan bahasa yang kasar, menghina serta menyebarkan ujaran kebencian kepada penguna lainnya. Hal ini membuat para orang tua khawatir jika anak mereka melakukan hal yang sama ketika bermain media sosial nantinya. Namun, survei ini dilakukan 5 tahun silam yang tentunya keadaan medsos saat itu berbeda dibanding sekarang.


Ketentuan umur di medsos juga menjadi acuan penting dalam menentukan apakah media sosial adalah tempat yang tepat untuk anak-anak. Kita ketahui, empat aplikasi media sosial terbesar di dunia yaitu YouTube, Facebook, Instagram dan Twitter mematok ketentuan batas umur minimal yaitu 12 tahun. Namun, telah umum kita temukan anak dibawah 12 tahun justru sudah memainkan media sosial yang ada di atas. Sebut saja YouTube, banyak orang tua yang memberikan akses kepada anaknya ketika menangis untuk bermain aplikasi ini dengan dalih dapat mereda tangisannya.


Hal ini jelas membuat orang tua bergantung pada aplikasi tersebut ketika anaknya sedang "rewel." Padahal, konten di YouTube tak selalu aman untuk ditonton oleh anak-anak. Perbedaan ini akan ditemukan jika orang tua menggunakan aplikasi YouTube Kids. Namun, lagi-lagi aktivitas anak yang diberikan akses menonton gawai tentu memiliki dampak negatifnya masing-masing walaupun sudah dalam batas yang sesuai. Efek tersebut adalah larutnya interaksi sosial anak dan lebih memilih untuk aktif memainkan aplikasi yang ada pada smartphone. Hal ini akan panjang jika dibicarakan.


Kembali ke pertanyaan awal, apakah media sosial dapat merusak moral? Jawabannya adalah iya, jika kita tidak dapat menggunakannya dengan bijak. Facebook, Instagram dan Twitter termasuk salah satu media sosial yang paling ramai digunakan. Maka tak asing bila cyber bullying, hate speech dan maki-makian sering terjadi di dalamnya. Hal ini tentu tak dapat dibiarkan karena berpotensi dapat memecah belah kesatuan serta menimbulkan masalah sosial lainnya, seperti kenakalan remaja. Tentu, penggunaan media sosial harus lebih dibatasi terutama untuk anak di bawah umur serta anak-anak yang masih dalam pengawasan orang tua.



II. Opini kedua


Media sosial adalah wadah berkumpulnya manusia di dunia maya yang berisi ratusan juta pengguna di dalamnya. Adalah hal yang wajar, jika kita menemukan masalah yang kompleks ketika berinteraksi dengan pengguna lainnya. Masalah-masalah ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial atau ketidakseimbangan interaksi manusia di dalam medsos.


Media sosial juga banyak berisi hal-hal bermanfaat, seperti video tutorial, berbagi cara, edukasi, berita terbaru dan lain lain. Tentunya hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Komunitas-komunitas di media sosial ingin membentuk suatu lingkungan yang nyaman dan tentram untuk pengguna medsos. Pemerintah dan masyarakat juga ikut berperan aktif dalam mengisi kegiatan positif ini demi mewujudkan media sosial yang aman bagi semua orang.


Walaupun begitu, kita tak bisa mengelak juga jika media sosial memiliki sisi yang buruk. Bagaimana jika anak-anak atau remaja meniru hal buruk ini? Apakah letak kesalahan ada pada orang tua mereka? Tentu saja, pemantauan khusus perlu dilakukan oleh orang tua jika anak-anak mereka ingin memainkan media sosial. Tak asal, orang tua juga harus mengajarkan kepada anak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat ketika bermain media sosial, seperti untuk mengakses video belajar, berkomunikasi dengan teman atau keluarganya dll.


Jadi, media sosial tetap berguna untuk perkembangan moral pada anak.



Kesimpulan


Media sosial tentu memiliki dampak positif dan negatif yang masing-masing dapat berpengaruh pada pola pikir penggunanya. Peran orang tua menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan untuk dapat mengendalikan emosi labil sang anak yang mungkin dapat memengaruhi perkembangan moral mereka.


Cyber bullying, ujaran kebencian, dan antisosial adalah salah satu dari sekian banyaknya dampak negatif dari bermain media sosial. Namun berwawasan luas, menambah ilmu pengetahuan, terhubung antara satu dengan lainnya adalah dampak positif dari menggunakannya.


Tergantung pada diri sendiri, untuk dapat memilah dan memilih informasi yang baik dari media sosial karena semuanya dapat direkayasa di sini. Maka dari itu, tetap berhati-hatilah dalam memainkannya.


Nah, bagaimana pendapatmu ? Apakah kamu setuju bahwa media sosial termasuk perusak akhlak di zaman sekarang? 


Akhir kata, terima kasih.


Referensi:


[1] Dahono, Yudo. 2021. "Data: Ini Media Sosial Paling Populer di Indonesia 2020 - 2021." Diakses dari https://www,google,com/amp/s/www,beritasatu,com/amp/digital/733355/data-ini-media-sosial-paling-populer-di-indonesia-20202021. Diakses pada 8 Juli 2021.


[2] N.N. 2016. "Media Sosial 'Merusak' Perkembangan Moral." Diakses dari https://www,bbc,com/indonesia/majalah/2016/07/160718_majalah_mediasosial_moral. Diakses pada 8 Juli 2021.


[3] Berdasarkan opini dan pengalaman pribadi penulis.