Apa Itu Depresi Mayor? Lalu Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Ini Jawabannya! - Depresi mayor adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan munculnya perasaan sedih, tidak bergairah untuk melakukan aktivitas apapun, serta berpikir bahwa untuk hidup sudah tidak lagi bermakna.
Umumnya depresi mayor berkaitan dengan emosi natural seperti rasa sedih. Bedanya adalah jika seseorang sedih karena kehilangan suatu objek tertentu, rasa sedihnya tidak akan dalam jangka panjang. Sedangkan penderita gangguan depresi akan merasakan sedih yang terlalu sampai terlarut didalamnya. Depresi juga dapat mengubah segala hal seperti:
• Cara berpikir yang menurun;
• suasana hati selalu murung dan suram;
• nafsu makan yang berubah-ubah;
• gangguan waktu tidur yang tidak teratur;
• rusaknya fungsi tubuh, dsb.
Lalu, mengapa seseorang bisa terkena gangguan depresi mayor? Gangguan depresi dapat terjadi karena dua hal, yaitu faktor biologis dan psikososial.
Faktor biologis yang dapat membuat seseorang terkena gangguan depresi mayor diantaranya yaitu faktor genetik, kurangnya serotenin (senyawa kimia dalam otak yang dilepaskan ke sambungan saraf yang memberi rasa emosional), hormon stres, kurangnya dukungan sosial, dsb.
Sedangkan faktor psikososial yang dapat membuat seseorang terkena gangguan depresi mayor diantaranya yaitu masa lalu kelam, bullying, pengaruh disabilitas, dsb.
Untuk cara menangani gangguan depresi mayor adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Penanganan langsung oleh ahlinya;
2. memberi dukungan yang kuat pada penderita;
3. aktif dalam berolahraga;
4. mengonsumsi makanan sehat;
5. jauhi lingkungan negatif;
6. melakukan aktivitas seperti hobi; dan masih banyak lagi.
Coba perhatikan sekelilingmu, apakah ada diantaranya penderita depresi mayor? Kalau ada, cobalah untuk merangkulnya dan beri semangat dengan cara yang tepat. Lalu jika kamu adalah penderita dari depresi mayor tersebut, carilah teman berbagi cerita yang tidak keberatan dengan segala keluhanmu, tapi sangat disarankan untuk berkonsultasi pada psikolog, psikiater, ataupun dokter jiwa.