Apakah Manusia Boleh Mempunyai Harapan, Mimpi dan Impian? - Ekspetasi, harapan, mimpi, impian, adalah hal-hal yang paling mendasar yang bisa menyakiti manusia
Setiap manusia pasti pernah berekspetasi. Kita pernah halu, berharap, bermimpi, berangan-angan, memiliki impian, cita-cita, keinginan, tujuan, dan lain sebagainya. Itu seakan sudah menjadi makanan kita setiap harinya, tak peduli apa saja hal-hal yang kita jadikan ekspetasi itu.
Hidup memang butuh ekspetasi. Ekspetasi, harapan, mimpi, dan impian seakan menjadi titik tumpu yang juga berperan dalam hidup setiap individu. Terkadang, kita menjadikan harapan sebagai pemetaan akan realita dan keinginan yang sangat ingin kita wujudkan. Terkadang juga, kita menjadikan ekspetasi sebagai sumber kesenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, beberapa orang juga berekspetasi pada kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin saja akan terjadi.
Namun, kita tak bisa menolak fakta bahwa memang harapan adalah akar dari semua sakit hati. Sekalipun istilah itu seakan menjadi kebutuhan hidup, sekalipun dia berperan penting dalam hidup, tapi memang benar adanya kalau ekspetasi bisa menghancurkan tuannya sendiri. Kita tidak bisa membantah kalimat penulis Romeo dan Juliet itu.
Ibarat kamu mengharapkan sesuatu, berharap apa yang kamu inginkan itu terwujudkan, kamu hanya bisa berusaha, berjuang, berdoa, kerja keras dan berekspetasi. Urusan terwujud atau tidaknya itu tergantung bagaimana besarnya usaha dan perjuangan kamu, tergantung banyaknya doa dan kerja kerasmu, dan tergantung garis hidup kamu. Kalau terwujud, tentu saja kamu sangat senang, bahagia dan puas. Namun, bila tidak, itu seakan jadi senjata paling ampuh yang menghancurkan diri kamu sendiri.
Kalian pasti pernah halu bisa memiliki seseorang yang kalian cintai atau dia membalas perasaan kalian walau nyatanya cinta kalian bertepuk sebelah lengan. Kalian pasti pernah berharap bisa mendapat uang THR banyak-banyak walau nggak dikasih karena kalian udah gede. Kalian pasti pernah bermimpi menjadi sukses, kaya raya dan punya banyak uang walau pada akhirnya jadi pengangguran juga. Kalian pasti pernah berangan-angan bisa menikahi sang pujaan hati walau nyatanya dia malah bersanding dengan orang lain. Kalian pasti pernah bercita-cita ingin jadi dokter, profesor, pengusaha meski pada akhirnya dapat IPK tinggi aja sudah bersyukur.
Beberapa akibat dari tidak terwujudnya sebuah harapan pun kadang fatal. Pengaruhnya pun beragam seperti stres, kerusakan mental, perubahan kepribadian, individu, fisik, lingkungan, dan lain sebagainya.
Yah, seperti itulah. Lalu, agar terhindar dari hal-hal itu, apakah kita tidak boleh berekspetasi?
Jawabannya tentu saja boleh. Sangat boleh. Semua hal yang ada di masa sekarang tentu saja adalah ekspetasi kita di masa lalu. Hanya saja, bukankah kita sudah sering mendengar kalau sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Dengan begitu, kita bisa berekspetasi pada apapun yang kita inginkan asal kita bisa mengontrolnya, menyesuaikannya, atau menakarnya dalam jumlah yang pas (tidak berlebihan). Semakin dalam kita berharap, semakin sakit juga hati kita saat harapan itu tidak tercapai. Maka dari itu, sewajarnya saja agar sakit yang kita dapatkan juga wajar dan tak sampai menghancurkan hidup kita.
Ryan Reynolds bilang, "Saat kau berharap, sebenarnya kau sedang menyiapkan diri untuk mendapatkan kekecewaan."
Apa salahnya? Bukannkah semuanya berawal dari pengharapan? Bukankah hal-hal paling kecil, sederharna, dan paling besar yang kita punya atau yang kita inginkan juga berawal dari rasa berharap? Bukankah hal-hal konyol, mustahil, fantasi, kesenangan dan kebahagiaan manusia ada pada ekspetasi mereka masing-masing? Dan, tak semua pengharapan itu berakhir mengecewakan.
"Kalau begitu, kalau kita tahu kita akan kecewa, lalu untuk apa kita berharap? Kenapa masih berharap? Kenapa kita seakan sedang membawa diri sendiri pada titik paling menyakitkan?"
Pasti jawaban yang tepat adalah Jangan Berharap. Namun, Bukannkah suatu pesimistis yang gila jika kita tak berharap pada apa pun hanya karena kita takut kecewa?
Perasaan adalah suatu hal yang tidak bisa kita kontrol. Kita tak bisa mengontrol kita akan berharap pada apa, jatuh cinta pada siapa, berekspetasi pada apa dan lain sebagainya. Hal-hal yang seperti itu tidak bisa kita hindari. Manusia memang bisa berbuat, tapi Tuhan sudah menyetir takdir kita masing-masing.
Ekspetasi dan manusia adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Tak ada salahnya berharap. Ada atau tidaknya harapan, dunia tetap akan mengecewakan kita pada akhirnya.
Sekian.