Curhat di Media Sosial sama Seperti Mengumbar Aib? Yuk Kita Bahas!- Beberapa orang atau mungkin kita pasti pernah sesekali bahkan mungkin sering untuk mencurahkan permasalahan yang kita alami di media sosial. Namun, mengapa kita melakukan itu?
Sederhananya itu adalah cara yang mudah bagi seseorang untuk melampiaskan amarahnya dengan menulis apapun yang dirasakan tanpa orang lain mengetahui siapa sebenarnya kamu dan apa yang terjadi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang diceritakan seseorang di media sosial itu merupakan kisah buatan supaya si pencerita lebih terlihat benar padahal sebenarnya itu hanyalah sebuah kebohongan belaka untuk mencari perhatian atau simpati orang luas.
Sebenarnya mungkin saat kita meluapkan emosi di media sosial perasaan akan terasa lebih rileks. Namun, itu hanya sementara karena bisa saja kita malah mendapatkan komentar hujatan atau ujaran kebencian terhadap apa yang kita buat di media sosial itu.
Jika sudah seperti itu, rasanya bukan malah membuat kita menjadi lebih tenang dan berfikir apa yang salah. Namun, malah menambah emosi kita sehingga memikirkan hal negatif bahkan mungkin merasa jika tidak ada orang yang peduli hingga akhirnya memutuskan untuk bun*h diri.
Apalagi jika orang yang ada di dalam cerita kita ternyata merasa bahwa itu adalah dirinya sehingga urusan yang seharusnya bisa selesai dengan mudah tapi karena kita membuat sebuah postingan tentang permasalahan itu akhirnya malah sulit untuk diselesaikan dan menjadi masalah yang berkepanjangan.
Kita perlu berfikir beberapa kali sebelum membuat sebuah postingan. Apalagi jika itu berhubungan dengan orang lain, karena banyak kemungkinan yang akan terjadi di media sosial entah itu berdampak negatif atau positif.
Pada dasarnya media sosial adalah tempat yang bebas untuk semua orang mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Namun, perlu di ingat. Jejak digital itu sangat sulit untuk dihapus meskipun mungkin kita sudah menghapusnya, tapi kita tidak tau apakah ada orang yang mengabadikan tulisan yang sudah kita buat atau tidak.
Sebaiknya jika kita memiliki masalah, bercerita lah kepada seorang teman atau mungkin datang ke psikolog supaya mendapatkan jawaban yang membantu. Jika tidak memiliki teman pun kita bisa bercerita dengan membuat tulisan di buku atau mudahnya di notepad yang ada di smartphone kita. Supaya kita dapat membacanya kembali dan memikirkan bagaimana seharusnya kita berprilaku saat terjadi hal yang sama.
Referensi:
[1] Shinde, Srishti Ghosh. 2014. "Why do people vent on social media?".
Diakses melalui
https;//timesofindia,com/life-style/relationships/love-sex/Why-do-people-vent-on-social-media/articleshow/40579845.cms. Pada September 2021.
[2] Nuralifiah, Hana. 2021. "Bahaya Curhat Online di Media Sosial Sembarangan"
Diakses melalui
https://satupersen,net/blog/bahaya-curhat-online-medsos. Pada September 2021.