FWB, Hubungan Fisik Tanpa Adanya Komitmen dan Ikatan Emosional

 


FWB, Hubungan Fisik Tanpa Adanya Komitmen dan Ikatan Emosional- Bagi kalian yang tinggal di perkotaan atau yang aktif bermain media sosial terutama Twitter mungkin istilah FWB atau Friends with Benefits sudah tidak asing terdengar. Umumnya, FWB menjadi pilihan bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk menjalin hubungan jangka panjang secara emosional.


Apa sih FWB alias friends with benefits itu?

FWB digambarkan sebagai hubungan asmara diantara dua pihak namun tidak melibatkan komitmen dan ikatan emosional seperti pasangan kekasih pada umumnya. Hubungan ini tampak seperti pertemanan, namun melibatkan hubungan s3ksual di dalamnya.

Bagi mereka yang tidak tertarik untuk melakukan hubungan jangka panjang yang serius, FWB dapat menjadi pilihan karena bisa dikatakan sama-sama menguntungkan. Tentunya, tidak ada status hubungan dalam FWB dan tidak boleh ada rasa cemburu atau hal emosional lainnya.

Fenomena FWB paling sering terjadi pada golongan dewasa muda (usia sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi). Dimana pada usia tersebut mereka masih aktif mengeksplorasi s3ksualitasnya.


Mengapa seseorang memilih melakukan FWB?

Tentunya, FWB adalah pilihan. Kamu mau melakukannya atau tidak, sudah siap dengan konsekuensinya atau tidak, semua tergantung pilihan masing-masing.

Mereka yang memilih FWB ingin merasakan hubungan fisik layaknya kekasih, namun tidak ingin adanya rasa tanggung jawab dalam hubungan tersebut.

Tetapi jangan salah, FWB berbeda dengan one night stand. Saat melakukan FWB, kamu mengenali partner atau teman kamu dengan baik layaknya sahabat yang sudah kenal sejak lama.


FWB dapat mengubah hubungan dengan teman

Menurut Meagan Drillinger, founder Vaera Journeys, friends with benefits adalah tipe hubungan di mana dua orang yang memiliki koneksi platonik saling menggunakan satu sama lain untuk s3ks.

Tetap diingat, FWB adalah hubungan yang mengubah teman menjadi partner friends with benefits. . Ketika melakukannya, kita akan melihat sisi lain dari orang yang selama ini kita anggap dekat layaknya sahabat. Dan sebagai gantinya, hubungan pertemanan yang sudah stabil mungkin akan mengalami perubahan.

Selain itu, suatu hari kita juga mungkin kehilangan teman ketika hubungan FWB yang dilakukan tidak berjalan mulus atau memiliki konflik. Hal ini bukan tanpa alasan.

“Perlu dipahami, seks cenderung mengacaukan perasaan. Hal ini karena sebagian fisiologis karena hormon dilepaskan saat berhubungan seks yang membuat Anda terikat dengan partner FWB. Lebih jauh lagi, mungkin akan terlibat secara emosional,” ungkap terapis seks Dr. Ian Kerner.


Resiko menjalani hubungan FWB

Ada beberapa resiko yang mungkin akan terjadi ketika sudah memutuskan untuk menjalani hubungan ini, diantaranya:

Hubungan hanya bersifat sementara

Hubungan FWB sering kali berlangsung dalam waktu singkat, bahkan bisa beberapa minggu atau bulan saja. Banyak riset yang menunjukan bahwa hubungan ini biasanya tidak akan berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Meski demikian, ada juga hubungan FWB yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan alasan kenyamanan satu sama lain. Mereka yang menjalani FWB banyak yang akan berakhir dengan pertemanan biasa, namun jarang sekali yang berakhir dengan hubungan serius.


Perasaan cinta yang tak terbalas

Meski dilarang untuk adanya perasaan emosional satu sama lain, tidak menutup kemungkinan adanya perasaan yang muncul dari salah satu pihak seiring berjalannya waktu. Hal ini didasarkan dengan faktor kenyamanan, kepuasan, dan ketergantungan satu sama lain.

Tak jarang, rasa cinta yang muncul sering tak terbalas yang menyebabkan stres pada pihak yang mengalaminya. Oleh karena itu, kesepakatan antara kedua belah pihak sangat penting untuk mengetahui batasan dan mengurangi ekspektasi dalam hubungan tersebut.


Resiko infeksi menular s3ksual

Tentu saja, hubungan s3ksual yang sembarangan memiliki resiko terkena infeksi menular, karena kita tidak mengetahui dengan siapa saja partner FWB kita telah berhubungan sebelumnya.

Jika tidak hati-hati, orang yang menjalani hubungan ini berisiko terkena penyakit seperti sifilis, gonore, hepatitis B atau HIV. Risiko akan semakin tinggi jika pasangan yang melakukannya tidak memakai pengaman atau berganti-ganti pasangan s3ksual.

Tetap diingat, tentunya tidak ada keuntungan lain yang bisa diharapkan dari hubungan ini. Tidak ada romantisme, tidak ada kencan, tidak ada komitmen. Nongkrong bareng artinya bertemu dan melakukan s3ks.

Pada akhirnya, hubungan friends with benefits tidak lazim diterima oleh budaya masyarakat Indonesia. Selain itu, hubungan ini memiliki banyak risiko untuk dijalani. See ya later!


Referensi:

Debora. 2021. "FWB alias Friends with Benefits, Apa Itu?". Diakses dari https,//www,orami,co,id/magazine/friends-benefits-apa-itu/ pada 7 Oktober 2021.

Adrian, Kevin. 2021. "Seputar Friends with Benefits (FWB) dan Risiko yang Dapat Terjadi". Diakses dari https,//www,alodokter,com/seputar-friends-with-benefits-fwb-dan-risiko-yang-dapat-terjadi pada 7 Oktober 2021.

Intan, Ruhaeni. 2019. "Apa Itu Friends with Benefits?". Diakses dari https,//id,theasianparent,com/friends-with-benefits pada 7 Oktober 2021.