Balada Resepsi Pernikahan; Antara Kebahagiaan dan Pengakuan - Resepsi pernikahan merupakan suatu pertemuan (perjamuan) resmi yang diadakan untuk menerima tamu dalam acara pernikahan. Di Indonesia, resepsi pernikahan biasanya dilakukan setelah acara prosesi pernikahan kedua mempelai. Resepsi pernikahan dimaksudkan untuk mengundang kerabat dan handai taulan untuk mengucapkan salam dan doa kebahagiaan bagi pasangan yang baru menikah dan menikmati jamuan yang disediakan oleh pihak keluarga.
Dalam mengadakan acara resepsi, jumlah tamu undangan yang diharapkan datang tentu saja beragam, tergantung kesediaan kedua mempelai dan kedekatan antara yang mengundang dan yang diundang. Selain itu, tingkat penghormatan terhadap keluarga mempelai biasanya menjadi salah satu alasan untuk menghadiri undangan pernikahan seseorang. Jadi, ada anggapan yang diterima publik bahwa pernikahan yang dihadiri orang banyak merupakan ajang pembuktian penghormatan khalayak terhadap keluarga yang mengadakan acara tersebut.
Di sisi lain, banyak pihak yang beranggapan bahwa tidak seharusnya kehadiran tamu undangan didasari dari sudut pandang seperti itu. Karena bukankah tamu undangan itu sejatinya diundang untuk turut mendoakan kebahagiaan pasangan yang baru mengikatkan janji tanpa didasari dengan alasan utama untuk sekedar menghormati pihak keluarga yang mengundang? Tidak ada satu keluarga yang menyelenggarakan acara pernikahan untuk mendatangkan doa atau harapan yang tidak baik bagi pasangan baru, sehingga pasti mereka mengundang orang-orang yang terbaik dalam relasinya.
Menurut sudut pandang saya pribadi, resepsi pernikahan kurang etis untuk dijadikan tolok ukur akan penghormatan terhadap keluarga yang mengadakannya secara terus-menerus. Karena siapapun dan berapapun tamu undangannya, kehadiran mereka diharapkan untuk memberikan doa bagi kedua mempelai, bukan untuk menakar penghormatan dan kelayakan relasi mereka kepada keluarga mempelai.