Perjalanan Panjang Teori Evolusi - Pada satu hari di bulan Juni 150 tahun silam, di rumahnya di dekat London, Darwin membuka amplop surat yang dikirim dari pulau halmahera,Indonesia,Pengirim surat itu adalah seorang kompeni bernama Alfred Russel Wallace, kenalan muda yang menambah penghasilan dengan menjadi kolektor biologi, yang rajin mengirim kupu-kupu, burung, dan spesimen lain ke Inggris, perlu di ketahui,sebenarnya wallace lah orang pertama yg menciptakan istilah 'origin of species' atau asal usul spesies.
Suatu hari Wallace mengirim manuskrip setebal 20 halaman, sambil meminta Darwin memperlihatkannya kepada anggota lain komunitas ilmiah Inggris,Darwin membaca manuskrip tersebut dengan horor karena Wallace juga sampai pada teori evolusi seperti yang dikerjakannya, tanpa menerbitkan satu kata pun, selama dua dekade terakhir,Darwin dilanda kebimbangan hebat, dan sempat terpikir olehnya untuk memusnahkan karyanya sendiri.
Pemikiran evolusi Darwin acap disebut sebagai ”Darwinisme”, yang juga melambangkan pandangan sekitar evolusi, Namun, seperti dicatat Richard Conniff di Cosmos, awal mula pandangan ini bukan dari Darwin atau Wallace,Pandangan tentang asal-usul manusia dari primata, misalnya, sudah muncul sejak 1699, ketika seorang dokter asal London, Edward Tyson, membedah simpanse dan mendapati anatomi makhluk ini amat mirip dengan manusia.
Kakek Darwin sendiri, Erasmus Darwin, di tahun 1770-an sudah menyatakan bahwa berbagai spesies yang berbeda-beda berkembang dari satu leluhur yang sama,Ia bahkan memasang moto Latin ”E conchis omnia” (Segalanya berasal dari kerang) di kereta kudanya.
Bisa pula dicatat bahwa pada tahun 1801 naturalis Perancis, Jean-Baptiste Lamarck, mengajukan bahwa spesies-spesies bisa berubah merespons kondisi lingkungan, (Ada yang bisa bertahan dari penyakit, kelaparan, pemangsaan, dan faktor lain, tapi ada juga yang tak bisa bertahan, oleh Darwin disebut dengan ”seleksi alam”, sementara oleh Wallace disebut sebagai ”perjuangan untuk eksistensi”).
Tahun 1840-an, ide evolusi lolos dari ranah komunitas ilmiah semata, dan merebak menjadi debat publik,Sementara itu, Darwin terus mengembangkan studinya tentang evolusi, antara lain dengan mempelajari karya demograf TR Malthus mengenai faktor yang membatasi perkembangan manusia,Tahun 1844, ia telah mengembangkan ide dalam manuskrip setebal 200 halaman.
Seperti kita tahu, naskah Darwin yang lengkap akhirnya terbit 24 November 1859 dalam wujud buku berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection,Dengan itu, hal yang tak terpikirkan, yakni manusia berasal dari satwa, menjadi lebih dari ”terpikirkan”,Dalam hal ini Darwin tak saja menyuplai unsur ”bagaimana” dari evolusi,Karyanya yang mendalam atas kijing dan spesies lain membuat ide evolusi lebih bisa dicerna.
Sekitar 1.000 tahun sebelum Charles Darwin, seorang filsuf Muslim yang hidup di Irak, al-Jahiz, telah menulis buku tentang proses evolusi binatang.
Seleksi alamiah
Al-Jahiz menyebut proses itu sebagai sebuah proses natural,Nama asli filsuf itu sebenarnya adalah Abu Usman Amr Bahr Alkanani al-Bisri,Namun, sejarah mencatatnya sebagai al-Jahiz, ketenaran al-Jahiz hidup abadi dalam bukunya yang berpengaruh, Kitab al-Hayawan(Buku tentang Binatang).
Al-Jahiz lahir tahun 776 di kota Basra, Irak bagian selatan,Saat itu, gerakan Mutazilah yang mengutamakan akal ketimbang tradisi tengah berkembang di Basra,Ketika al-Jahiz lahir, Basra berada di bawah kepemimpinan khalifah Abbasid, Kala itu, karya ilmiah berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,Polemik tentang agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat yang terjadi pada era tersebut lantas membentuk pola pikir al-Jahiz dan belakangan membantunya mengembangkan gagasan ilmiah.
Kertas yang masa itu diperkenalkan saudagar China ke publik Irak turut menggenjot penyebaran gagasan, Al-Jahiz muda pun kemudian mulai menulis beragam topik,Ketertarikan al-Jahiz jatuh pada beberapa bidang, dari ilmu alam, geografi, filsafat, bahasa Arab, hingga sastra,Dia diyakini telah menulis 200 buku selama hidupnya, tapi hanya satu pertiga di antaranya yang kini dapat kita baca.
Buku tentang Binatang
Evolusi berjalan perlahan dan memakan waktu hingga beberapa generasi,Salah satu buku karangan al-Jahiz paling terkenal ini dirancang sebagai ensiklopedia yang memperkenalkan 350 jenis binatang,Melalui buku ini, al-Jahiz mengajukan gagasan yang sangat mirip dengan teori evolusi milik Darwin.
"Binatang bergelut untuk tetap bertahan hidup, menghindari pemangsa, dan untuk berkembang biak," tulis al-Jahiz.
"Faktor alam memengaruhi organisme mengembangkan karakteristik baru untuk bertahan hidup. Faktor itu mengubah mereka menjadi spesies baru," lanjutnya.
Al-Jahiz menjelaskan pula dalam bukunya, "Binatang yang berhasil berkembang biak bisa menurunkan karakter itu kepada penerusnya."
Menurut al-Jahiz, setiap mahkluk hidup di dunia berada dalam pergulatan terus-menerus untuk bertahan hidup,Selama itu pula selalu ada spesies yang lebih kuat dibandingkan yang lain,Demi bertahan hidup, binatang harus memiliki jiwa kompetitif untuk mendapatkan makanan, mencegah dirinya dimangsa, dan aktif bereproduksi,Keharusan tersebut secara alami mengubah satu spesies dari satu generasi ke generasi,Gagasan Al-Jahiz memengaruhi pemikir Muslim lain yang hidup setelahnya,Karya al-Jahiz dikonsumsi oleh al-Farabi, al-Arabi, al-Biruni, dan Ibn Khaldun.
Kontribusi dunia Islam terhadap teori evolusi bukanlah sesuatu yang tak diketahui para pemikir Eropa abad ke-19,Faktanya, ilmuwan seangkatan Darwin, William Draper, pernah berbicara tentang teori evolusi Mohammed tahun 1878,Bagaimanapun, belum ada bukti bahwa Darwin familiar dengan karya al-Jahiz, Tak ada pula yang mengetahui apakah Darwin memahami bahasa Arab,Penyelidik alam asal Inggris itu berhak menerima reputasi sebagai ilmuwan yang menghabiskan waktu bertahun-tahub menjelah dan meneliti alam,Darwin juga layak diakui sebagai penemu teori yang belum pernah ada sebelumnya, yang rincian dan kejelasannya mengubah cara kita memandang dunia.
Namun wartawan bidang ilmu pengetahuan, Ehsan Masood, yang membuat serial dokumenter untuk Radio BBC berjudul Islam and Science, menyebut kita harus mengingat orang-orang yang juga berkontribusi pada gagasan evolusi.
Kreasionisme
Massod berkata, teori kreasionisme yang menentang gagasan evolusi tidak muncul pada abad ke-9 di Irak ketika Baghdad dan Basra merupakan pusat ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam.
"Ilmuwan tidak menghabiskan waktu berjam-jam menguji kitab-kitab wahyu dan mencocokologikannya dengan pengetahuan empiris tentang alam," tulis Massod dalam koran Inggris, The Guardian.
"Sebaliknya, ilmuwan keluar rumah dan berusaha menemukan hal-hal itu dengan mata dan tangan mereka sendiri," lanjut Massod.