Tekanan Di Usia 21-24 Tahun: Hidup Segan, Matipun Tak Mau




Tekanan Di Usia 21-24 Tahun: Hidup Segan, Matipun Tak Mau - Hai, Teman.

Sebelumnya saya mau tanya, berapa umur kalian?
Mungkin, di antara kalian bahkan belum menginjak usia 21-24 tahun.

Semoga tulisan ini bisa sedikit membantu kalian untuk menggambarkan apa saja tekanan yang di rasakan seseroang di umur 21-24 tahun dan juga bisa mewakili mereka yang saat ini di usia tersebut.

Pertama, Sadar Diri.


Biasanya seseorang yang mulai menginjak usia 21-24 tahun, perlahan mulai sadar dengan dirinya sendiri, tentang apa saja yang selama ini telah dia capai.
Hal itulah yang membuat mereka semakin produktif, entah itu dalam hal pendidikan (jika kuliah) ataupun karir.

Mereka juga mulai menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dalam hidupnya.
Karena pada usia tersebut, jika menyinggung masalah masa depan sudah menjadi hal yang sangat serius.

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, angka-angka tersebut sangatlah mengerikan, di mana waktu terus berjalan dan kita semakin menua, lantas saja pencapaian yang telah kita capai? Hal apa saja yang telah berika terhadap orang tua?

Kedua, Ada Sedikit Rasa Sesal.


Mungkin hal ini dimiliki beberapa orang,
Tentang sebuah penyeselan yang terus mengusik kita di masa sekarang,

Seperti,

"Kenapa waktu sekolah dulu aku terlalu membuang banyak waktu untuk hal-hal yang tidak penting?"

"Kalau aku membiasakan berjuang dari dulu, mungkin semua akan terasa lebih mudah"

Seperti poin pertama, kita akan sadar dan kadang kesadaran itu sendirilah yang akan membawa sesal.
Andai saja kita tidak menyadari bahwa "Masa depan tidak sebercanda itu", Pasti kita lebih gigih belajar dan berjuang.

Tapi nyatanya takdir itu tidak semudah angan-angan kita sewaktu SMA,

"Nanti lulus, kuliah, kerja di perusahaan besar, dapat istri cantik, nikah, hidup bahagia selamanya"

Memang, sedikit ironis.
Tapi hidup tetap bejalan, kita tidak bisa terus terjebak dalam kubangan penyesalan.

Sedikit merubah haluan dan berusaha menjadi lebih berkulitas lagi adalah pilihan yang tepat, jika belajar itu tidak mengenal terlambat apalagi dengan kesuksesan?

Ketiga, Mulai Banyak Tanggung Jawab Yang Harus Terpenuhi.


Mungkin ini adalah fakta yang sedikit menyakitkan, tentang mulai banyaknya tanggung jawab yang harus terpenuhi, dari mulai diri sendiri dan keluarga.

Disamping kita harus menyukupi diri sendiri, kita setidaknya juga harus menyukupi keluarga, sedikit membantu orang tua atau bahkan membahagiakannya, belum lagi pasangan kita.

Sangat banyak, bukan?
Namun, pernahkah kalian sadar?
Dengan banyaknya tanggung jawab, justru membuat kita semakin bergerak, semakin berkembang dan semoga saja bisa menemui apa yang selama ini ingin kita capai.

Begitulah, terkadang harus ada pemicu agar kita tetap bergerak.