Pernah Sama-Sama Menjadi Negara Miskin, Mengapa Korea Selatan Lebih Maju Dari Indonesia?

 

Pernah Sama-Sama Menjadi Negar Miskin, Mengapa Korea Selatan Lebih Maju Dari Indonesia?


Pernah Sama-Sama Menjadi Negara Miskin, Mengapa Korea Selatan Lebih Maju Dari Indonesia? - Korea Selatan sebenarnya mempunyai sejarah penjajahan yang mirip dengan Indonesia,  sama-sama pernah dijajah Jepang, meskipun Korea dijajah Jepang lebih lama, sejak tahun 1910. Namun awal memulai pembangunannya tidak jauh berbeda, sama-sama berangkat dari negara yang baru merdeka, masih miskin, dan memulai pembangunan bangsanya setelah lepas dari kolonialisme. 

Tapi mengapa Korea Selatan melejit meninggalkan kita dan menjadi negara maju dengan tingkat kemakmuran yang jauh lebih baik? Korea Selatan menjadi salah satu negara yang dijuluki Macan Asia, tidak aneh kalau Korea Selatan kini menjadi negara yang diperhitungkan dunia. Kemajuan ekonomi Korea Selatan yang luar biasa cepat sering disebut pula sebagai keajaiban dari Sungai Han.

Anak-anak Korea selalu didorong untuk maju. Patokannya adalah Jepang. Anak-anak Korea didorong untuk memiliki impian mengalahkan Jepang. Harus lebih maju dari Jepang. Rupanya era penjajahan Jepang yang penuh penindasan sangat membekas di masyarakat Korea. 

Perasaan terhina, kalah dan dipecundangi tumbuh di hati masyarakat Korea. Jadi kalau anak-anak Korea ditanya impiannya? Mengalahkan Jepang! Jepanglah yang menjadi barometer kemajuan, karena orang Korea merasa harus lebih baik dari bangsa yang pernah menjajahnya. Bangsa Korea merasa sempat kehilangan harga dirinya, terpuruk dan kalah dan mereka harus bangkit.

Harapan kebangkitan ada pada generasi muda Korea untuk mewujudkan impian anak-anak Korea mengalahkan Jepang. Impian untuk mengalahkan Jepang ini konon yang membangkitkan gairah membangun masyarakat Korea seperti sekarang ini. Dengan jumlah  penduduk sekitar 55 juta (2018), Korea Selatan masih menikmati penduduk usia produktif yang lebih banyak. 

Padahal Korea Selatan memiliki sumber daya terbatas, namun mereka bangkit dan maju dengan kreatifitas dan inovasi. Mereka mengembangkan industri manufaktur seperti  elektronik, dan industri vital lainnya, mereka bangun sendiri, tidak mengandalkan pada harapan muluk-muluk transfer teknologi dari perusahaan multinasional.

 Mereka percaya kebangkitan harus mulai dari mereka sendiri. Dan jadilah Korea Selatan menjadi negara penghasil atau produsen teknologi tinggi, mulai dari barang-barang elektronik, otomotif, kapal laut, termasuk produk-produk smartphone yang melegenda. Ingat Samsung kan? Korea Selatan menjadi negara yang produktif dengan kemampuan daya saing yang tinggi.

Dari aspek budaya mereka menggali budaya mereka yang bisa diekspor untuk dinikmati masyarakat dunia. Mereka mengekspor K-pop, budaya pop Korea: Musik, tarian, film, dan ini luar biasa sukses.

 Banyak masyarakat Indonesia mulai dari remaja sampai ibu-ibu menggandrungi industri hiburan Korea, dari musik sampai film, menggantikan peran film-film Bollywood-nya India, atau film-film China Hongkong dan bahkan Jepang. Nama-nama artis Korea pun menjadi idola remaja kita.

Kini Korea Selatan telah menjadi negara industri baru yang menyaingi Jepang. Luar biasa. Apapun dari Korea Selatan kini bisa go internasional. Sebut juga kemampuan sepak bola Korea Selatan yang sudah menembus level piala dunia. Mereka berproses mulai dari negara yang diragukan kemampuannya sampai mendapat kepercayaan dan kehormatan.

 Alhasil, pertumbuhan ekonomi  tinggi dan pendapatan perkapita Korea Selatan masuk jajaran negara berpendapatan tinggi (negara maju), dan dicapai dalam rentang waktu usia Indonesia membangun. 

Pendapatan per kapita Korea Selatan menembus USD. 33.346 pada tahun 2018. Tapi ternyata kita berbeda jauh.

 Pendapatan per kapita Indonesia  masih disekitaran USD. 3.500. Korea Selatan telah menjadi negara maju dan kita masih dalam lingkaran negara berpendapatan menengah, yang kalau tidak hati-hati bisa terjebak ke dalam middle income trap (jebakan negara berpendapatan menengah – tidak naik status menjadi negara maju berpendapatan tinggi). Korea Selatan telah terbebas dari middle income trap, satu dari empat negara Asia yang berhasil melewatinya, setelah Jepang seperti Taiwan dan Singapura.

Cinta tanah air dan bangga dengan budaya Korea sendiri menjadi penyemangat bangsa Korea (Selatan) untuk membangun. Nasionalisme bangsa Korea tinggi, ini juga menjadi modal untuk membangun. Kiranya kita dapat belajar dari Negeri Ginseng ini, supaya jarak ketertinggalan kita semakin menipis.