Peristiwa Bersejarah Keruntuhan Tembok Berlin Jerman

 



Peristiwa Bersejarah Keruntuhan Tembok Berlin Jerman - Tahun 1945, berdasarkan perjanjian Postdam, wilayah Jerman dibagi menjadi 4 wilayah pendudukan, yakni wilayah pendudukan milik Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Uni Soviet. Wilayah milik AS, Prancis, dan Inggris pada perkembangannya kemudian bergabung pada tahun 1949. Wilayah Uni Soviet tidak ikut bergabung. Akhirnya wilayah Jerman terbagi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur. Jerman Timur milik Uni Soviet berhaluan K0munis, sedangkan Jerman Barat berhaluan Liberal-Kapitalis. 

Warga Jerman Timur banyak yang bermigrasi ke Barat. Sangat Banyak. Akhirnya pada 13 Agustus 1961, pemerintah Jerman Timur membangun sebuah tembok antara Berlin Timur dan Barat untuk menahan migrasi tersebut. Adanya Tembok Berlin tersebut membuat warga Jerman Timur merasa bahwa mereka seperti berada didalam kandang. Banyak terjadi demonstrasi di Jerman Timur agar gerbang tembok itu dibuka, walau pada akhirnya unjuk rasa itu tidak membuahkan hasil.

Pemimpin Jerman Timur, Willi Stoph melakukan kunjungan politik ke Jerman Barat pada tahun 1969 yang membuat ketegangan di Jerman Timur mulai mereda. Tahun 1972, ditandatangani perjanjian kerja sama ekonomi, politik, dan kebudayaan, walaupun penduduk kedua negara masih belum bisa untuk saling berkunjung.

Pada tahun 1981, kanselir Jerman Barat, Helmut Schidmit, melakukan kunjungan balasan dan menandakan perbaikan hubungan kedua negara Jerman ini. Lagi-lagi, perjanjian tidak menjamin kebebasan warga di dua negara untuk saling kunjung.

Pada 1980-an, Uni Soviet menghadapi masalah ekonomi. Jerman Timur yang merupakan wilayah kependudukan Uni Soviet ikut terdampak. Ekonomi merosot ditambah ketidakstabilan politik yang semakin memperburuk kondisi di Jerman Timur. Para warga disana kemudian membandingkan kondisi mereka dengan Jerman Barat yang ekonominya telah berkembang pesat. 

Akhirnya pada 4 November 1989, setengah juta warga Jerman Timur berdemonstrasi di Berlin Timur. Peristiwa ini disusul dengan bubarnya Kabinet Jerman Timur dan Politbiro Partai K0munis sebagai lembaga tertinggi di Jerman Timur.

Kemudian tanggal 9 November 1989, saat Perang Dingin mulai menunjukan tanda-tanda akan berakhir, juru bicara Partai K0munis Berlin Timur mengumumkan bahwa warga Jerman Timur bebas untuk melintasi tembok kapanpun mereka mau. Mendengar hal tersebut, warga Jerman Timur dan Barat berbondong-bondong datang ke Tembok Berlin. Mereka berteriak "Buka Gerbangnya!". Ada juga yang membawa palu dan beliung kemudian mulai menghancurkan tembok.

Tanggal 9 November 1989 akan selalu diingat oleh warga Jerman sebagai tanggal keruntuhan Tembok Berlin. Kegigihan warga Jerman untuk bersatu kembali membuahkan hasil. Setelah diadakan pertemuan Ottawa yang dihadiri menteri luar negeri dari 4 negara pemenang Perang Dunia II serta kedua menteri dari Jerman Barat dan Timur, pada bulan Februari 1990, 3 Oktober pada tahun yang sama, Jerman Barat dan Jerman Timur resmi bersatu.