Japan Gov invite for negotiate, Moscow-Beijing : Kuril belong to Russia and Diaoyu to China! - Tensi dikawasan Asia Timur kembali memanas. Tidak lain adalah masalah sengketa wilayah perairan dan kepulauan yang sampai saat ini belum benar" selesai, dalam kasus ini mempertemukan otoritas Russia & China melawan pemerintah Jepang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa, pasca Perang Dunia Ke-2 Jepang sendiri telah kehilangan bayak wilayahnya bukan ke tangan sekutu, melainkan dicaplok oleh beruang Polar & Panda.
Contohnya saja seperti sengketa Pulau Kuril yang jatuh ketangan Russia serta Pulau Diaoyu kepada China, motif atas tindakan yang dilakukan Moscow-Beijing bukan hanya sekedar mengirim pesan "Freedom Of Navigation" tapi juga ingin memberikan
opini kepada Dunia bahwa perairan Asia Timur tidak akan pernah ditinggalkan.
Yoshihiko Isozaki sebagai Wakil Kepala Sekretaris Kabinet mengatakan bahwa, pemerintah Jepang akan terus mengawasi rombongan kapal perang Russia & China secara ketat.
Para politisi Tokyo sendiri juga sadar bahwa jika membawa masalah ini kehadapan dewan PBB tidak akan terlalu berguna, karena baik Moscow maupun Beijing akan langsung memainkan peran Hak Veto dimana nantinya malah merugikan pihaknya sendiri.
Beberapa waktu lalu AU Jepang melakukan misi patroli udara dimana jika pada laporan sebelumnya terdapat 10 kapal perang dari Armada gabungan AL Russia & China kini naik menjadi 20 yang berlayar menyelinap melalui Selat Tsugaru dan jumlahnya bisa terus meningkat tergantung situasi kedepannya juga belum termasuk regu kapal selam yang ada.
Demi memberikan semangat serta perhatian khusus pada AL nya, baik Vladimir Putin & Xi Jinping memilih untuk tidak hadir dalam acara akbar COP-26. Tindakan seperti ini membuat emosi Biden terpancing lalu secara spontan sebut Moscow-Beijing tidak getle dan inkonsisten.
Hm bagaimana menurut kalian, apakah Jepang sebagai pihak yang kalah Perang Dunia Ke-2 lebih baik sadar diri tunduk kepada Russia-China atau sebaiknya tetap melawan tapi tanpa bertarung ?
Sumber:
-CNN, Reuters, RT, SCMP, CNBC Indonesia, VOA Indonesia, International Sindo News, Detik News & IDN Times.