7 Kasus Bunuh Diri Akibat Bullying yang Dilakukan Anak Dibawah Umur - Kali ini gue ingin explore 7 kasus bundir karena bullying sebagai pembelajaran buat kita semua untuk saling menghargai.
1. Rebecca Sedwick, 12 tahun, Amerika
Cewek asal Florida, Amerika, ini mengakhiri hidupnya pada 9 September 2013 setelah mengalami bullying di sekolah dan di social media selama satu tahun oleh dua orang teman ceweknya.
Bahkan Rebecca pernah disuruh minum pemutih pakaian. Rebecca sempat berhenti sekolah setelah mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadinya pada Desember 2012.
Sayangnya setelah masuk sekolah baru, kedua pem-bully itu terus mem-bully Rebecca lewat media sosial. Bahkan salah satu pelaku bully ngaku enggak menyesal melakukannya.
"Ya, aku mem-bully Rebecca dan dia bunuh diri. Tapi aku enggak mau tahu," tulisnya di Facebook. Kedua pem-bully Rebecca ini pun akhirnya ditahan oleh polisi.
2. Todd Loik, 15 tahun, Kanada
Todd mulai mengalami bullying di sekolahnya waktu kelas lima SD. Hingga akhirnya menjadi korban cyberbullying yang lebih parah sampai dia masuk SMA.
Todd sering menerima komen atau pesan berisi kata-kata kasar dan makian di media sosial atau pun lewat chat.
Karena sudah merasa putus asa menghadapi ini selama bertahun-tahun, cowok asal North Battleford, Saskatchewan, Kanada ini pun akhirnya bunuh diri pada 8 September 2013.
3. Hannah Smith, 14 tahun, Inggris
Siswa SMP asal Lutterworth, Leicestershire, Inggris ini ditemukan gantung diri di kamar tidurnya oleh sang kakak Jo Smith pada 2 Agustus 2013.
Hannah bunuh diri setelah mengalami cyberbullying di situs tanya-jawab http://Ask.fm/ Menurut Jo, dia dan Hannah awalnya sering main http://Ask.fm/, tapi Jo berhenti karena banyak internet troll yang mengirimkan pertanyaan menyakitkan bahkan menyuruh untuk bunuh diri.
Sayangnya Hannah terus menggunakan http://Ask.fm/ secara diam-diam. Padahal selama ini Hannah dikenal sebagai cewek cantik yang normal dan ceria.
4. Choi, 15 tahun, Korea Selatan
Siswa kelas satu SMA yang diketahui memiliki nama keluarga Choi ini bunuh diri dengan cara terjun dari apartemen tempat tinggalnya di daerah Gyeongsan pada 11 Maret 2013.
Kematian Choi ini bikin geger dan menyadarkan masyarakat juga pemerintah Korea soal bahaya bullying di sekolah.
Sebelum bunuh diri, Choi menulis surat sebuah surat yang ditujukan pada polisi.
Di dalamnya Choi menuliskan lima nama orang yang mem-bully-nya selama ini dan bercerita kalau sejak tahun 2011 dia telah mengalami kekerasan dan penghinaan secara fisik ataupun verbal di sekolah atau pun saat di luar sekolah.
Satu minggu sebelumnya, seorang cewek berumur 12 tahun asal Busan juga bunuh diri di hari pertamanya masuk sekolah karena takut akan kembali jadi korban bullying di sekolah barunya.
5. Hiroki, 13 tahun, Jepang
Setelah berbulan-bulan di-bully oleh tiga teman sekelasnya, Hiroki memutuskan mengirim pesan ancaman pada mereka. "Aku akan mati," kirim Hiroki.
Tapi, ancaman Hiroki itu ternyata dianggap sepele oleh ketiganya. "Ya, kamu memang harus mati," balas mereka.
Enggak lama setelah itu, Hiroki ditemukan meninggal setelah melompat dari lantai 14 apartemen tempat tinggalnya di Otsu, Jepang pada Oktober 2011.
Sebulan sebelumnya Hiroki sempat dipukuli dan ditendang dalam posisi tangan dan kaki diikat di kursi oleh ketiga pem-bully itu.
Bahkan Hiroki dipaksa memakan lebah mati dan mencuri dari sebuah toko. Sayangnya, setelah mengetahui kejadian ini, guru di sekolahnya cuma memberi peringatan lisan dan enggak melakukan tindak lanjut apa pun.
6. Linda 15 Tahun Di Indonesia
Linda, 15 tahun, seorang siswa kelas dua SMP di Jakarta, gantung diri di kamar tidurnya pada Juni 2006. Linda selalu diejek teman-temannya karena pernah enggak naik kelas sehingga mengalami depresi berat dan akhirnya bunuh diri.
7. Fifi Kurniasih 13 Tahun, Di Indonesia
Fifi Kurniasih yang baru berumur 13 tahun memutuskan buat gantung diri di kamar mandi rumahnya di daerah Bantar Gebang, Jakarta pada Juli 2005. Hal ini dilakukan Fifi karena enggak kuat menahan malu selalu diejek oleh teman-temannya sebagai anak tukang bubur.
Source: Grid.id
Dari kasus ini kita harus belajar untuk saling menghargai, hentikan budaya ikut-ikutan bullying dan mulai lah selamatkan mental-mental yang sedang mengalami kehancuran.