Arti Minal Aidin Wal fa-izin yang Sebenarnya - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, WhatsApp atau kotak pesan anda pasti mulai penuh dengan ucapan selamat lebaran.
Kalimat yang populer diucapkan yakni Minal Aidin Wal Faizin, lalu diikuti dengan kalimat 'mohon maaf lahir dan batin'.
Ada pula yang menuliskan kata-kata mutiara terlebih dahulu agar lebih menarik.
Banyak orang yang bertanya, apakah arti dari Minal Aidin Wal Faizin itu memang bermakna mohon maaf lahir batin atau bukan ?
Tahukah anda, ucapan Minal Aidin wal-Faizin bukan bermakna mohon maaf lahir dan batin.
Dirangkum dari berbagai sumber, kalimat Minal Aidin wal-Faizin terdiri dari beberapa penggal kata.
kata Min artinya 'termasuk', Al-aidin artinya 'orang-orang yang kembali', Wal Artinya 'dan', serta Al-faizin Artinya 'menang'.
Jika dimaknai secara harfiah, kalimat Minal 'Aidin wal Faizin dalam bahasa indonesia menjadi 'Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang'.
Ucapan minal aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya atau Salafus Salih.
Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya.
Sumber lain menyebutkan, Pada zaman khilafiah rasyidin, ucapan Minal Aidin wal-Faizin, digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal perang badar.
Jika dimaknai dalam konteks peperangan, akan berbunyi 'Semoga Termasuk dari Orang-orang yang Kembali (dari perang) dan sebagai Orang yang Menang (dalam setiap Perjuangan Islam)'.
Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini tidak akan dimengerti maknanya oleh orang Arab, dan kalimat ini tidak ada dalam kosa kata kamus bahasa Arab, dan hanya dapat dijumpai makna kata perkatanya saja.
Di dalam hadis pun tidak dijelaskan secara spesifik mengenai ucapan ini.
Justru, ada ucapan kalimat yang bisa digunakan saat di Hari Raya Idul Fitri yang sering dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri adalah Taqabbalallahu minna waminkum.
kemudian menurut riwayat, ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang yang dekat dengan zaman Nabi dengan kata-kata Shiyamana wa Shiyamakum.
Sehingga, bila digabungkan kedua kalimat itu, makan akan bermakna 'Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu'.
Lantas, bagaimana bila ingin mengucapkan permohonan maaf lahir dan batin dalam bahasa Arab?
Anda bisa mengucapkan As-alukal afwan zahiran wa bathina atau Kullu aam wa antum bikhair, yang berarti 'semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik.'.